Share

Bab. 168

Elijah berjalan keluar kamar, saat akan menuruni anak tangga ia melirik ke arah pintu ruang kerja Emilio yang tidak tertutup rapat. Ditatapnya sejenak lalu ia berpikir sembari mengelus perutnya.

“Sepertinya ayahmu sudah kembali menggilai pekerjaannya, ayo kita buatkan kopi untuknya.” Elijah tersenyum lembut.

Lampu ruang tamu telah mati, begitu pula lampu di area dapur, ia melirik sekilas jam dinding antik yang cukup besar menghiasi sudut ruang tamu. Di sana menunjukkan pukul 00:05 tengah malam. Ia menghela napas lalu menyalakan lampu dapur, yang tadinya gelap kini sudah terang benderang.

Elijah membuka kulkas, berharap ada sedikit cemilan untuknya, karena makin hari dia sudah mulai kelaparan saat tengah malam, dan selalu terbangun untuk sekedar mencari cemilan. Di saat dia membuka pintu satunya ia tercengang dengan apa yang tersimpan di sana, senyuman manis itu terukir indah di wajahnya.

"Kamu benar-benar perhatian,” batinnya.

Entah kenapa air mata jatuh tak terkendali, air mata memen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status