“Kak Rayn, apa maksudmu? aku tidak sakit!” Seika memang tidak terlalu pintar, dan ditambah dengan tamparan Aaron, membuatnya tambah bingung. Tapi nyonya Briar tidak bodoh, dia segera mengerti. Rayn ingin mengirim putrinya masuk ke rumah sakit jiwa. Di rumah sakit jiwa, selain dokter sisanya adalah orang gila, selalu bersama pasien yang sakit mental, orang normal juga akan menjadi gila jika tinggall bersama dalam lingkungan rumah sakit jiwa. Seika menghancurkan pernikahan Rayn dan Areum, nyonya Briar tahu Rayn tidak akan melepaskannya, tapi dia tidak menduga Rayn begitu kejam. Dia memeluk Seika, dan berkata pada tenaga medis dengan gelisah. “Putriku sangat normal, tidak ada masalah apapun. kalian silakan pulang.” “Mungkinkah orang normal akan ribut di pernikahan orang lain? menurutku, Seika Briar harus diperiksa baik-baik.” Aaron menyindirnya. “Aaron, tutup mulutmu!” Setelah menjerit, nyonya Briar memegang koper dan menggandeng Seika turun dari tangga, “Seika, pergi bersama ibu.
Malam semakin larut, dari balkon kamar bisa melihat derasnya air hujan yang terpantul cahaya lampu di luar sana. Hening. Dingin membangkitkan hawa tersendiri di dalam kamar ini.Rayn juga kembali ke kamar menyusul Areum, dia melihat Areum sudah berbaring di ranjang, dengan punggung menghadapnya. Rayn berbaring di sebelahnya, dan mematikan lampu tidur.Ruangan tiba-tiba menjadi redup dan sunyi.Dalam cahaya redup, Rayn menatap punggung Areum yang kurus dengan tatapan tenang, lalu mengulurkan tangan.Namun, begitu telapak tangan Rayn menyentuh bahunya, Areum langsung merespons dengan ganas.“Jangan menyentuhku!” Areum duduk dari ranjang, meringkuk tubuhnya, duduk bersandar di kepal ranjang.Rayn mengerutkan kening menatapnya, ada pandangan terluka dalam matanya. Areum tidak menatapnya, membungkus diri dengan selimut dan turun dari ranjang.“Mau pergi ke mana?” bertanya, suaranya agak suram.“Aku merasa kita sebaiknya tidur berpisah saja.” selesai berkata, Areum turun dari ranjang, tapi
“Tapi...” baru saja kata-kata Elijah terucap dan belum sempat menarik tangannya, tiba-tiba Emilio sudah menarik Elijah dengan sekuat tenaga hingga masuk ke dalam pelukannya.Kedua tubuh mereka menempel begitu dekat. Emilio hampir mencium dengan serakahnya kelembutan dan wangi manis wanita yang hanya ada pada tubuh Elijah. Tenggorokan Emilio menegang, bahkan dia sampai bisa mendengar degup jantung di dadanya yang melompat-lompat tidak karuan, berteriak dengan gilanya di dalam diri menginginkan Elijah.Hasrat dalam tubuhnya yang sudah lama ditahannya membara lagi, berubah menjadi semakin tak terkendali. Tatapan mata Emilio yang menggelap dan begitu dalam menatap tajam ke bibir cemberut Elijah, dia merasa bibir Elijah begitu indah dan lembut bagaikan bunga yang mekar.“Suamiku sebenarnya kamu kenapa? Apa perlu pergi ke rumah sakit...” Elija memandangi Emilio dengan sangat cemas. Belum sempat dia menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba pria di depannya menciumnya dan mendorongnya ke sofa.Ciu
“Memangnya kenapa?” Areum kembali bertanya karena kebingungan. Dari yang dia tahu jika Elijah adalah wanita beruntung yang dapat menikah dengan tuan muda Xavier.“Hari di mana pertemuan Emilio dan Elijah terjadi adalah di atap hotel tempat Elijah bekerja dan juga milik Emilio. saat itu Elijah baru saja mengalami pelecehan. Tubuhnya penuh luka, wajah pun sudah sangat berantakan.Saat itu, saat aku diminta datang ke mansionnya aku kebingungan. Karena biasanya Emilio tidak berbuat hal keji dengan memukuli wanita. Melihat tubuhnya begitu hancur, dan dipenuhi banyak luka membuatku berpikir jika Emilio benar-benar brengsek.Awalnya dia tidak ingin memedulikannya tapi pada akhirnya, dia merawatnya, melindunginya, menikahinya hingga akhirnya dia menerima anak hasil perkosaan itu bagaikan anak kandungnya sementara Elijah yang trauma karena kejadian itu membenci anak yang tidak berdosa itu.” Rayn menghela napas beratnya mencoba melanjutkan ceritanya lagi.“Aku tidak habis pikir padanya, dia men
Di dalam kamar, jam sudah menunjukkan pukul 19:00 malam, Elijah begitu lahap memakan bubur yang dimasak langsung oleh Emilio. raut wajah kebahagian terlukis dengan jelas di sana. Elijah meletakan mangkuk buburnya, menatap Emilio dengan tatapan tenang, lalu berkata, “Kenapa tidak makan?” “Aku?” Emilio menunjuk ke arahnya sendiri. “Aku bahkan sudah kenyang hanya dengan melihatmu makan.” “Seharusnya kamu juga makan,” Elijah sedikit menekuk kepalanya. Emilio langsung mengulurkan tangannya, lalu mengangkat dagu kecil itu hingga wajahnya menengadah. Melihat wajah tampan Emilio yang tampan dan berkarisma itu, matanya yang indah seakan menghipnotis Elijah tanpa bisa berkedip. Sejenak posisi keduanya begitu intim. Kepala Emilio kian mendekat seakan mendaratkan ciuman di bibir tipisnya yang merekah bagaikan bunga yang bermekaran. Elijah memejamkan matanya, bersiap menerima sentuhan Emilio. napasnya yang maskulin itu terkesan lembut kala menyentuh kulit pipinya. Seketika harapannya buyar ke
Di saat Elijah terbangun, ia mendapati Emilio tidak ada di sampingnya. Ia berusaha bangun dari tidurnya dan melangkah ke luar kamar, mencoba mencari sosok suaminya, Emilio. saat dia sudah berada di lantai bawah dia tidak melihat siapa pun.Joseph menghampirinya lalu bicara padanya. “Nyonya, Anda sudah bangun. Tuan muda sudah pergi ke kantor, tuan berpesan agar nyonya beristirahat di rumah.”Elijah berjalan malas ke sofa yang ada di ruang tamu. Wajah yang tadinya bersinar kini redup begitu saja. Elijah malas ia membaringkan tubuhnya di atas sofa panjang. Sudah sejam sejak dia turun ke lantai bawah, diam di tempat hingga suara Stela membangunkannya.“Ibu,” suara ceria itu terdengar di telingannya. Elijah bangkit, melihat Stela telah berada di sampingnya.“Ibu, kenapa belum mandi? Padahal aku ingin ibu mengantarkan aku ke sekolah.” Stela bicara dengan nada memelas.“Baiklah, ibu akan mengantarmu.”“Nyonya makanan sudah siap silakan.” Joseph memanggilnya untuk sarapan pagi.Sebelum pergi
Eito menarik Emilio dengan buru-buru tapi sayangnya, Emilio menghindarinya melihatnya dengan pandangan sangat jijik.“Aku tidak punya waktu untuk menemanimu ribut seperti ini.”Pada saat ini, sebuah kilat bersinar begitu saja di langit di luar jendela. Suara guntur sudah bergemuruh dengan kerasnya. Seluruh kota sudah mendung terus sampai sekarang. Hujan pun mulai turun.Hujan deras mengguyur dan jatuh dari langit yang gelap.Elijah baru saja keluar dan tidak membawa payung. Hati Emilio terus memikirkan dan khawatir dengan keadaan Elijah apalagi dia tengah mengandung. Emilio tidak mengerti kenapa tiba-tiba Elijah tiba-tiba gemetar hebat saat bertemu dengan Eito. Padahal ini bukan kali pertama dia bertemu dengannya.Eito sengaja menghalangi Emilio dan tidak mau pergi dari hadapannya. Eito benar-benar minta dihajar dan dihancurkan.“Eito, aku tidak tahu apa tujuanmu. Tapi aku sarankan kamu berhenti sampai sini saja.Kamu sudah menginjakkan kaki di wilayahku. Jika kamu terus seperti ini
Nyonya Xavier, hilang selama tiga jam. Walaupun kabar ini telah disembunyikan sebaik-baiknya tapi setengah kota telah dikerahkan untuk mencari sosok Elijah.Seiring berlalunya waktu, Elijah masih belum ditemukan dan suasana hati presdir Xavier semakin dingin bahkan ketika Sebastian berbicara kepadanya, rasanya ada aura yang begitu dingin memancar. Karena gang itu sangat kotor dan berantakan jadi polisi itu berhasil menangkap sopir taksi itu setelah hampir tiga jam mencarinya. Kemudian, sopir taksi itu pun ditangkap dan dibawa masuk ke kantor polisi.Polisi kriminal paling berpengalaman di kota ini bertanggung jawab atas interogasi ini. Sementara Emilio dan Sebastian dan yang lainnya duduk di ruang pemantauan yang berada di sebelah. Kepala polisi kota terus menemani di samping Emilio."Ada banyak klub malam di bawah tanah di gang itu. Pria ini ditangkap ketika sedang di ranjang dengan seorang wanita muda.Kami juga membawa wanita muda itu untuk memberi kesaksian. Mereka berdua sudah ke