Orang tua ini ..."Aku datang makan di restoran ini cuma untuk memberinya penghormatan. Bisa-bisanya dia masih memintaku membayar!" gerutu Hisyam sembari mencaci Jovin.Kalau bukan karena harus bergegas menemui Handaru Tafan, dia pasti akan membuat Jovin menyesal."Berapa totalnya?"Hisyam melirik ke arah kasir dengan tatapan acuh tak acuh.Hanya makanan biasa, pasti tidak butuh banyak uang. Dia hanya sedikit menyesal tidak bisa memamerkannya di depan Feri dan Lili.Namun, dia tidak memedulikan hal itu."Tuan, total tagihan yang harus Anda bayarkan sebesar …"Kasir melihat ke bagian bawah kertas tagihan dan berkata dengan jujur, "285.438.000. Saya akan membulatkan jumlahnya, sehingga Anda cukup membayar 285 juta rupiah.""Apa kamu bilang?!"Ketika mendengar total tagihan yang harus dia bayarkan, Hisyam terkejut. Sambil tertawa sinis, dia mencemooh, "Bisa-bisanya harga satu makanan hampir menyentuh angka tiga juta, lelucon macam apa ini? Memangnya makanan ini terbuat dari emas?""Kalian
Akan tetapi ....Di hadapan banyak orang, dia tidak berani melakukan apa-apa."Krek ....""Krak, krak ....""Kluk, kluk ...."Para petugas keamanan melemaskan jari dan sendi tangannya hingga menimbulkan suara gemeretak.Wajah Hisyam memerah seperti kepiting rebus. Dia hanya bisa mengaku kalah dan membayar tagihannya dengan patuh.Saldo di dalam rekeningnya tinggal 600 juta.Itupun baru bisa terkumpul setelah dia bersusah payah menguras beberapa kartu kredit sampai melebihi batas maksimalnya."Ayo pergi!"Hisyam menatap Jovin penuh dendam. Lalu bersama Feri dan Lili, dia bergegas ke Vila Arina, tempat tinggal Handaru Tafan.Tak lama kemudian.Tiga orang itu tiba di Vila Arina.Sesampainya di ruang tamu, Hisyam terkejut. Teguh dan Shinta sudah tiba di sini lebih dahulu dibandingkan mereka."Hey!"Hisyam menatap Teguh dengan wajah kaget. "Teguh, ngapain kamu di sini?"Teguh mengangkat alisnya. "Aku membawa Shinta ke sini untuk menemui Handaru.""Berani-beraninya kamu!""Kamu pikir kamu in
Teguh tetap terlihat tenang dan damai.Sementara itu, Hisyam merasa senang. Dia tidak sabar menunggu Teguh diberi pelajaran.Feri dan Lili secara refleks menatap Shinta."Shinta, sini!" Feri lekas memberi isyarat kepada Shinta, takut Master Tafan salah paham.Sedangkan Lili langsung bergerak.Dia buru-buru mendekati Shinta dan menarik lengannya, siap menjauhkannya dari Teguh agar tidak terlibat ketika Teguh ditegur Master Tafan nanti.Akan tetapi, Shinta seakan sudah terpancang di situ. Dia tetap duduk, tidak bergerak sama sekali.Shinta yang tidak mau mendengarkan, membuat Lili semakin merasa gugup.Namun, rasa gugup itu tidak berguna. Master Tafan sudah tiba di depan Teguh.Senyum di wajah Hisyam semakin mengembang, sudut bibirnya melengkung tinggi. Sebentar lagi, dia akan melihat Teguh diberi pelajaran oleh Master Tafan.Lili dan Feri merasa sangat tegang."Pak Teguh!"Begitu menghadap Teguh, Handaru membungkuk dalam-dalam dan dengan tulus berkata, "Sebuah kehormatan besar bagi saya
Sesampainya di rumah, Lili tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya, "Teguh, apa sebenarnya hubungan antara kamu dengan Master Tafan?"Pertanyaan itu seketika membuat tiga orang lainnya ikut menajamkan telinganya."Nggak terlalu kenal.""Aku cuma pernah menyelamatkan dia sekali."Teguh menjawab santai.Waktu itu, dia masih berperang di Perbatasan Barat.Handaru adalah seorang bos besar dunia keuangan yang terkenal di Serenara. Dia diculik sebuah organisasi teroris yang ingin memanfaatkannya untuk menghasilkan uang bagi organisasi mereka. Uang itu nantinya digunakan untuk melakukan lebih banyak aksi teror.Beruntung, Teguh berhasil menyelamatkannya.Oleh sebab itu, Handaru sangat menghormati Teguh. Selain karena pangkatnya sebagai Raja Serigala, dia juga merasa berterima kasih kepada Teguh karena telah menyelamatkan nyawanya."Ternyata begitu ..."Hisyam tiba-tiba tersadar akan sesuatu, lalu tersenyum meremehkan. "Teguh, nggak heran kamu berasal dari daerah pegunungan. Pandanga
"Pak Dhika?"Mendengar nama itu, Hisyam tertawa terbahak-bahak. Lalu dia bertanya dengan nada mengejek, "Teguh, kamu tadi beneran telepon Pak Dhika?"Teguh tersenyum dan berkata, "Ya, ada masalah apa?""Nggak, aku cuma ingin tertawa saja."Hisyam dengan ekspresi aneh berkata, "Jangan bilang, kamu pura-pura punya hubungan baik dengan Pak Wali Kota, sampai bisa panggil dia langsung ke sini. Ck, ck, ck ...""Seluruh energimu beberapa tahun ini pasti kamu habiskan untuk pura-pura hebat, 'kan?"Teguh tidak ingin repot-repot menghiraukan omongannya.Sedangkan Shinta mulai berharap-harap dalam hatinya.Dia tahu sedikit banyak tentang hubungan antara Teguh dan Dhika. Jika memang bisa mendapat jaminan darinya, bukan hal yang tidak mungkin mereka akan mendapat proyek pemerintah.Feri dan Lili mendengar perkataan ini, pandangan mereka terhadap Teguh semakin merendahkan.Anak urakan dari pegunungan terpencil yang tidak punya apa-apa.Dia bahkan tidak bisa memanfaatkan kesempatan bagus yang disodor
Tangan Feri gemetar hebat ketika menerima kontrak yang disodorkan kepadanya.Setelah membaca kontraknya sekilas, dia langsung membubuhkan tanda tangannya sembari berkata, "Tidak ada masalah, tidak ada masalah!"Dhika adalah Wali Kota Senggigi.Jika pria itu ingin membuat masalah baginya, dengan satu perintah saja sudah cukup. Tidak perlu sampai repot-repot membuat jebakan di dalam kontrak.Lili yang berdiri di samping hanya tertawa-tawa kecil dari awal hingga akhir.Shinta kemudian menatap Teguh dengan wajah yang sangat puas.Sementara itu, Hisyam …Seperti disambar petir, dia hanya bisa berdiri mematung. Dia terlalu tercengang sampai-sampai tidak bisa memercayai semua hal yang terjadi di depan matanya.Bukankah Teguh tumbuh besar di daerah pegunungan?Kenapa dia bisa memanggil Pak Dhika kemari hanya dengan panggilan telepon?Kenapa?Dia, Hisyam Cakrawalan, adalah tuan muda dari Cakrawalan Group!Bisa-bisanya dia kalah dari seorang anak miskin yang asal usulnya tidak jelas!Kalah telak
Perusahaan ini milik keluarga Judistia!Sebagai perusahaan yang sangat penting di mata Wafa Judistia, Rumah Produksi Locita memiliki sumber daya dan koneksi yang sangat baik di industri ini. Perkembangannya saat ini sedang melejit.Jika Teguh tidak memerintahkan Wafa untuk mundur pada upacara pelantikan Komandan waktu itu, Rumah Produksi Locita pasti bisa menjadi sumber uang baru bagi keluarga Judistia.Nanti setelah keluarga Yulianto mengambil alih, asal tidak membuat kesalahan besar, perusahaan ini pasti bisa berkembang lebih besar dan lebih kuat lagi."Di Kota Senggigi, Rumah Produksi Locita adalah perusahaan terkemuka di industri hiburan."Rina jelas sudah menyelidiki semuanya dengan rinci. Dia berkata dengan percaya diri, "Mereka punya artis-artis ternama sendiri di setiap bidang, baik itu di bidang tarik suara, perfilman, dan juga acara televisi. Kalau bukan karena intimidasi dari Raja Serigala, keluarga Judistia nggak akan pernah melelang Rumah Produksi Locita. Pelelangannya aka
Akan tetapi, orang ini mengundang Rina makan malam tepat di depannya. Dianggapnya apa dia?Suami yang mudah diselingkuhi?Mana mungkin Raja Serigala yang gagah berani tahan menghadapinya?Tidak mungkin!Sandi melihat Teguh dengan tatapan menilai dari atas ke bawah, kemudian tersenyum dan menatap Rina, "Rina, ini dia suami yang bergabung dengan keluargamu, Teguh Laksmana. Iya, 'kan?""Dia tidak punya kemampuan apa-apa, tapi bicaranya sangat sombong."Mengenai hal ini.Sandi dengan sengaja mengangkat tangannya, menunjukkan jam tangan Rolex di pergelangan tangan dengan dagu terangkat bangga. "Teguh Laksmana, aku tahu siapa kamu.""Anak miskin dari daerah pegunungan barat.""Tidak punya latar belakang keluarga, tidak punya kemampuan, tidak punya uang.""Coba tanya pada dirimu sendiri ... apa yang membuatmu pantas bersanding dengan Rina? Beraninya kamu bicara atas nama dia?""Hanya orang sukses seperti aku,"Sandi berkata sambil menggerakkan tangannya dengan sombong, "Pemilik resor besar, y