Sepeda listrik merek Qiyoda itu berhenti dengan gagah di pinggir jalan.Petugas keamanan yang berjaga di pintu masuk tercengang. Dia terkejut melihat Shinta yang datang bersama TeguhNona mereka yang kabur beberapa hari lalu, tiba-tiba kembali dengan sepeda motor listrik ...Seleranya agak lain.Petugas keamanan itu tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke arah Teguh. Dia penasaran pria seperti apa yang membuat nonanya begitu terpesona. Namun, dia dibuat bingung setelah melihat Teguh.Pria ini terlihat biasa saja, tidak ada yang istimewa darinya ...Ah, mungkin sudah jodoh ya.Shinta menggandeng lengan Teguh dan masuk ke ruang tamu rumahnya.Di ruang tamu sudah ada banyak orang.Dengan cepat, Teguh bisa mengenali semua orang yang duduk di sana berdasarkan informasi yang diberikan oleh Shinta selama di perjalanan.Dia menatap seorang pria paruh baya yang duduk di sofa. Dia memiliki wajah yang tegas dan terlihat agak berwibawa. Mungkin beliau adalah ayah Shinta, Feri Bramantyo.Lal
Shinta hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah.Hisyam dengan cepat mendapatkan kembali kepercayaan dirinya. Dia pura-pura tidak peduli dan berkata, "Paman Feri, nggak apa-apa. Aku bisa mengubah apa pun sesuai dengan kemauan Shinta."Anak ini.Benar-benar sangat pengertian dan tulus.Feri dan Lili, semakin dilihat semakin bangga pada Hisyam."Kita sudah terlambat."Hisyam lagi-lagi memperlihatkan Vacheron Constantin miliknya dengan bangga, lalu berkata dengan angkuh, "Paman Feri, Bibi Lili, saya telah memesan tempat di Hotel Nagara, mari kita pergi ke sana untuk makan bersama."Hotel Nagara!Itu adalah hotel bintang enam yang sangat mewah!"Iya, mari kita ke sana!"Seketika, senyuman cerah tersungging di bibir Feri. Dia berkata, "Hisyam perhatian banget ya."Sesampainya di Hotel Nagara.Mereka masuk bersama-sama.Begitu masuk ke dalam, Lili memperhatikan semua kemegahan hotel itu dan memujinya, "Dekorasi hotel bintang enam ini memang bagus, sangat mewah, sangat berkelas ..."Dia sibu
Di dalam ruang perjamuan."Paman Feri, Bibi Lili, silakan duduk!"Peristiwa sebelumnya membuat Hisyam merasa posisinya seperti di atas awan. Dia merasa senang karena berhasil mendapatkan perhatian penuh. Begitu masuk ke dalam ruangan, dia langsung menyambut semua orang.Feri dan Lili saling bertukar pandang, lalu duduk berdampingan di sekitar meja bundar yang besar.Dengan begitu, ketika Hisyam duduk di depan mereka, Shinta hanya memiliki dua pilihan tempat duduk yang tersisa, baik di sebelah kiri atau di sebelah kanan Hisyam.Keduanya akan duduk bersebalahan.Bisa dibilang, kedua orang ini telah mempersiapkan tempat duduk itu untuk Hisyam.Namun yang terjadi adalah ..."Teguh, duduk di sini yuk!"Shinta mengajak Teguh duduk di seberang orang tuanya, tepat di tempat yang sebelumnya sudah dipersiapkan untuk Hisyam.Setelah itu, Shinta langsung duduk di sebelah kiri Teguh, menyisakan Hisyam yang bingung harus duduk di mana.Wajah Feri dan Lili langsung muram."Shinta, kamu hari ini kenap
Dia teringat satu hal lagi.Teguh pernah pergi ke Negara Serenara, tepatnya di Kota Baru. Di sana, ada seorang pangeran yang terkena penyakit langka. Seluruh dokter terkenal di seluruh dunia tidak ada yang bisa mengobatinya.Kebetulan Teguh berada di sana dan membantu mengobati pangeran itu.Setelah dia berhasil mengobati pangeran, negara itu langsung memberikan sebuah pulau kepada Teguh.Sayangnya, Teguh tidak memiliki waktu untuk mengurusnya sendiri. Jadi, Teguh memilih untuk membiarkan mereka mengembangkannya dan hanya menerima keuntungan saja setiap tahunnya.Setiap tahun, Teguh bisa mendapat keuntungan ratusan triliun dari tambang minyak dan pulau tersebut.Termasuk dari harta rampasan perang di medan perang barat dan hadiah dari para konglomerat yang ingin menyenangkannya. Selain itu, masih ada keuntungan dari saham perusahaan dan bisnis lainnya …Banyak sekali.Apabila ditotal, seharusnya kekayaannya sudah lebih dari dua triliun …"Paman Feri, Bibi Lili, membangun karier tidak s
Shinta dengan cepat mengejar Teguh."Hei, kenapa kamu jalannya cepat banget, sih?"Shinta teringat Teguh yang melihat ponselnya tadi, dia kemudian bergurau, "Kamu mau kencan dengan wanita cantik, ya?"Teguh tidak menengok sama sekali dan menjawab, "Kamu benar, aku memang harus pergi menemui seseorang.""…"Tiba-tiba Shinta merasa hatinya panas. Dia cemburu. Namun, karena rasa ingin tahunya tinggi, dia tetap bertanya, "Siapa yang mau bertemu denganmu?"Teguh dengan santai mengucapkan sebuah nama, "Aku mau menemui Handaru Tafan.""Barusan kamu bilang siapa?"Shinta tertegun sejenak, lalu dia menjerit dengan suara yang sangat keras.Dia menghentikan langkah Teguh. Dua mata besar indahnya menatap pria itu dengan ekspresi tidak percaya, "Apa maksudmu, kamu akan bertemu Handaru Tafan?""Eh ... Itu Pak Tafan yang disebut sebagai 'Dewa Dunia Keuangan', Handaru Tafan?""Iya."Teguh berpikir sejenak, lalu mengoreksi ucapan Shinta, "Lebih tepatnya, dia yang datang untuk menemuiku. Sayangnya aku n
Jovin menyadari bahwa Raja Serigala sudah tidak ada di sini.Dia merasa cemas dan gelisah, apa dia telah mengabaikan Raja Serigala?Dalam sekejap.Baju yang dia gunakan basah kuyup oleh keringat dingin. Dia merasa sangat takut."Akhirnya kamu datang juga."Hisyam berniat menunjukkan posisinya dengan angkuh. Kemudian dia berkata, "Letakkan winenya di sini saja, kamu bisa pergi."Ucapannya seolah-olah dia adalah raja di ruangan ini.Jovin tersenyum sinis. Dia menunjuk kursi Teguh dan dengan cemas bertanya, "Pria yang tadi duduk di sini, dia pergi ke mana?""Dia?"Tanpa menunggu jawaban dari Hisyam, Feri berkata dengan cuek, "Orang nggak berguna itu sudah pergi. Nggak perlu khawatir, dia tidak meminum wine ini sedikit pun, jadi tidak akan terbuang sia-sia."Pergi begitu saja?Orang nggak berguna?Orang nggak berguna?!!!Berani-beraninya dia menyebut Raja Serigala sebagai orang yang nggak berguna?Dan dia dengan sombongnya, bahkan tidak membiarkan Raja Serigala minum wine setetes pun!BUK!
Orang tua ini ..."Aku datang makan di restoran ini cuma untuk memberinya penghormatan. Bisa-bisanya dia masih memintaku membayar!" gerutu Hisyam sembari mencaci Jovin.Kalau bukan karena harus bergegas menemui Handaru Tafan, dia pasti akan membuat Jovin menyesal."Berapa totalnya?"Hisyam melirik ke arah kasir dengan tatapan acuh tak acuh.Hanya makanan biasa, pasti tidak butuh banyak uang. Dia hanya sedikit menyesal tidak bisa memamerkannya di depan Feri dan Lili.Namun, dia tidak memedulikan hal itu."Tuan, total tagihan yang harus Anda bayarkan sebesar …"Kasir melihat ke bagian bawah kertas tagihan dan berkata dengan jujur, "285.438.000. Saya akan membulatkan jumlahnya, sehingga Anda cukup membayar 285 juta rupiah.""Apa kamu bilang?!"Ketika mendengar total tagihan yang harus dia bayarkan, Hisyam terkejut. Sambil tertawa sinis, dia mencemooh, "Bisa-bisanya harga satu makanan hampir menyentuh angka tiga juta, lelucon macam apa ini? Memangnya makanan ini terbuat dari emas?""Kalian
Akan tetapi ....Di hadapan banyak orang, dia tidak berani melakukan apa-apa."Krek ....""Krak, krak ....""Kluk, kluk ...."Para petugas keamanan melemaskan jari dan sendi tangannya hingga menimbulkan suara gemeretak.Wajah Hisyam memerah seperti kepiting rebus. Dia hanya bisa mengaku kalah dan membayar tagihannya dengan patuh.Saldo di dalam rekeningnya tinggal 600 juta.Itupun baru bisa terkumpul setelah dia bersusah payah menguras beberapa kartu kredit sampai melebihi batas maksimalnya."Ayo pergi!"Hisyam menatap Jovin penuh dendam. Lalu bersama Feri dan Lili, dia bergegas ke Vila Arina, tempat tinggal Handaru Tafan.Tak lama kemudian.Tiga orang itu tiba di Vila Arina.Sesampainya di ruang tamu, Hisyam terkejut. Teguh dan Shinta sudah tiba di sini lebih dahulu dibandingkan mereka."Hey!"Hisyam menatap Teguh dengan wajah kaget. "Teguh, ngapain kamu di sini?"Teguh mengangkat alisnya. "Aku membawa Shinta ke sini untuk menemui Handaru.""Berani-beraninya kamu!""Kamu pikir kamu in