Dareen dalam dilema, jika kedua orang tua itu terus bernostalgia bersama, itu akan membuatnya lebih tertekan daripada berurusan dengan hal-hal rumit di perusahaan.Ketika Dareen merasakan sakit kepala, matanya berbalik dan dia melihat Elijah yang berdiri di samping. Lalu, secercah cahaya melintas di matanya, ada harapan yang tidak bisa dijelaskan olehnya. Dareen tersenyum penuh kemenangan."Baiklah, jangan khawatir. Aku akan menemani kalian kali ini." Sambungan telepon pun akhirnya berakhir, Dareen menatap lekat-lekat ke arah Elijah dengan mata yang menyala seperti seekor serigala.Elijah merasa takut saat matanya menangkap sorot mata Dareen yang misterius. Kedua kakinya melemas dan dia terus melangkah mundur, mencoba menghindarinya.Dareen melangkah maju selangkah demi selangkah. Ketika Elijah mundur ke sofa dan seluruh dirinya akan jatuh ke dalamnya, pria itu meletakkan tangannya di depannya, memicingkan matanya ke arah Elijah.“Ada apa? bicarakanlah baik-baik.” Suaranya terkesan ta
Dareen telah membuat rencana. Pertama-tama, mereka akan pergi ke daerah wisata pemandangan taman yang lebih terkenal di pinggiran kota A di mana bisa terlihat gunung-gunung dan sungai-sungai yang indah dan sangat menarik di sana.Namun, Elijah belum pernah pergi ke sana. Nenek Lee kadang-kadang berbicara dengannya, dan dia juga terbata-bata, dia merasa tidak bisa mengimbangi pembicaraannya.Untungnya, Dareen selalu membantunya ketika dia sedang berada dalam suasana yang canggung. Dareen berusaha keras untuk membuat nenek Lee sangat bahagia agar dia tidak punya waktu untuk perhitungan terhadap masalah Elijah."Kamu tidak perlu terlalu gugup atau terlalu dibatasi. Katakan saja apa yang kamu pikirkan." Dareen mengambil kesempatan ketika kedua orang tua itu berjalan di depan dan mengambil tangan Elijah untuk menghiburnya.Telapak tangan Elijah telah banyak berkeringat, ini membuat sudut mulut Dareen memunculkan senyuman yang tidak bisa dijelaskan.Di perhentian kedua, mereka pergi ke Pant
Setelah makan malam, mereka tiba di homestay. Karena mereka melakukan perjalanan sendiri, mereka pun tidak memesan kamar terlebih dahulu. Tetapi, sekarang adalah musim puncak liburan sehingga banyak homestay yang penuh dan tidak ada kamar yang tersisa. Mereka telah mengunjungi beberapa homestay sebelum akhirnya menemukan sebuah homestay dengan kamar kosong, tetapi hanya ada dua kamar yang tersisa.Tidak ada keraguan bahwa nenek Lee dan kakek Lee akan tinggal sekamar, sedangkan pasangan suami-istri secara perjanjian itu juga secara alami akan tinggal sekamar.“Anggap saja kalian sedang berbulan madu,” Nenek Lee tersenyum dan menepuk pundak Dareen. “Aku juga sudah terlalu tua. Kamu harus menambah lebih banyak usaha, aku masih menunggu cicitku."Setelah nenek Lee selesai berbicara, dia menatap perut Elijah dengan penuh harap seolah-olah dia telah melihat cicit masa depannya.Wajah Elijah memerah dan dia tidak berani menatap langsung ke arah nenek Lee.“Kalian istirahatlah lebih awal.” Ka
Di tengah rintihan Elijah, dia mendengarnya begitu pilu, terdapat banyak luka di setiap rintihan kecilnya, selagi Elijah sibuk menenangkan dirinya. Dareen mendekat, dia segera memeluk Elijah dan mencoba membuatnya untuk tenang.Telapak tangannya yang yang besar mengusap lembut puncak kepala Elijah, suhu tubuhnya yang hangat sedikit memberikan kenyamanan bagi Elijah. perlahan dia mulai merasa tenang.“Ada apa? Kenapa ketakutan seperti ini? ceritakan padaku apa yang membuatmu takut.” Dareen bertanya secara perlahan, dia tidak ingin membuat Elijah tidak nyaman saat dirinya bertanya.Mendengar hal itu, seketika air matanya luruh, rasanya dia ingin membagi beban yang selalu menghantui dirinya. Elijah terisak di dalam dekapan Dareen. Dia sudah tidak memikirkan siapa Dareen dan apa hubungan keduanya.“Aku hanya terkejut, dan itu membuatku takut. Sangat takut hingga menghantuiku sampai saat ini. kejadian di masa lalu itu membuatku sangat takut. rasanya setiap ada pria yang menyentuhku rasanya
“Elijah, pejamkan mata, jangan takut.”Emilio melepas gengaman tangannya pada Ellijah, perlahan menatap langit merah yang sekan penuh dengan darah, dia menjatuhkan tubuhnya dari puncak gedung pencakar langit, sebuah kilatan cahaya melesat, kemudian terdengar jerit ketakutan Elijah, detik berikutnya, sebuah tubuh luruh bersamaan dengan darah yang merembes keluar memenuhi tubuhnya.Emilio bangun dari ranjang, wajahnya pucat, nafasnya berat dan cepat, kepalanya seperti meledak kesakitan. Satu tangannya mencengkeram kepalanya yang terasa sakit.Mimpi buruk yang sama, dia sudah mengalaminya selama enam tahun berturut-turut, lagi dan lagi, mimpi buruk yang berkepanjangan. Emilio memejamkan mata, saat membukanya lagi, mata yang gelap itu kembali menjadi jelas.Dia mengambil ponsel di samping ranjang, melihat jam, kemudian, mengangkat selimut dari tubuhnya dan bangun dari tempat tidur.Dia menuruni tangga, di ruang tamu di lantai satu, Jesslyn duduk di sofa kayu solid putih sambil menonton T
Lokasi pertemuan yang disepakati di hotel kelas atas yang sudah berdiri sejak dua tahun terakhir dan masih anak perusahaan Xavier Group, maksud dari orang tuanya, setelah mereka bertunangan, memindahkan hotel tersebut ke nama Kylie, hotel itu dianggap sebagai hadiah pertunangan.Hadiah pertunangan yang begitu besar, adalah untuk menunjukkan rasa hormat kepada pihak wanita.Meskipun Jesslyn merasa Kylie tidak cocok dengan putranya, tetapi Emilio bersikeras melakukan ini, meski dia tidak berdaya, tidak pernah berpikir untuk memperlakukan anak perempuan orang lain dengan tidak baik.Saat Emilio mengendarai mobilnya ke hotel, Earnest dan Jesslyn, dan keluarga Davies juga sudah tiba.Orang tua Kylie sudah bercerai saat dia masih kecil, hari ini yang hadir adalah ibu dan pamannya.Ini bukan yang pertama kalinya Kylie bertemu dengan Earnest dan Jesslyn suami istri, meski statusnya sangat istimewa, tetapi sangat ramah. Mungkin karena dibesarkan dalam keluarga dengan orang tua tunggal Kylie se
Topik serupa ini, Emilio telah mengatakannya lebih dari ratusan kali.Di awal permulaan, Emilio telah mengatakannya dengan sangat jelas, dia tidak mencintainya, di masa depan juga tidak akan mencintainya. Tapi Kylie bersikeras ingin berada di sampingnya dan mau menerima Stela.Emilio tidak berkata lagi, kemudian menutup telepon.Lalu, orang yang bertanggung jawab atas hotel mengetuk pintu dan masuk, meletakkan setumpuk data di depannya, ini adalah statistik aset hotel. Awalnya, ingin menyerahkan kepada Keluarga Davies.“Presdir, dokumen yang kamu butuhkan sudah selesai dan dikemas.”Emilio meliriknya, “Bawa pergi, aku tidak membutuhkannya lagi.” Selesai berkata, dia memadamkan rokok di tangannya, mengambil mantel dan pergi.Pada malam hari, langit berangsur-angsur menjadi gelap. Langit tampak gelap tanpa bintang satu pun, sungguh gelap tanpa pencahayaan.Lampu jalan menyala di kedua sisi jalan, mobil Cadilac Escalade hitam melaju di jalan tanpa tujuan, tanpa sadar, melewati jalan panj
Dokter Regan adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam yang juga seorang direktur rumah sakit di kota B. Dulu saat di universitas dia selalu menjadi pesaing Emilio. Entah itu dalam nilai, kepopuleran ataupun percintaan. Regan memiliki seorang kekasih tapi kekasihnya ternyata lebih mencintai Emilio. Keduanya pernah bertengkar dalam memperebutkan seorang wanita.Setelah perdebatan dan perang logika akhirnya Regan pun merelakan kekasihnya untuk bersama dengan Emilio. walau menyakitkan tapi dia berusaha melepasnya demi kebahagiaan kekasihnya.Keduanya selalu dikaitkan satu sama lain. Hingga akhirnya Regan menjadi seorang dokter yang sangat sukses sedangkan Emilio menjadi pebisnis yang andal.Sebastian harus mengagumi sebuah kenyataan bahwa para dokter benar-benar memiliki kemurahan hati dan bertoleransi.Ketika bertemu dengan saingan, bukan hanya tidak cemburu, tapi setelah melakukan pemeriksaan, malah mengobrol dengan Emilio.“Anak kalian seharusnya sudah berusia lebih dari lima tah