Dia teringat satu hal lagi.Teguh pernah pergi ke Negara Serenara, tepatnya di Kota Baru. Di sana, ada seorang pangeran yang terkena penyakit langka. Seluruh dokter terkenal di seluruh dunia tidak ada yang bisa mengobatinya.Kebetulan Teguh berada di sana dan membantu mengobati pangeran itu.Setelah dia berhasil mengobati pangeran, negara itu langsung memberikan sebuah pulau kepada Teguh.Sayangnya, Teguh tidak memiliki waktu untuk mengurusnya sendiri. Jadi, Teguh memilih untuk membiarkan mereka mengembangkannya dan hanya menerima keuntungan saja setiap tahunnya.Setiap tahun, Teguh bisa mendapat keuntungan ratusan triliun dari tambang minyak dan pulau tersebut.Termasuk dari harta rampasan perang di medan perang barat dan hadiah dari para konglomerat yang ingin menyenangkannya. Selain itu, masih ada keuntungan dari saham perusahaan dan bisnis lainnya …Banyak sekali.Apabila ditotal, seharusnya kekayaannya sudah lebih dari dua triliun …"Paman Feri, Bibi Lili, membangun karier tidak s
Shinta dengan cepat mengejar Teguh."Hei, kenapa kamu jalannya cepat banget, sih?"Shinta teringat Teguh yang melihat ponselnya tadi, dia kemudian bergurau, "Kamu mau kencan dengan wanita cantik, ya?"Teguh tidak menengok sama sekali dan menjawab, "Kamu benar, aku memang harus pergi menemui seseorang.""…"Tiba-tiba Shinta merasa hatinya panas. Dia cemburu. Namun, karena rasa ingin tahunya tinggi, dia tetap bertanya, "Siapa yang mau bertemu denganmu?"Teguh dengan santai mengucapkan sebuah nama, "Aku mau menemui Handaru Tafan.""Barusan kamu bilang siapa?"Shinta tertegun sejenak, lalu dia menjerit dengan suara yang sangat keras.Dia menghentikan langkah Teguh. Dua mata besar indahnya menatap pria itu dengan ekspresi tidak percaya, "Apa maksudmu, kamu akan bertemu Handaru Tafan?""Eh ... Itu Pak Tafan yang disebut sebagai 'Dewa Dunia Keuangan', Handaru Tafan?""Iya."Teguh berpikir sejenak, lalu mengoreksi ucapan Shinta, "Lebih tepatnya, dia yang datang untuk menemuiku. Sayangnya aku n
Jovin menyadari bahwa Raja Serigala sudah tidak ada di sini.Dia merasa cemas dan gelisah, apa dia telah mengabaikan Raja Serigala?Dalam sekejap.Baju yang dia gunakan basah kuyup oleh keringat dingin. Dia merasa sangat takut."Akhirnya kamu datang juga."Hisyam berniat menunjukkan posisinya dengan angkuh. Kemudian dia berkata, "Letakkan winenya di sini saja, kamu bisa pergi."Ucapannya seolah-olah dia adalah raja di ruangan ini.Jovin tersenyum sinis. Dia menunjuk kursi Teguh dan dengan cemas bertanya, "Pria yang tadi duduk di sini, dia pergi ke mana?""Dia?"Tanpa menunggu jawaban dari Hisyam, Feri berkata dengan cuek, "Orang nggak berguna itu sudah pergi. Nggak perlu khawatir, dia tidak meminum wine ini sedikit pun, jadi tidak akan terbuang sia-sia."Pergi begitu saja?Orang nggak berguna?Orang nggak berguna?!!!Berani-beraninya dia menyebut Raja Serigala sebagai orang yang nggak berguna?Dan dia dengan sombongnya, bahkan tidak membiarkan Raja Serigala minum wine setetes pun!BUK!
Orang tua ini ..."Aku datang makan di restoran ini cuma untuk memberinya penghormatan. Bisa-bisanya dia masih memintaku membayar!" gerutu Hisyam sembari mencaci Jovin.Kalau bukan karena harus bergegas menemui Handaru Tafan, dia pasti akan membuat Jovin menyesal."Berapa totalnya?"Hisyam melirik ke arah kasir dengan tatapan acuh tak acuh.Hanya makanan biasa, pasti tidak butuh banyak uang. Dia hanya sedikit menyesal tidak bisa memamerkannya di depan Feri dan Lili.Namun, dia tidak memedulikan hal itu."Tuan, total tagihan yang harus Anda bayarkan sebesar …"Kasir melihat ke bagian bawah kertas tagihan dan berkata dengan jujur, "285.438.000. Saya akan membulatkan jumlahnya, sehingga Anda cukup membayar 285 juta rupiah.""Apa kamu bilang?!"Ketika mendengar total tagihan yang harus dia bayarkan, Hisyam terkejut. Sambil tertawa sinis, dia mencemooh, "Bisa-bisanya harga satu makanan hampir menyentuh angka tiga juta, lelucon macam apa ini? Memangnya makanan ini terbuat dari emas?""Kalian
Akan tetapi ....Di hadapan banyak orang, dia tidak berani melakukan apa-apa."Krek ....""Krak, krak ....""Kluk, kluk ...."Para petugas keamanan melemaskan jari dan sendi tangannya hingga menimbulkan suara gemeretak.Wajah Hisyam memerah seperti kepiting rebus. Dia hanya bisa mengaku kalah dan membayar tagihannya dengan patuh.Saldo di dalam rekeningnya tinggal 600 juta.Itupun baru bisa terkumpul setelah dia bersusah payah menguras beberapa kartu kredit sampai melebihi batas maksimalnya."Ayo pergi!"Hisyam menatap Jovin penuh dendam. Lalu bersama Feri dan Lili, dia bergegas ke Vila Arina, tempat tinggal Handaru Tafan.Tak lama kemudian.Tiga orang itu tiba di Vila Arina.Sesampainya di ruang tamu, Hisyam terkejut. Teguh dan Shinta sudah tiba di sini lebih dahulu dibandingkan mereka."Hey!"Hisyam menatap Teguh dengan wajah kaget. "Teguh, ngapain kamu di sini?"Teguh mengangkat alisnya. "Aku membawa Shinta ke sini untuk menemui Handaru.""Berani-beraninya kamu!""Kamu pikir kamu in
Teguh tetap terlihat tenang dan damai.Sementara itu, Hisyam merasa senang. Dia tidak sabar menunggu Teguh diberi pelajaran.Feri dan Lili secara refleks menatap Shinta."Shinta, sini!" Feri lekas memberi isyarat kepada Shinta, takut Master Tafan salah paham.Sedangkan Lili langsung bergerak.Dia buru-buru mendekati Shinta dan menarik lengannya, siap menjauhkannya dari Teguh agar tidak terlibat ketika Teguh ditegur Master Tafan nanti.Akan tetapi, Shinta seakan sudah terpancang di situ. Dia tetap duduk, tidak bergerak sama sekali.Shinta yang tidak mau mendengarkan, membuat Lili semakin merasa gugup.Namun, rasa gugup itu tidak berguna. Master Tafan sudah tiba di depan Teguh.Senyum di wajah Hisyam semakin mengembang, sudut bibirnya melengkung tinggi. Sebentar lagi, dia akan melihat Teguh diberi pelajaran oleh Master Tafan.Lili dan Feri merasa sangat tegang."Pak Teguh!"Begitu menghadap Teguh, Handaru membungkuk dalam-dalam dan dengan tulus berkata, "Sebuah kehormatan besar bagi saya
Sesampainya di rumah, Lili tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya, "Teguh, apa sebenarnya hubungan antara kamu dengan Master Tafan?"Pertanyaan itu seketika membuat tiga orang lainnya ikut menajamkan telinganya."Nggak terlalu kenal.""Aku cuma pernah menyelamatkan dia sekali."Teguh menjawab santai.Waktu itu, dia masih berperang di Perbatasan Barat.Handaru adalah seorang bos besar dunia keuangan yang terkenal di Serenara. Dia diculik sebuah organisasi teroris yang ingin memanfaatkannya untuk menghasilkan uang bagi organisasi mereka. Uang itu nantinya digunakan untuk melakukan lebih banyak aksi teror.Beruntung, Teguh berhasil menyelamatkannya.Oleh sebab itu, Handaru sangat menghormati Teguh. Selain karena pangkatnya sebagai Raja Serigala, dia juga merasa berterima kasih kepada Teguh karena telah menyelamatkan nyawanya."Ternyata begitu ..."Hisyam tiba-tiba tersadar akan sesuatu, lalu tersenyum meremehkan. "Teguh, nggak heran kamu berasal dari daerah pegunungan. Pandanga
"Pak Dhika?"Mendengar nama itu, Hisyam tertawa terbahak-bahak. Lalu dia bertanya dengan nada mengejek, "Teguh, kamu tadi beneran telepon Pak Dhika?"Teguh tersenyum dan berkata, "Ya, ada masalah apa?""Nggak, aku cuma ingin tertawa saja."Hisyam dengan ekspresi aneh berkata, "Jangan bilang, kamu pura-pura punya hubungan baik dengan Pak Wali Kota, sampai bisa panggil dia langsung ke sini. Ck, ck, ck ...""Seluruh energimu beberapa tahun ini pasti kamu habiskan untuk pura-pura hebat, 'kan?"Teguh tidak ingin repot-repot menghiraukan omongannya.Sedangkan Shinta mulai berharap-harap dalam hatinya.Dia tahu sedikit banyak tentang hubungan antara Teguh dan Dhika. Jika memang bisa mendapat jaminan darinya, bukan hal yang tidak mungkin mereka akan mendapat proyek pemerintah.Feri dan Lili mendengar perkataan ini, pandangan mereka terhadap Teguh semakin merendahkan.Anak urakan dari pegunungan terpencil yang tidak punya apa-apa.Dia bahkan tidak bisa memanfaatkan kesempatan bagus yang disodor