Kota Salju Putih menjadi sangat ramai hari ini. Bahkan sejumlah penginapan sudah penuh. Penginapan Es Utara menaikkan tarif penginapan dua kali lipat pun sudah terisi penuh.Sebagian besar dari mereka adalah kalangan pendekar muda yang mendapatkan undangan datang ke Pulau Es Utara. Kota Salju Putih tentu sudah mempersiapkan semua ini jauh-jauh hari, karena informasi tentang Sayembara yang di adakan oleh Pulau Es Utara sudah menyebar luas.Banyak penduduk kota yang membangun perniagaan yang menjual pernak-pernik khas Pulau Es Utara, selain itu kedai minuman juga banyak berdiri.Lebih mengejutkan lagi, ternyata bukan hanya mereka yang berasal dari kalangan aliran putih yang datang, tetapi juga mereka yang berasal dari aliran turut datang memenuhi undangan dari Pulau Es Utara, akan tetapi tentu dengan janji dari Pulau Es Utara yang akan menjamin keselamatan mereka semua."Kota Salju Putih sangat besar dan megah, tidak heran kota ini di samakan dengan keindahan Ibukota," ucap Arga yang te
Baruna Wardhana adalah nama yang berhasil membuat dunia persilatan gempar selama beberapa waktu terakhir. Baruna Wardhana adalah pendekar muda yang di miliki aliran hitam, Sekte Tengkorak Naga. Baruna Wardhana berhasil membuat namanya menjadi momok yang menakutkan bagi mereka yang berasal dari aliran putih.Baruna Wardhana adalah sosok yang tidak kenal kompromi, dia tidak segan menghabisi nyawa musuhnya dengan sangat kejam. Tidak memandang bulu tua ataupun muda. Selain memiliki kemampuan yang tinggi, sosok ini pula di berkati paras yang rupawan. Kulit putih layaknya susu dan berkilau bak giok permata, membuat siapapun akan ragu jika sosok ini adalah pembunuh berdarah dingin yang sangat kejam.Baruna Wardhana adalah sosok yang lahir dari keluarga pendekar, ayahnya Rana Tunggal merupakan jagoan ternama di aliran hitam, bahkan mungkin yang terkuat di antara jagoan yang lain. Sehingga tidak heran jika keturunannya juga memiliki kemampuan yang sama, bahkan di percayai mampu menjadi lebih k
Bukan hanya nama Baruna Wardhana yang membuat gempar Kota Salju Putih, tetapi masih banyak pula pendekar muda aliran hitam yang baru tiba.Kedatangan mereka semua sudah barang tentu membuat keadaan kota menjadi tegang. Perselisihan dan gesekan di antara dua aliran masih sangat kentara. Jika tidak memandang nama besar Pulau Es Utara, maka sudah dapat di pastikan jika pertempuran akan pecah di kota ini. Meskipun seperti itu, masih ada Beberapa oknum yang tidak sama sekali takut saat mendengar nama pulau es itu, sehingga mereka tidak segan terlibat keributan dan membuat keonaran.Hal yang sama di alami oleh Abinawa. Sejak banyaknya pendekar muda aliran hitam yang tiba, setiap gerakan Abinawa seolah sedang di amati."Cih, aku sangat tidak suka ketika begitu banyak pasang mata memperhatikan setiap gerakanku," umpat Abinawa yang terus melangkahkan kakinya menyusuri Kota Salju Putih.Di mata pendekar aliran hitam, Abinawa adalah pendekar muda yang berasal dari aliran putih dan begitu pula se
Baruna Wardhana berdiri menyaksikan pertarungan yang terjadi di bawah sana. Dia berdecak kagum melihat kemampuan Abinawa.Baruna Wardhana merasa jika Abinawa masih menyimpan kekuatannya."Laki-laki besar itu sudah salah langkah bersinggungan dengan pemuda itu," ujar Baruna Wardhana, "Apa kau mengenali pemuda itu?"Wikura menggeleng pelan, dia tentu sudah lupa dengan sosok Abinawa yang telah hilang selama bertahun-tahun dan di nyatakan gugur dalam pertempuran yang terjadi di Kota Bandar Agung."Aku tidak mengenalnya, ku pikir dia berasal dari aliran hitam seperti dirimu," sahut Wikura.Baruna Wardhana menggeleng pelan, "Aliran hitam tidak memiliki pendekar seperti dia, melihat cara bertarungnya, dia berasal dari aliran putih... Dan, dia cukup berbakat,"Wikura mengangkat bahunya, sejujurnya dia memang tidak mengenali pemuda itu."Seperti yang sudah ku katakan, bakal banyak kejutan di setiap gelaran sayembara. Mungkin kau pernah mendengar tentang Sayembara Pendekar Muda beberapa tahun s
Kabar tentang sudah banyaknya pendekar muda berdatangan di Kota Salju Putih dengan cepat sudah sampai ke telinga Sentika dan Astika. Kabar tentang ikut sertanya Baruna Wardhana yang merupakan jenius aliran hitam merupakan kejutan bagi Sentika dan Astika."Nama besar putrimu sepertinya berhasil memikat hati Si Pedang Kegelapan itu," ucap Astika.Sentika hanya tersenyum, rencananya memang ingin mengumpulkan seluruh jenius bela diri yang di miliki dunia persilatan, selain sayembara, Sentika juga ingin mengetahui siapa saja yang berpotensi menggantikan pendekar tanpa tanding yang di miliki tiga aliran berbeda ini. Sambil menyelam minum air, sambil melalukan sayembara jodoh putrinya, Sentika juga dapat menjalin ke akraban dengan seluruh jenius bela diri di seluruh dunia persilatan. Mengumpulkan seluruh jenius bela diri adalah sesuatu yang sangat sulit, dan Sentika menemukan magnet untuk menarik mereka semua, yaitu putrinya sendiri."Kita harus mempersiapkan semuanya, Astika. Aku yakin buka
Sebuah kapal pesiar berukuran raksasa berlabuh di dermaga Kota Salju Putih. Kapal raksasa itu milik Pulau Es Utara yang akan menjemput semua pendekar muda yang akan menuju Pulau Es Utara untuk mengikuti sayembara yang di adakan oleh Pulau Es Utara ini.Dermaga itu sudah di padati oleh para pendekar yang berasal dari berbagai sekte dan aliran. "Nawa, kau yakin akan ke pulau es?" Tanya Batari Ambar."Tentu, aku sudah lama sekali tidak bertemu dengan Ayundia. Ku dengar beritanya dia sudah mencapai kemampuan pendekar suci bukan?" Abinawa berbalik bertanya kepada Batari Ambar.Batari Ambar mengangguk, membenarkan berita itu. Batari Ambar sekaligus menjelaskan jika Ayundia di sebutkan sebagai jenius nomor satu dunia persilatan."Dan, kau tertarik mengikuti sayembara ini? Apakah kau menyukai Ayundia?" Tanya Batari Ambar."Haha, apa kau berpikir jika Ayundia tertarik denganku? Aku dan dia itu bagaikan Langit dan Bumi. Tidak mungkin akan bersatu, Ayundia itu permata di Pulau Es Utara, sementa
Satu kapal pesiar sudah berangkat beberapa jam yang lalu membawa banyak pendekar muda menuju Pulau Es Utara. Sementara sisanya akan menunggu giliran selanjutnya.Mereka yang mendapatkan giliran pertama berangkat ke Pulau Es Utara biasanya mereka yang berasal dari sekte besar. Sementara mereka yang berasal dari sekte menengah akan mendapatkan giliran selanjutnya.Abinawa yang datang bersama Batari Ambar, yang notebene adalah sekte menengah harus sabar menunggu giliran selanjutnya."Mereka yang berasal dari sekte besar akan selalu mendapatkan hak istimewa rupanya," ucap Sumbayu yang merasa tidak terima.Abinawa, Sumbayu dan Batari Ambar adalah orang-orang yang sudah tiba lebih dulu di dermaga untuk bisa mendapatkan giliran pertama berangkat ke Pulau Es Utara, tetapi karena mereka membawa nama sekte menengah membuat mereka harus mengalah, agar tidak menciptakan keributan dan membuat mereka di usir."Sudahlah jangan terlalu kau ambil hati, kita juga pasti akan tiba di Pulau Es Utara," uca
Abinawa langsung mengambil posisi kuda-kuda tarungnya, dia ingin memberikan pelajaran berharga untuk Sumbayu agar tidak selalu mengatakan dirinya bodoh.Sementara itu, Sumbayu juga mengambil posisi kuda-kuda tarungnya. Dia juga ingin menguji sudah sebatas mana kemampuannya berkembang."Baiklah, aku ingin lihat sebatas manakah kemampuan yang kau miliki," ucap Sumbayu menantang Abinawa."Perlihatkan kepadaku siasatmu itu, aku ingin lihat apakah bisa menandingi ilmu kanuraganku,"Detik kemudian, dua orang teman perjalanan itu langsung melesat cepat ke depan. Pedang keduanya langsung bertemu dan menghasilkan benturan, serta gelombang kejut yang besar.Abinawa mengandalkan kecepatannya dalam membangun serangan, sementara itu Sumbayu lebih memfokuskan pada detail serangan, agar menciptakan serangan yang mengincar titik vital.Sejak awal pertarungan itu dimulai, Abinawa terlihat mampu mendominasi pertarungan. Abinawa terus-menerus mendesak Sumbayu untuk berada dalam posisi bertahan total.Na