Seseorang yang hendak di hukum gantung.
Salah seorang prajurit di panggung itu berkata padanya. "Apakah kau memiliki kalimat terakhir untuk di sampaikan pecundang?" ucap si prajurit itu.
Orang itu menjawab dengan tali yang sudah berada di lehernya. "Raja dari Kerajaan Sunda masih misterius mungkin itu kau Datangilah…" Ucap pria itu.
Prajurit langsung tersebut dengan seketika menarik tombol agar tempat yang orang tersebut pijak terbuka.
Banyak orang berteriak. "Aku raja selanjutnya" Ucap beberapa orang yang akhirnya menimbulkan kericuhan di tempat itu.
Sampailah pada masa saat ini yaitu ketika Biantara sudah berumur 18 tahun ia mencoba untuk pergi dari desanya ke arah timur.
SEBUAH KOTA DI UJUNG BARAT SUMATRA Nampak sebuah alun-alun kota itu di penuhi warga hingga berdesak-desakan. Beberapa prajurit sedang bersiap di panggung eksekusi untuk mengeksekusi beberapa orang yang di duga penjahat, "Hadirin bapak ibu sekalian ini adalah orang-orang yang merugikan Nusantara" Ucap salah kapten prajurit itu. Orang-orang bersorak meneriaki para penjahat tersebut, "Hukum mati Hukum mati" Teriak orang-orang yang menonton. Bahkan sebagian dari mereka melempari para penjahat itu dengan telur dan sayuran. Di sisi lain berjalanlah seorang pemuda berpakaian serba hitam ke arah alun-alun untuk menonton, "Nampaknya aku melihat hal unik disini" Ucap pemuda itu dalam hati. Seorang prajurit dari panggung berteriak, "Ini adalah Danan seorang pemanah yang pernah bergabung dalam kelompok Cakra!!" Teriak prajurit itu, "Hari ini dia akan di hukum mati dengan cara di gantung" Lanjut prajurit itu dengan nada yang sama. Ketika Danan menuju tambang tempat ia akan di eksekusi, Tiba-t
Malam yang sama di tempat yang berbeda.Sebuah Rumah kosong di atas bukit sekitaran Kota tersebut.Rumah itu nampak sepi karena sudah lama ditinggalkan pemiliknya.Indra A berdiri di sana menghadap bulan purnama di temani oleh pengawalnya yaitu Ki Barata."Sebaiknya kau datangi dia yang telah kubantu tadi siang, Aku ingin tahu apakah dia selamat atau tidak dan Bawalah bulu perindu ini aku mendapatkannya dari dia" Ucap Indra sambil memberikan sebuah bulu perindu kepada Ki Barata.Bulu Perindu:Bulu Perindu adalah salah satu ajian paling mudah. Bulu ini berasal dari sehelai rambut pemiliknya yang mana bisa menunjukkan lokasi pemilik rambut ini,&
Orang itu lalu duduk di depan Tara yang dalam keadaan pingsan, Ia kemudian melihat tangan kiri Tara. "Apa yang terjadi dengan temanmu nak?" Tanya orang tersebut kepada Danan. Ketika Danan hendak menjawab orang tersebut menghentikannya. "Sebaiknya kau angkat dia lalu ikut denganku." Ucapnya memberi perintah pada Danan. Danan pun lalu mengangkat Tara dan mengikuti kemana orang itu berjalan hingga sampailah mereka di depan sebuah Gua. "Masuklah kalian berdua ke dalam Gua ini aku akan membuat penahan ghaib agar makhluk halus tidak masuk ke dalam gua ini." Kata Ki Brada Menyuruh Danan yang saat itu sedang menggendong Tara. Danan lalu menyandarkan Tara di dinding gua tersebut sedangkan Orang itu berdiri dibibir gua menghadap keluar.
Tara terbangun dari tidurnya ketika sinar matahari masuk ke sela sela Gua.Ia lalu membangunkan Danan lalu bertanya "apa yang terjadi semalam?" Tanya Tara pada Danan.Danan menceritakan kejadian semalam, Lalu setelah bercerita ia mengajak Tara pergi untuk melanjutkan perjalanannya "Ayo Kita pergi Bos kita lanjutkan perjalanan kita" Ucap Danan yang berdiri mengajak Tara.Namun Tara masih tidak paham terhadap apa yang Danan Cerita ia tetap bertanya "Sebenarnya aa yang terjadi?" Tanya Tara.Danan menghela nafas lalu menjawab "Tanda milikmu bereaksi dan membuat dirimu pingsan lalu ada seseorang yang menolongmu" Jawab Danan sambil berjalan keluar Gua.
Astra mengajak Tara serta Danan untuk mengunjungi Desa tempatnya tinggal bersama Kakeknya."Kalian berdua sebagai permintaan maaf atas kesombonganku, aku ingin mengajak kalian mengunjungi Desaku yaitu Desa Tri." Kata Astra."Baiklah aku terima lagi pula perutku sudah lapar." Jawab Tara dengan senyum kecil.Mereka bertiga akhirnya berjalan ke arah Desa Tri dan ketika sampai di gerbang Desa Tri, Mereka di suguhi oleh kejadian yang terduga yaitu seorang kakek yang tidak berdaya terlempar dari dalam toko kearah jalanan.Tara serta Danan yang melihat kejadian itu langsung marah, namun Astra menghalaunya "Jangan pernah ikut campur." Ucap Astra sambil memegang Pergelangan tangan Tara,&n
Kota way masih porak poranda akibat kerusuhan Kemarin. Salah seorang Jendral Bintang 3 mendatangi Kota tersebut untuk mencari informasi tentang kerusuhan di kota tersebut. Ia turun di dari kuda yang ia tunggangi "Apa yang sebenarnya terjadi dan dimana Kapten dari Prajurit Nusantara yang bertugas di kota ini?" Tanya Jendral itu kepada beberapa prajurit. Salah seorang prajurit lalu maju menghadap Jendral "Saya Komandan!" Kata Prajurit tersebut dengan posisi tegak sempurna. "Baiklah ikut denganku menuju bekas panggung eksekusi kemarin aku ingin mengetahui detail kejadian disini." Jendral tersebut lalu pergi ke arah panggung eksekusi. Jendrala tersebut bernama Brawijaya atau si Tangan Sa
Setelah perginya AZ & ZA, tanpa lama Tara, Danan dan Astra pun pergi dari tempat itu menuju markas Kelompok Aswa.Setibanya di markas itu, markas itu berupa kantor kepala desa dengan halaman yang cukup luas, dahulu sebelum penjajahan oleh kelompok Aswa kantor ini sering digunakan untuk menggelar acara masyarakat."Ini adalah markas mereka," Ucap Astra sambil membuka gerbang, "Dahulu kantor ini digunakan warga untuk melakukan berbagai macam aktivitas." Lanjutnya sambil menyuruh Danan dan Tara masuk.Merekapun disambut oleh banyak pasukan Aswa yang sudah siap untuk menyerangnya.Dengan tatapan tajam Danan terfokus kepada seorang wanita yang berada di tengah ZA & AZ."Bukankah itu Citra yang dulu pernah satu perguruan denganku, mengapa ia berada di kelompok itu?" Ucap Danan dalam hatinya."Hey Danan mengapa kau terdiam apakah kau takut?" Tanya Astra dengan nada mengejek."Apa kau
Keadaan didalam sangat berbanding terbalik dengan keadaan diluar. Jika diluar bisa diselesaikan dengan perundingan maka di dalam orang-orang sedang bertarung.Saat itu Aswa hanya duduk sambil melihat ZA & AZ bertarung melawan Tara & Astra."Hei Citra mengapa kau membelot?" Ucap Aswa disinggasana nya."Tuan, aku sudah menemukan jalanku!" Jawab Citra dengan penuh semangat.Astra tiba-tiba melompat mundur kearah Danan lalu bertanya padanya "bagaimana mungkin kau bisa berdamai dengan kelompok ini?" Tanya Astra.Si kembar nampak kewalahan melawan Tara & Astra, merekapun melihat mundur selain itu Aswa juga memerintahkannya untuk berhenti bertarung."Hentikan pertarungan ini." Ucap Aswa."Baiklah Tuan." Jawab ZA yang kemudian mundur kearah Aswa.Aswa lalu berdiri dari singgasananya dan berdiri lalu memerintahkan "Bawakan aku Kakek Tua itu." Perintah Aswa kepada AZ & ZA. ZA lantas pergi ke sebuah ruangan selang beberapa saat ia kembali dengan seor