Kota Angin Selatan menjadi tempat pertama yang di datangi oleh kelompok Elang Hitam. Selain jarak kota ini dengan Gunung Amarasa tidak terlalu jauh, Kota Angin Selatan juga hanya di lindungi sekte menengah yang tidak memiliki kekuatan terlalu besar, sehingga dapat dengan mudah di lumpuhkan oleh para pendekar Elang Hitam dan menguasai kota itu dengan cepat. "Ampun tuan pendekar, kalian boleh mengambil semua harta dan menjadi penguasa kota ini, tetapi tolong biarkan aku dan keluargaku hidup," pinta Wali Kota itu sambil bersujud di kaki Dwi Pangga. "Membiarkanmu pergi? Aku tidak keberatan, tetapi untuk putrimu, aku tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja," ucap Dwi Pangga. Wali Kota itu langsung berkeringat dingin dan tubuhnya pun bergetar hebat. Dia jelas menyadari jika bukan perkara mudah meminta para perampok ini untuk melepaskan putrinya. "Tuan, aku rela memberikan semua hartaku untuk kalian, tapi tolong jangan untuk putriku," Wali Kota itu bersujud di hadapan Dwi Pangga. Bu
Ayundia menghabiskan bertahun-tahun untuk terus berlatih agar dapat menjadi kuat dan melindungi orang-orang yang di saingi. Satu yang terpenting, dia tidak ingin menjadi beban bagi orang lain lagi. Tragedi pertempuran beberapa tahun silam benar-benar membekas di ingatannya.Ayundia terus bertambah kuat setiap harinya, bahkan dia benar-benar sudah melampaui kemampuan para pendekar yang berusia sama dengan dirinya.Bukan hanya itu, seni berpedangnya pun meningkat drastis. Banyak yang yakin jika pewaris Sage pedang sesungguhnya adalah keturunan Sentika itu sendiri.Bahkan, beberapa waktu terakhir seluruh penjuru sekte di kejutkan dengan keberhasilan Ayundia menembus tingkatan pendekar suci di usianya yang masih sangat muda."Selamat Tetua, adik Ayundia benar-benar mewarisi bakat dirimu, aku yakin dia akan mampu melampaui pancapaianmu saat ini,""Luar biasa, aku yakin adik Ayundia akan membawa sekte kita mencapai puncak kejayaan," "Kau memiliki putri yang luar biasa, Tetua," Selama bebe
Tetua Warna, Candra, dan Kara tertegun dan melongo. Mereka bertiga kompak meneguk ludahnya dengan sulit saat menemukan aula utama yang di maksud murid tadi."Apa kalian tidak salah bangunan?" Tanya Tetua Warna.Murid itu menggeleng dengan pelan."Tidak, bangunan di depan ini memang aula utama Pulau Es Utara,""Ini bak istana," ucap Kara.Aula utama Pulau Es Utara di bangun cukup dekat dengan dermaga, agar memudahkan tamu untuk berkunjung dan melakukan jamuan. Selain itu, aula utama juga di bangun dengan sangat megah, bahkan kemegahan aula utama ini membuatnya terlihat seperti sebuah istana.Kemegahan aula utama Pulau Es Utara selalu membuat para tamu yang pertama kali berkunjung terperangah. Aula utama itu memang di bangun sebagai simbol kemakmuran Pulau Es Utara, sekaligus menunjukkan pada dunia jika mereka memiliki kekuasaan penuh atas pulau es ini.Selain aula utama, bangunan yang berdiri di samping aula itu juga di bangun sangat mewah dengan arsitektur unik yang tidak pernah di te
"Ayun, kau bisa mengajak Chandra dan Kara berkeliling Pulau Es Utara bukan? Sayang sekali jika mereka tidak menikmati keindahan pulau es setelah berkunjung kemari," Perintah Sentika."Baik ayah," balas Ayundia."Candra, Kara mari ikut denganku. Aku akan mengajak kalian berkeliling pulau es," ajak Ayundia.Candra dan Kara mengangguk, mereka tentu paham jika para Tetua akan membicarakan hal yang serius dan mereka tidak bisa ikut di dalamnya.Setelah kepergian Ayundia, Candra, dan Kara. Raut wajah Sentika menjadi lebih serius, bahkan dia tanpa sadar melepaskan hawa bertarungnya."Sentika, tahan dirimu... " Perintah Astika.Sentika tersenyum tipis, dia lantas menarik kembali aura bertarungnya itu."Aku sangat menghargai keinginan Ketua Dawan untuk menjadikan putriku sebagai menantunya, akan tetapi cara kalian sangat salah.Apa kalian pikir kami takut dengan ancaman kalian akan menyerang Pulau Es Utara jika kami menolak keinginan kalian? Aku bisa saja menghabisi kalian bertiga di tempat in
Berita tentang Sayembara Perjodohan yang akan di adakan oleh Pulau Es Utara membuat dunia persilatan gempar. Kabar sayembara ini menyusun kabar sebelumnya mengenai Ayundia yang berhasil mencapai kemampuan pendekar suci di usia yang masih relatif belia.Berita dan kabar ini langsung di tanggapi serius oleh dunia persilatan. Mengingat jika mereka berhasil menarik hati Ayundia, maka dapat di pastikan jika masa depan Sekte mereka akan cerah. Di tambah lagi jika berhasil memenangkan hati Ayundia, mereka akan memiliki ikatan dengan Pulau Es Utara yang kekuatannya masih menjadi misteri.Menanggapi kebenaran berita ini, Danu Jaya langsung mengambilnya tindakan, dia langsung memberi perintah agar Arga ikut meramaikan sayembara itu."Ketua, aku jelas tidak menolak, tetapi aku rasa sangat mustahil," ucap Arga dengan pesimis.Arga lantas kembali menjelaskan jika Ayundia adalah permata dunia Persilatan. Pencapaiannya menjadi pendekar suci di usia muda tentu membuat dia menjadi rebutan dunia persil
Kota Salju Putih adalah kota terbesar kedua di daratan Teratai Hijau. Kota yang berdiri di kawasan Pulau Es Utara ini jelas berkembang pesat karena bantuan yang di berikan oleh Pulau Es Utara. Entah dalam segi insfratruktur ataupun keamanan kota ini yang selalu di jaga oleh para murid dari Pulau Es Utara ini.Kota Salju Putih awalnya hanya sebuah kota kecil yang sangat jarang di datangi oleh para pendekar ataupun pedagang, akan tetapi semua itu mulai berubah setelah kota itu di pimpin oleh salah satu keturunan dari penguasa Pulau Es Utara itu.Sejak saat itu, Kota Salju Putih di sulap menjadi kota mewah dan megah. Seiring berjalannya waktu, kota ini semakin berkembang dan menariknya banyak minat orang-orang untuk mendatangi dan berdiam diri di kota ini. Hal ini tentu langsung berdampak pada perekonomiannya Kota Salju Putih yang seketika meroket dan bersaing dengan Ibukota.Di Kota Salju Putih juga berdiri pasar yang menjual berbagai kebutuhan dunia persilatan, entah itu senjata ataupu
Abinawa pada akhirnya memilih untuk menemani Batari Ambar berkeliling dan mencari obat penawar racun yang di derita oleh-nya.Abinawa kagum saat melihat toko Baku Hantam benar-benar di penuhi dengan kebutuhan dunia persilatan. Semua jenis senjata tertata rapi di dalam ruangan."Selamat datang tuan, puan. Ada yang bisa kami bantu?" Seorang pelayan datang menghampiri mereka."Aku sedang mencari obat penawar racun, bisa kau tunjukkan dimana aku bisa menemukannya?" Pinta Batari Ambar."Obat penawar racun, baik mari ikut denganku," Gadis itu membawa mereka menuju sebuah ruangan besar yang berada di bagian dalam toko itu. Dari jarak jauh saja, Abinawa sudah dapat merasakan bau obat-obatan dari ruangan itu. Abinawa menemukan begitu banyak obat-obatan dan tanaman ajaib di dalam ruangan itu, semuanya tersusun dengan rapi."Bisa kau tunjukkan obat penawar racun kalajengking hitam?" Tanya Batari Ambar yang sejak pertama tadi masuk ke ruangan ini tidak menemukan obat penawar yang dia cari.Gadi
Manager Yun hanya bisa mengumpat kesal di dalam hatinya. Dia benar-benar di buat sangat geram oleh Sumbayu, berada di posisi yang terpojokkan membuatnya tidak memiliki pilihan lain, selain memenuhi permintaan jumlah kompensasi yang harus di bayarkan kepada Sumbayu, serta memberikan tiga botol penawar racun kalajengking hitam dengan cuma-cuma.Manager Yun menghitungnya total kerugian yang di alaminya mencapai 1350 keping emas. Dan semua itu harus di bayar dengan gaji pribadinya, dia tentu tidak bisa memberitahu hal ini pada ketua Toko Baku Hantam, bisa-bisa dirinya mendapatkan semprotan dan tidak menutup kemungkinan akan di pecat dari jabatannya sebagai manager di toko Baku Hantam ini."Tuan, aku berharap jika semua ini akan berakhir di sini saja. Jangan sampai berita ini menyebar sampai ke luar," pinta Manager Yun dengan wajah yang memelas memohon belas kasih."Tentu, manager tidak perlu khawatir, semuanya akan berakhir di sini. Setelah kami keluar dari ruangan ini, aku akan mengangga
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari