Share

Bab 215

"Pak Dhika?"

Mendengar nama itu, Hisyam tertawa terbahak-bahak. Lalu dia bertanya dengan nada mengejek, "Teguh, kamu tadi beneran telepon Pak Dhika?"

Teguh tersenyum dan berkata, "Ya, ada masalah apa?"

"Nggak, aku cuma ingin tertawa saja."

Hisyam dengan ekspresi aneh berkata, "Jangan bilang, kamu pura-pura punya hubungan baik dengan Pak Wali Kota, sampai bisa panggil dia langsung ke sini. Ck, ck, ck ..."

"Seluruh energimu beberapa tahun ini pasti kamu habiskan untuk pura-pura hebat, 'kan?"

Teguh tidak ingin repot-repot menghiraukan omongannya.

Sedangkan Shinta mulai berharap-harap dalam hatinya.

Dia tahu sedikit banyak tentang hubungan antara Teguh dan Dhika. Jika memang bisa mendapat jaminan darinya, bukan hal yang tidak mungkin mereka akan mendapat proyek pemerintah.

Feri dan Lili mendengar perkataan ini, pandangan mereka terhadap Teguh semakin merendahkan.

Anak urakan dari pegunungan terpencil yang tidak punya apa-apa.

Dia bahkan tidak bisa memanfaatkan kesempatan bagus yang disodor
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status