Seperti yang dikatakannya. Tidak ada yang lebih disesali daripada hati yang telah putus asa. Emilio selalu berharap hatinya telah mati rasa dan tidak peduli pada apa pun lagi. Sampai saat ini, dia baru tahu bahwa dirinya sama sekali tidak dapat melakukannya. Emilio selalu merindukannya dan tidak dapat menikah dengan wanita lain.Mungkin apa yang Jesslyn katakan benar, pernikahan seperti ini hanya akan mencelakai orang lain dan dirinya sendiri.“Kylie, pernikahan seperti ini tidak adil bagimu, lupakan saja.” Emilio berkata padanya dengan dingin.“Mengapa harus Begitu? kamu telah berjanji padaku akan menikah denganku!” Kylie sangat kesal, apa yang dia inginkan telah berada di depannya. Tapi Emilio tiba-tiba membatalkannya begitu saja.Bagaimana mungkin Kylie dapat menerimanya, “Emilio, kamu tidak ingin menikah denganku, apakah karena syarat yang disebutkan ibuku?Dengarkan penjelasanku, dia bukan orang yang suka memeras, dia hanya karena mengkhawatirkan putrinya sendiri.Aku tidak mengi
Griselda tertawa dengan acuh tak acuh, dia memang ingin melihat Elijah yang begitu tak berdaya. Siapa suruh wanita ini menjadi pusat perhatian yang bahkan dipuji oleh Jeane? Bagaimana dia bisa membiarkan wanita masam ini untuk mencuri perhatiannya?"Kalau begitu, tanyalah kepada mereka semua apakah ini masuk akal untuk harga lima ratus juta. Pakaianku ini didesain oleh perancang Prancis terkenal. Sekarang kamu merusaknya dengan segelas anggur merah, biaya lima ratus juta bahkan sudah termasuk sedikit.""Ya, permintaannya sangat masuk akal." Timpal wanita yang berdiri di dekat Griselda. Suara mereka semua bergema. Meskipun disiram dengan anggur merah hanya sebuah masalah sepele, tetapi mereka tetap harus menyelesaikannya. Siapa suruh Elijah mencuri perhatian mereka dan mempelajarinya dengan begitu cepat. Kalau saja dia benar-benar menikah dengan orang kaya, lantas peluang mereka akan menjadi lebih kecil."Kalian..." Elijah menatap orang-orang ini dengan marah. Jelas-jelas orang-orang i
Elijah juga sudah tidak ingin berdebat dengannya lagi, lagipula menghadapi orang sepertinya harus menggunakan cara lain.“Baik, kalau begitu, aku akan lapor polisi. Mereka pasti bisa menyelesaikan masalah ini.” ungkapnya.“Kamu...” Griselda dia menunjuk ke arah Elijah, tidak menyangka Elijah tidak bisa dibodohi, dan berani bermain lebih ekstrim.“Menyerahkan semuanya untuk diselesaikan oleh polisi, menurutku kamu pasti tidak ada masalah kan?” Elijah mengambil ponselnya seolah mau menelepon polisi, dan Jeane di sebelahnya yang melihat ini, langsung mengeluarkan suara membantu Griselda yang semakin terdesak, “Diora, kamu dan Griselda kan teman sekolah, kenapa harus membuat semuanya menjadi semakin rumit? Bukankah sebaiknya salah satu orang mundur, dan mengalah...”Belum selesai Jeane bicara, Elijah tersenyum sinis, tanpa belas kasih menjawabnya, “Miss, kamu tadi tidak menyuruh kami berdamai. Malah memaksaku untuk menggantinya uang, kenapa sekarang malah berubah, kamu begini tidakkah ter
Elijah yang sudah selesai mencuci piring termangu, dia memiringkan kepala melihat dua orang yang bermain lego di ruang tamu, dia seketika mengerti, Dareen hari ini tidak berencana pulang.Mereka ini hanya sepasang suami istri palsu, Elijah sangat takut jika suatu saat nanti dia akan menaruh hati pada Dareen, dia tidak ingin melukainya. Tapi di satu sisi dia juga enggan kembali. Semua pikiran yang ada di kepalanya itu membuatnya frustrasi.Ia menatap Ezy yang begitu bahagia kala bersama Dareen, tapi detik berikutnya dia kembali murung. Yang namanya palsu tetaplah palsu, semakin mereka berhubungan mungkin semakin erat juga ikatannya. Dan di saat itu tiba Elijah khawatir jika nantinya Ezy akan terluka saat kontrak antara dirinya dan Dareen berakhir.Dan juga Dareen yang berada di dekatnya sudah membuatnya pusing. Karena laki-laki ini suka sekali mempermainkan dan menggodanya. Mengingat kejadian tadi. Saat dia di tahan di sudut dinding, wajah Elijah seketika berubah menjadi merah lagi.“T
Pagi hari, ruangan direktur perusahaan D&D Hitechnology terlihat suram.Asisten berdiri berdampingan dengan rasa ketakutan, dia takut bisa tidak sengaja menyentuh Alicia yang bisa meledak kapan saja.Alicia melihat dokumen perencanaan yang belum tersusun di tangannya, tetapi di dalam otaknya berputar adegan Dareen dan Elijah yang bersama, dia dengan marah merobek dokumen perencanaan di tangannya dengan begitu kejam.“Direktur, tenangkan dirimu!” Asisten sibuk menyodorkan teh padanya, bermaksud menenangkannya, menekan amarah yang kian memuncak.“Singkirkan, aku kalau ingat wanita murahan itu rasanya mau meledak, Dareen bisa-bisanya didapatkan olehnya, dan dia bisa-bisanya terus melindunginya.” Dareen semakin memikirkannya semakin kesal, dia dengan kesal berdiri, dia tidak bisa membiarkan wanita itu terlalu bangga akan semuanya.Alicia menatap dingin asistennya bertanya, “Paman dan bibi Lee, mereka kenapa belum pulang?”Asisten dengan ragu menjawab, “Dengar-dengar awalnya akhir bulan in
Wajah Alicia tidak langsung berubah hanya karena mendengar perkataan Marine yang tiba-tiba baik itu, dia dengan suara dingin bertanya, “Kamu kenapa tiba-tiba berubah jadi baik?”Marine menghela nafas, menggigit bibirnya seraya berkata, “Jangan begitu, kita kan teman baik. kalau kamu dalam keadaan tidak baik, aku tentu saja harus datang membantumu.” Marine mengulas senyum ke arah Alicia.Alicia hanya diam tidak meresponnya dan tersenyum dingin. Marine juga sepertinya tidak terlalu memikirkannya, dia mengangkat tangan melihat jam, lalu tertawa, “Ya sudah, aku juga sudah waktunya pulang, lain hari baru datang lihat kamu lagi.” Marine pun pergi meninggalkan Alicia.Asisten melihat wajah Alicia yang muram, memberanikan diri untuk bicara, “Direktur, sebenarnya apa yang dikatakan nona Marine ada benarnya...”Belum selesai ucapannya, sebuah tamparan keras melayang ke arahnya, asistennya seketika terkejut, walaupun temparamen Alicia jelek tapi dia sangat jarang memukul orang.“Direktur, apa ya
Suasana di dalam kelas sungguh terasa canggung bagi Elijah. dia merasa semua mata di sekitarnya menatapnya dengan cemburu, jengkel dan marah. Elijah merasa seperti ada duri di belakangnya dan berharap waktu bisa lebih cepat berlalu dan dia bisa melewati kepahitan ini sesegera mungkin.Elijah sangat menyesal tapi dia tidak bisa merubah keadaan saat ini, dia hanya bisa menunggu kelas selesai, dan berusaha tidak memperhatikan tatapan Geofrey yang sesekali jatuh pada dirinya.Setelah menyelesaikan kelas, Elijah akhirnya bisa menghela nafas lega, tetapi saat ingin keluar dari pintu kelas, melihat Geofrey dikelilingi sekelompok wanita, mereka semua tiba-tiba menjadi rajin belajar dan menanyai Geofrey banyak pertanyaan, merekabersaing untuk mendapatkan perhatian darinya.Elijah ingin pergi, tetapi dihentikan, ia di panggil oleh Geofrey, “Diora, tunggu, ada yang ingin kukatakan padamu.”Pada saat berikutnya, semua mata itu menatapnya lagi, Elijah merasa bahwa hari-hari setelah kelasnya ini ti
Marine membuka pintu mobil Maserati merahnya, Ezy sedikit berwajah dingin saat masuk ke dalam. Dia juga tidak terlalu bersuara, duduk dengan tenang di kursi belakang.Entah mengapa dia sedikit tidak menyukai perangai Marine. Dia merasa jika dia hanya mendekati ibunya dengan maksud tertentu. Ezy sedikit kesal ketika Elijah masih berbincang di luar bersama dengan Marine.“Bu, bukankah kita akan pergi?” nada suaranya terdengar kesal.Elijah menghela napasnya lalu berkata. “Iya... iya,” Elijah pun masuk ke dalam mobil berbarengan dengan Marine.Mobil meluncur melintasi jalanan kota yang sedikit padat, gemerlap lampu gedung di malam hari sungguh memanjakan mata.Melalui kaca spion, Marine melihat ibu dan anak yang tengah duduk tenang, sindiran dari matanya terlihat semakin dalam dan selama anak kecil itu ada, keluarg Lee pasti tidak bisa mentolerir wanita itu, dan perceraian hanya tinggal masalah waktu saja.Teringat saat dia dan Arthur Sheng sama-sama belajar di universitas, dan dia yang