Kinanti kemudian tersentak, dia segera melepaskan dekapan pangeran Rengkeh kemudian merapikan pakaiannya. ''Terimakasih karena anda telah menolongku.''Pangeran itu tersenyum kecil, dia hendak mengatakan sesuatu tapi lidahnya sedikit kaku hingga akhirnya suara seorang mengejutkan dirinya.''Yang mulia, kita tidak bisa terlalu lama disini, kita harus menemui sang Raja. ''Seorang pria seperti seorang pengawal mengingatkan tuannya.''Baiklah, aku mengerti. Ucap Rengkeh kemudian dia menatap Kinanti beberapa saat sebelum pergi. ''Kita akan bertemu lagi, aku pastikan itu.''Kinanti tidak menjawab, dia hanya membalas dengan anggukkan kepala. Setelah pemuda itu masuk kedalam kereta kudanya, gadis itu menatap kolam untuk menatap bayangan jodohnya.Namun alangkah terkejut dirinya, setelah ada sesosok bayangan yang menatap dirinya dari jauh dengan senyum pahit. Wajah jodohnya? Ya, dan sekarang suasana hati pemuda itu mungkin jadi buruk.Sehingga Kinanti mendongakkan kepala buru-buru, menemukan G
Sekitar belasan prajurit dari kerajaan lain sedang berkumpul dilantai atas rumah makan. Mereka sedang berbisik-bisik, membicarakan topik penting yang membahas tentang penculikan cucu Mandare.Salah satu dari mereka memiliki jabatan sebagai senopati, bersenjata tombak panjang dengan dipenuhi rantai-rantai sebagai zirah melindungi tubuhnya. Senopati itu memiliki tanaga dalam besar sebesar level dua, atau setingkat pendekar tanpa tanding dengan empat cakra yang terbuka.''Pangeran Rengkeh telah memasuki istana kerajaan. ''Salah satu dari prajurit itu berbisik pelan, nyaris tidak terdengar. ''Pesta rakyat akan diadakan esok hari tapi pangeran Rengkeh belum memberikan perintah untuk bergerak. Bagaimana menurut anda senopati Rengsur?''Pria yang dipanggil senopati Rengsur belum menjawab, dia masih berpikir cukup keras.Hingga kemudian senopati Rengsur menoleh ke beberapa sisi ruangan itu, lalu berkata pelan. ''Jika pangeran Rengkeh tidak memberikan perintah, maka kita akan bergerak sendiri
Pada saat yang sama, Galuh Tapa sudah mendengar percakapan mereka dari lantai bawah tanpa sedikitpun mereka sadari.Dari semua penjelasan panjang itu, Galuh Tapa menyimpulkan bahwa poin utama adalah Raja Buray dari negeri Alas. Jika orang itu bisa dilumpuhkan, maka semua rencana dari Rengkeh akan gagal.Galuh Tapa lantas keluar dari rumah makan dahulu, sebelum Rengkeh melihat dirinya dan menaruh curiga.''Kanda Galuh, bagaimana hasilnya? ''Kinanti bertanya ketika pemuda itu tiba menemuinya.''Ceritanya sangat panjang, aku tidak yakin bisa menghentikan rencana mereka.''''Apa kita terlalu jauh memasuki urusan Bumi Besemah? ''Kinanti mulai berpikir, jika bukan saatnya mengurusi negeri orang lain.''Dinda Kinan, mereka adalah sekutu dari Kelabang Iblis, ''ucap Galuh Tapa, perkataan pemuda itu berhasil mengejutkan Kinanti. ''Aku mendengarnya sendiri, mereka meletakkan pasukan di dataran Pasmah utuk membatu Kelabang Iblis menaklukkan negeri kita. Dan itu baru permulaan saja, mereka akan m
Tapi hal yang menarik adalah raut wajah serta kulit ratu itu tidak sama dengan wanita kebanyakan. Tentu saja, itu karena Lindang Mayang berasal dari negeri Benua Keling yang memiliki kulit lebih putih dari kulit wanita Bumi Besemah atau pula di Pasmah. Letak negeri Benua Keling disebelah utara dataran Bumi Besemah, butuh menyeberangi lautan untuk tiba di tempat itu. Sebuah negeri makmur yang sudah lama memiliki hubungan kerja sama dengan Bumi Besemah hingga akhirnya Mandare menikahi putri bungsu dari pemimpin itu.Untuk pertama kalinya, Mandare melihat hujan berwarna putih bersih, mungkin itu salju atau apalah namanya?.Baik mandare dan istrinya beserta seluruh prajurit kerajaan menatap Galuh Tapa yang terpaku ditempatnya, sementara Kinanti beberapa kali menyadarkan pemuda itu tapi tidak berhasil.''Pendekar muda...!Pendekar muda! ''Salah satu prajurit mendekati Galuh Tapa dengan wajah marah. ''Aku harap kau segera mengikuti pendekar yang lain! Dan jangan menatap Ratu Lindang Mayang
Sehingga Galuh Tapa dan Kinanti mengikuti jejak para pendekar yang lebih dahulu menemukan batang pohon tersebut. Namun dari tempat ini Galuh Tapa sudah bisa melihat samar-samar sebatang kelapa menjulang tinggi diatas bukit.''Kanda Galuh, bagaimana caranya agar bisa mengambil buah itu sementara tenaga dalam kita tidak bisa digunakan untuk terbang? ''Tanya Kinanti.''Aku akan memanjat pohon itu. ''Jawab Galuh Tapa. ''Aku membutuhkan selendang yang kau gunakan untuk melakukannya.''Setelah menempuh perjalanan selama tiga puluh menit, mereka berdua bisa melihat puluhan pendekar sedang menghadapi siluman sialang yang mungkin jumlahnya ribuan. Siluman itu bersarang tepat di batang pohon kelapa hanya satu beberapa meter dengan permukaan tanah.Dalam beberapa meter, tidak ada satupun tanaman yang tumbuh di lokasi pohon tersebut, tidak ada bahkan meskipun lumut. Kinanti yakin itu dikarenakan oleh racun yang dihasilkan para siluman sialang.Beberapa orang pendekar sudah meregang nyawa ketika
Mendengar perkataan anaknya Rawi Jati tersenyum kecil, dia berencana meletakkan setiap Komandan Kelabang Iblis pada titik yang telah dia lingkari pada peta lebar yang terbuka diatas meja. Didalam pemerintahan wilayah itu disebut Kadipaten, tapi Rawi Jati tidak ingin menyebutkan hal itu dia lebih senang dengan istilah, markas utama.Jadi ada beberapa markas utama yang tersebar di seluruh dataran Pasmah, jika titik itudisambungkan maka akan terbentuk pola binatang, Sebagai simbul kegelapan. Sementara itu, pasukan sekutu akan diletakkan tepat ditengah-tengah markas utama.''Kenapa kami tepat diletakkan ditengah-tengah? ''Senopati Surtanta bertanya, pria itu pemimpin tertinggi pasukan sekutu yang memiliki ilmu kanuragan setingkat pendekar Iblis dan membawa tiga ratus lima puluh prajurit tanpa tanding.Rawi Jati tersenyum kecil, ''itu karena pasukan yang kau pimpin sangat kuat, jika saja sesuatu terjadi di markas utama kalian akan mudah lebih mudah mengirimkan bantuan.''Surtanta mengernyi
Ketika semua orang sibuk memberikan pendapat, Satu Jagat hanya terdiam. Tidak, bukan hanya dia tapi semua orang dari perguruan dari Lembah Teratai Putih tidak mengeluarkan satu kata pun saat ini.Tiran Putih keluar dari pertemuan itu, dia bejalan sedikit bungkuk karena luka didapatnya di bagian tulang belakang menyerang dirinya sendiri untuk berjalan dengan benar.Melihat hal itu, Cagar Alam mendekati orang tua itu dengan perasaan heran. ''Sepuh Tiran Putih, kenapa kau tidak mengeluarkan pendapat?''Tiran Putih terbatuk-batuk beberapa kali, ya, tubuh orang tuanya mungkin sudah rapuh tapi bisa mencerna situasi ini. ''menurutmu orang didalam sana lemah?''''Kenapa sepuh berkata demikian? Tentu saja mereka semua orang kuat.''Tiran Putih terkekeh kecil sambil melihati kereta iblis yang dia ciptakan di atas tembok kayu. ''Dengarlah penderitaan orang-orang didalam sana! Mereka akan melakukannya sepanjang waktu, karena mereka adalah orang yang kuat.''''Apa yang ingin anda katakan, sepuh?''
Sehingga Galuh Tapa melepas aura hangat, aura itu segera menyebar di setiap sisi hutan bahkan beberapa orang hebat yang berada didekat lokasi itu tersentak merasakannya.''Aku ingin berdamai, aku akan menjadi orang pertama yang menghapus rasa benci kalian ''Galuh Tapa kemudian duduk bersila tepat dihadapan sang ratu sialang. ''Kau boleh menusukkan sengat di manapun kau mau, jika memang kau tidak mempercayaiku...''''Menarik! ''pekik sang ratu. Dia kemudian berusaha terbang dengan sayapnya yang terluka, lalu melaju cepat mengarahkan ujung sengat tepat dimata Galuh Tapa.Sedikit lagi, mungkin hanya seujung kuku, sengatan itu berhenti tepat di bola mata, sementara pemuda itu bahkan tidak menutup dan tidak pula mengedipkan matanya.''Aku tidak pernah bertemu dengan orang seperti dirimu anak muda. ''Ucap ratu sialang kemudian menarik kembali sengat didalam buntutnya yang berwarna kuning. ''Aku menyerah, aku mengizinkan kau menaiki pohon itu, tapi satu hal yang perlu kau ketahui ketika mala