Saat ini Teguh dalam kondisi yang buruk.Teguh berpikir, dengan tingkat dan kekuatannya saat ini, dia mampu menghadapi Bencana Guntur dan berhasil naik ke Dunia Dewa.Tidak pernah terpikir bahwa kekuatan Cobaan Ilahi jauh melebihi imajinasinya.Serupa saat kali pertama petir datang, dia mudah menangkapnya.Kenyataannya, Petir Dewa menusuk telapak tangannya dalam sekejap dan mengandung kekuatan kehancuran yang mengalir melalui meridian tangan, menuju pikiran Teguh, kemudian menyerang jiwanya.Benar-benar Cobaan Ilahi.Teguh tidak berani lengah lagi, sehingga dia segera mengumpulkan kekuatan abadi dan melawan.Namun, ini baru saja dimulai.Selanjutnya, Petir Dewa menyambar satu demi satu, makin kuat dengan suara yang mengguncangkan telinga. Kekuatan yang menghancurkan segalanya membuat Teguh merintih nyeri.Selain itu ...Awan bencana tidak menunjukkan tanda-tanda menghilang setelah Petir Dewa turun, malah menebal dan makin gelap, membuat orang-orang di bawahnya kesulitan bernapas.Bruak
Bayangan juga segera melihat ke arah Kartu Takdir.Bagus dan tidak pecah!Artinya, Kak Teguh masih hidup dan pasti sudah ke Dunia Dewa.Saat ini, Bayangan merasa lega.Sambil memikirkan tanggung jawabnya untuk melindungi Rina, Bayangan melihat Shinta, Xena, dan yang lainnya dalam kerumunan, lalu pergi diam-diam.Tidak lama kemudian, sekelompok orang langsung pergi ke Istana Iblis Surgawi untuk kultivasi, berjuang untuk segera naik ke Dunia Dewa.Sebuah tempat yang tak tertandingi dalam sejarah.Di sini, ada Aula Utama yang kuno dan sepi, patung binatang buas yang tetap terlihat jelas meski sudah lama, tiang yang menjulang tinggi, dan lautan awan yang putih bersih ...Semua terlihat megah dan mengagumkan, sangat mengundang kerinduan.Hanya saja ...Di sini terasa sunyi senyap, layaknya kematian tanpa kehidupan.Sampai!Ngung!Tiba-tiba, sinar meluncur dari jauh dengan sangat cepat menuju batu pusat pengendali di tengah Aula Utama.Kemudian, bayangan jiwa mulai terbentuk.Itu adalah Tegu
"Bocah tengik, pokoknya aku nggak peduli! Mau kau Raja Serigala atau apa lah dirikau, kau harus pergi ke Kota Senggigi dan melamar Rina, putri keluarga Yulianto itu!""Sepuluh tahun yang lalu, Pak Yulianto telah menyelamatkanku. Aku sudah berjanji akan memintamu menikahi cucunya, Rina, sebagai balas budi.""Setengah liontin giok di amplop ini adalah bukti perjanjian perjodohan kalian. Alamat keluarga Yulianto ada di dalam surat. Foto dan kontak Rina juga ada di dalamnya, tunggu apa lagi cepat pergi ke Kota Senggigi dan nikahi dia!""Kalau kamu nggak bisa menggendong bayi pulang ke sini tahun depan, akan kutendang pantatmu di depan semua anak buahmu!" Menatap surat kusut di tangannya, rasa rawut-mawut menyelubungi Teguh Laksmana, yang saat ini sedang duduk di dalam pesawat.Siapa yang berani menendang pantat Raja Serigala di hadapan jutaan Pasukan Serigala? Di seluruh Serenara, pasti hanya Pak Yudha.Teguh adalah seorang yatim piatu.Ketika masih bayi, dia dibuang orang tuanya, dihanyut
Teguh tertawa mendengarnya.Dia sendiri diperintah oleh gurunya pergi ke Kota Senggigi dengan maksud membalas budi.Kalau Rina yang terlibat dalam perjanjian pernikahan itu sendiri saja meminta perjanjiannya dibatalkan, tentu saja dia tidak ada masalah.Toh, dia juga dipaksa.Menatap Teguh yang terdiam, tersirat rasa kasihan dalam suara Rina. "Aku tahu membatalkan pernikahan ini adalah pukulan berat bagimu.""Tapi kamu juga bisa lihat kesenjangan di antara kita. Hidup kita nggak ada kesamaan sama sekali.""Asalkan kamu yang maju minta pernikahannya dibatalkan ke kakekku, aku bersedia memberimu uang. Jumlahnya cukup buat dihabiskan seumur hidup.""Pulanglah ke gunung dan pinang beberapa perempuan untuk menjadi istrimu. Lupakanlah perjodohan ini dan kamu bisa menjalani hidupmu baik-baik!""Tapi ..."Rina berhenti sejenak. Ekspresi wajahnya semakin dingin dan suaranya juga jadi semakin tajam. "Kalau kamu menggangguku dan memanfaatkan kakekku untuk memaksaku, aku bersumpah, kamu nggak akan
Menghitung mundur?Apa maksud bocah ini?Semua anggota keluarga Yulianto menatap Teguh dengan pandangan curiga.Akan tetapi.Sesaat berikutnya, ada seseorang yang berseru, "Lihat! Kakek kenapa?"Semua orang menoleh.Mereka melihat tubuh Yoga kembali mengejang, kemudian dia memuntahkan darah berwarna hitam dalam jumlah banyak.Setelah memuntahkan darah hitam, wajah Yoga seketika memucat. Tubuhnya ambruk ke atas tempat tidur dari kayu cendana, tidak sadarkan diri.Semua orang langsung panik ketakutan, berteriak, "Pak Husada, cepat! Kakek kenapa?""Coba kuperiksa."Pak Husada segera maju memeriksa Yoga dan melakukan tindakan penyelamatan.Namun, bukannya meredakan gejala penyakit Yoga. Jarum-jarum yang dia pasang justru mengacaukan energi dan darah Yoga, menyebabkan darah hitam ikut keluar dari hidungnya juga.Pak Husada banjir keringat saking paniknya. Wajahnya pucat pasi.Dia ... dia melakukan kesalahan medis!Setelah ini, reputasinya sebagai dokter jenius di Kota Senggigi akan hancur.
Wajah Zakir langsung berubah mendengarnya. "Ayah, rasanya kurang patut kalau begini!"Yoga mengerutkan kening ke arah Zakir dan berkata dengan tidak senang, "Teguh sudah calon yang paling cocok. Apa ada masalah?""Aku …""Ayah, menurutku, mereka 'kan baru ketemu sekali. Mereka belum saling kenal, apa nggak terlalu cepat kalau langsung menikah?" jelas Zakir dengan ekspresi suram."Menikah dulu. Seiring waktu juga bisa saling mengenal!"Sebagai kepala keluarga, kata-kata Yoga di keluarga Yulianto adalah perintah mutlak. "Sudah Diputuskan!" tukasnya tegas.Rina tidak mengatakan apa-apa dan melirik Teguh.Teguh langsung paham maksud Rina. "Pak Yoga ..."Yoga menyela di tengah kalimat Teguh dan menekankan, "Teguh, kita 'kan keluarga. Panggil aku Kakek!""K ... Kakek Yoga."Teguh merasa tidak berdaya. "Aku juga merasa kurang baik kalau menikah begini. Menikah harus dengan persetujuan satu sama lain.""Teguh, jangan khawatir!"Yoga menyela Teguh lagi dan berkata, "Rina adalah anak yang penuru
"Pertama, aku paling nggak suka kotor. Kamu harus menjaga rumah ini tetap bersih dan rapi. Sama sekali nggak boleh merokok di rumahku!""Kedua, barang-barang di rumahku mahal, kamu dilarang menyentuh apa pun!""Ketiga, kamarmu ada di lantai satu. Kamarku di lantai dua. Kamu nggak boleh menginjakkan kaki di lantai dua tanpa izin dariku. Sama sekali nggak boleh!"Rina menatap langsung ke arah Teguh dengan mata indahnya. "Teguh, apa kamu paham?" tanya Rina memastikan.Sudut bibir Teguh berkedut mendengarnya. "Apa wanita kaya di kota-kota besar semuanya sangat sulit diladeni seperti dia?" gumamnya dalam hati.Hanya dalam hati saja.Di luar, dia mengangguk setuju.Rina menghela napas lega dan bangkit berjalan menuju tangga.Ketika hendak menginjak anak tangga, dia berbalik lagi menambahkan, "Ada lagi. Kita cuma pura-pura, kamu boleh cari wanita sesukamu.""Tentu saja, jangan sampai dilihat orang-orang yang kenal, termasuk aku juga jangan sampai lihat!" Selesai bicara, Rina bergegas menaiki
Setelah dihalau tongkat kejut listrik Rina, Teguh pun diusir ke lantai satu.Hati Rina terasa muram begitu melihat celana dalam yang jatuh di lantai, kemudian membayangkan wajah cabul Teguh.Dia mengambil celana dalam dari lantai dan melemparnya ke tempat sampah, berbalik, lalu kembali ke kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.Malam ini, Rina terbaring gelisah di atas tempat tidur dan tidak bisa terpejam hingga sangat lama.Sebaliknya, Teguh tidur sangat nyenyak sampai pagi menjelang.Saat melangkah keluar dari kamar, dia melihat seseorang duduk di ruang tamu.Ternyata pria itu adalah ayah Rina, Zakir Yulianto.Rina duduk di samping Zakir. Wajah cantiknya tegang, memancarkan aura sedingin es.Begitu Teguh keluar dari kamar, Zakir berseru dengan suara dingin, "Sini kamu!"Baru saja dia duduk di sofa, Teguh mendengar suara tangan Zakir menggebrak meja."Brak!"Zakir berteriak penuh amarah, "Teguh, berani-beraninya kamu!""Paman Zakir, tadi malam beneran cuma salah paham ..."Belum sele