Tatapan Du Shen berubah. Kilatan dingin dan tajam melintas di matanya."Para bandit itu..." gumamnya, nada suaranya berubah dingin. "Aku harus menemukan informasi keberadaan mereka secepatnya."Tangannya mengepal kuat. Ia sudah bersumpah bahwa tidak akan membiarkan orang-orang itu lolos. Namun, seiring dengan tekadnya, ia juga menyadari kenyataan pahit."Tapi sepertinya akan sulit menemukan informasi hanya di kota Danau Hitam ini..." gumamnya pelan penuh perhitungan."Kota ini terlalu kecil."Jika kelompok bandit itu memang sekuat yang ia duga, kemungkinan besar mereka telah berpindah ke tempat yang lebih besar daripada hanya sekedar kota kecil seperti ini."Hingga keluarga Hao cukup kuat, mereka mungkin bisa membantu."Memiliki sekutu yang kuat adalah langkah cerdas. Keluarga Hao adalah keluarga pedagang besar. Mereka memiliki koneksi luas dan bisa mengumpulkan informasi yang mungkin sulit didapatkan oleh orang luar.Du Shen menarik napas dalam-dalam. Ia tidak boleh tergesa-gesa dan
"Kau tahu? Semalam aku memberikan beberapa ramuanmu kepada Hao Yexin dan Tetua Pertama. Hasilnya luar biasa! Kultivasi mereka meningkat pesat hanya dalam semalam!"Ia menepuk bahu Du Shen dengan ringan, seolah ingin memastikan bahwa pemuda itu tahu betapa berharganya ramuan yang ia berikan.Du Shen ikut terkekeh, mengangguk-angguk. Tentu saja efeknya luar biasa. Ramuan yang ia buat bukanlah ramuan biasa, walaupun masih jauh dari buatan gurunya.Setiap tetesnya dibuat dengan teknik yang hanya dimiliki oleh dirinya sebagai murid sosok legendaris. Ramuan itu mampu memadatkan energi Qi lebih cepat, membersihkan kotoran dalam tubuh, dan bahkan mempercepat proses terobosan ke tingkat kultivasi yang lebih tinggi.Namun, meskipun kata-kata Hao Jifeng terdengar penuh kegembiraan, Du Shen merasakan sesuatu yang aneh.Ada kegelisahan di balik tatapan matanya. Senyuman yang ia pasang terlalu kaku, seolah dipaksakan.Dengan kepekaan Du Shen, ia bahkan memperhatikan langkah Hao Jifeng yang sedikit
Tetua Jiang menepuk dadanya dengan bangga, lalu berkata: "Bayangkan saja! Hanya dengan menelan sebutir ramuan Esensi Penguatan Qi, kultivasiku melonjak hingga menembus ranah Golden Core tahap awal!" serunya tampak bangga.Kegembiraan di wajahnya begitu jelas, seperti seorang pria yang baru saja menemukan harta karun berharga.Hao Yexin, yang berdiri di sampingnya, tak kalah bersemangat."Aku juga sama!" serunya lantang. "Dalam semalam, kultivasiku langsung melejit hingga tahap tiga ranah Silver Core!" Wajahnya berseri-seri, penuh semangat dan rasa syukur.Du Shen hanya mengangguk ringan dan tersenyum. Namun, di balik senyum ramahnya, batin Du Shen justru dipenuhi pemikiran lain.'Ramuan-ramuan itu... meskipun kualitasnya masih rendah dibandingkan ramuan buatan guru, tami masih jauh lebih baik dari ramuan biasa yang dijual di pasaran kota,' batinnya dalam hati.'Namun... butuh waktu lama bagi mereka untuk benar-benar menyerap dan mengonsolidasikan efek ramuan itu.'Mata Du Shen menyipi
Hao Feng tertawa kecil, mencoba menampilkan ekspresi ramah dan bersahabat, meskipun nada bicaranya terdengar terlalu dibuat-buat."Kepala Klan, saya hanya ingin berlatih dengannya," ujarnya dengan suara lembut. "Lagipula, jika dia mampu mengalahkan Murong Chen dengan mudah, itu berarti dia jauh lebih kuat dariku. Apa salahnya jika kami bertukar jurus? Bukankah itu akan menguntungkan kami berdua?"Di sampingnya, Hao Zhang segera menyambar kesempatan untuk mendukung cucunya."Benar sekali!" serunya, matanya berbinar penuh antusias palsu. "Bukankah klan kita akan berpartisipasi dalam Turnamen Kota Danau Hitam? Ini adalah kesempatan bagus bagi generasi muda kita untuk mengasah keterampilan mereka. Bahkan, bisa dibilang mereka akan mendapatkan bimbingan langsung dari Tuan Muda Shen yang jelas lebih kuat."Kata-katanya seolah penuh pujian, tetapi ada nada manipulatif terselubung di dalamnya.Hao Jifeng mendengus pelan, matanya yang tajam menatap sinis kedua pria itu. 'Mereka pikir aku tidak
Latih tanding itu pun dimulai dengan aba-aba dari Tetua Cun setelah beberapa aturan pertarungan ditetapkan."Tuan Shen, kuharap kau tak menahan diri walaupun ini hanyalah latih tanding," ucap Hao Feng dengan nada percaya diri.Du Shen mengangguk singkat. "Kau juga," balasnya santai.Begitu aba-aba diberikan, Hao Feng langsung melangkah maju. Tubuhnya berselimut aura Qi membara, tekanan spiritualnya melesat tajam hingga menciptakan getaran di sekitarnya. Sebagai pendekar spesialis pedang, ia jarang menggunakan tinjunya, tetapi kali ini, ia ingin menguji apakah bela diri sederhana saja cukup untuk merobohkan pemuda di hadapannya. Dan dia dengan percaya dirinya memikirkan mampu mengalahkan Du Shen.Tetua Cun yang mengamati pertarungan menoleh ke arah Tetua Zhang. "Seberapa jauh Tuan Muda Feng sudah berkembang?" tanyanya.Tetua Zhang mengelus janggutnya dan menyeringai. "Tak banyak. Baru-baru ini ia menerobos tahap tiga ranah Blue Core setelah mengonsumsi ramuan mahal dari Paviliun Alkem
Dengan gerakan cepat dan penuh keyakinan, Hao Feng menghunus pedangnya ke depan, lalu menerjang ke arah Du Shen.Angin berdesir tajam saat pedang itu melesat. Cahaya matahari memantul di sepanjang bilahnya, menciptakan kilatan perak yang menambah aura berbahaya dari teknik pedang yang ia gunakan. Ini bukan teknik sembarangan—tapi adalah teknik warisan keluarganya, sebuah seni pedang yang telah ditempa selama bertahun-tahun di bawah bimbingan Tetua Zhang atau kakeknya sendiri.Di sisi lain, Du Shen tetap berdiri tenang. Ia memasang kuda-kuda, tetapi di wajahnya tergambar ekspresi resah, seolah menghadapi tekanan besar. Namun, jika diperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang ganjil dalam sorot matanya. Jelas bahwa ia sedang melakukan sandiwara kecil.Para penonton yang berdiri mengelilingi arena mulai berbisik. Mengatakan cemoohan dan ketidak puasan mereka meliha Du Shen yang berani melawan pemuda yang di anggap sebagai jenius klan mereka."Sungguh bodoh! Pemuda itu terlalu sombong hin
Du Shen berdiri dengan tenang di tengah arena, matanya menatap tajam setiap gerakan Hao Feng. Sejujurnya, mengalahkan Hao Feng bukanlah hal sulit baginya. Namun, jika ia melakukannya terlalu cepat, hal itu justru akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.Jadi, alih-alih menghabisi lawannya dalam sekejap, Du Shen memilih untuk berlagak kewalahan, bergerak menghindar dengan ekspresi dipenuhi kegugupan.“Jangan bilang kau cuma bisa menghindar saja, kan?” suara Hao Feng terdengar penuh ketidaksabaran, urat di dahinya tampak sedikit menonjol.Pemuda itu berusaha menyembunyikan kekesalannya, tapi amarah dalam suaranya tetap tersirat. Tebasan pedangnya yang tajam terus meleset, seolah lawannya bisa membaca gerakannya lebih cepat dari yang bisa ia antisipasi.“Aku... tak tahu harus melawan bagaimana. Kau terlalu cepat dan kuat.” balasnya. Nada suara Du Shen terdengar sedikit agak ragu-ragu, tapi justru kata-katanya bagaikan ejekan di telinga Hao Feng.‘Bajingan ini... Sejak tadi dia hanya
Arena latihan Klan Hao dipenuhi dengan ketegangan yang semakin menebal. Keringat menetes dari pelipis Hao Feng, dadanya naik turun dengan cepat seiring dengan napasnya yang mulai tak beraturan. Meski tubuhnya sudah hampir mencapai batas, ia tetap berusaha menyerang dengan teknik pedangnya yang paling mahir. Bilah pedangnya berkelebat, menciptakan kilatan tajam di udara, namun setiap tebasannya selalu meleset, seakan hanya mengiris bayangan.Sebaliknya, Du Shen tampak begitu tenang walaupun ekspresinya terlihat penuh sandiwara. Sesekali, dengan gerakan yang nyaris tanpa usaha, ia memukul mundur Hao Feng menggunakan pukulan ringan atau gerakan menghindar yang begitu elegan. Tiap kali Hao Feng berusaha menyerang, Du Shen selalu bisa menghindar dengan mudah, lalu membalas dengan satu atau dua pukulan yang cukup untuk mengacaukan keseimbangannya.Hao Feng menggeram, matanya menyala penuh kemarahan. Rasa frustrasi mulai menguasai dirinya. Ia sudah mengerahkan segalanya, namun lawannya sea
Arena latihan Klan Hao dipenuhi dengan ketegangan yang semakin menebal. Keringat menetes dari pelipis Hao Feng, dadanya naik turun dengan cepat seiring dengan napasnya yang mulai tak beraturan. Meski tubuhnya sudah hampir mencapai batas, ia tetap berusaha menyerang dengan teknik pedangnya yang paling mahir. Bilah pedangnya berkelebat, menciptakan kilatan tajam di udara, namun setiap tebasannya selalu meleset, seakan hanya mengiris bayangan.Sebaliknya, Du Shen tampak begitu tenang walaupun ekspresinya terlihat penuh sandiwara. Sesekali, dengan gerakan yang nyaris tanpa usaha, ia memukul mundur Hao Feng menggunakan pukulan ringan atau gerakan menghindar yang begitu elegan. Tiap kali Hao Feng berusaha menyerang, Du Shen selalu bisa menghindar dengan mudah, lalu membalas dengan satu atau dua pukulan yang cukup untuk mengacaukan keseimbangannya.Hao Feng menggeram, matanya menyala penuh kemarahan. Rasa frustrasi mulai menguasai dirinya. Ia sudah mengerahkan segalanya, namun lawannya sea
Du Shen berdiri dengan tenang di tengah arena, matanya menatap tajam setiap gerakan Hao Feng. Sejujurnya, mengalahkan Hao Feng bukanlah hal sulit baginya. Namun, jika ia melakukannya terlalu cepat, hal itu justru akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.Jadi, alih-alih menghabisi lawannya dalam sekejap, Du Shen memilih untuk berlagak kewalahan, bergerak menghindar dengan ekspresi dipenuhi kegugupan.“Jangan bilang kau cuma bisa menghindar saja, kan?” suara Hao Feng terdengar penuh ketidaksabaran, urat di dahinya tampak sedikit menonjol.Pemuda itu berusaha menyembunyikan kekesalannya, tapi amarah dalam suaranya tetap tersirat. Tebasan pedangnya yang tajam terus meleset, seolah lawannya bisa membaca gerakannya lebih cepat dari yang bisa ia antisipasi.“Aku... tak tahu harus melawan bagaimana. Kau terlalu cepat dan kuat.” balasnya. Nada suara Du Shen terdengar sedikit agak ragu-ragu, tapi justru kata-katanya bagaikan ejekan di telinga Hao Feng.‘Bajingan ini... Sejak tadi dia hanya
Dengan gerakan cepat dan penuh keyakinan, Hao Feng menghunus pedangnya ke depan, lalu menerjang ke arah Du Shen.Angin berdesir tajam saat pedang itu melesat. Cahaya matahari memantul di sepanjang bilahnya, menciptakan kilatan perak yang menambah aura berbahaya dari teknik pedang yang ia gunakan. Ini bukan teknik sembarangan—tapi adalah teknik warisan keluarganya, sebuah seni pedang yang telah ditempa selama bertahun-tahun di bawah bimbingan Tetua Zhang atau kakeknya sendiri.Di sisi lain, Du Shen tetap berdiri tenang. Ia memasang kuda-kuda, tetapi di wajahnya tergambar ekspresi resah, seolah menghadapi tekanan besar. Namun, jika diperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang ganjil dalam sorot matanya. Jelas bahwa ia sedang melakukan sandiwara kecil.Para penonton yang berdiri mengelilingi arena mulai berbisik. Mengatakan cemoohan dan ketidak puasan mereka meliha Du Shen yang berani melawan pemuda yang di anggap sebagai jenius klan mereka."Sungguh bodoh! Pemuda itu terlalu sombong hin
Latih tanding itu pun dimulai dengan aba-aba dari Tetua Cun setelah beberapa aturan pertarungan ditetapkan."Tuan Shen, kuharap kau tak menahan diri walaupun ini hanyalah latih tanding," ucap Hao Feng dengan nada percaya diri.Du Shen mengangguk singkat. "Kau juga," balasnya santai.Begitu aba-aba diberikan, Hao Feng langsung melangkah maju. Tubuhnya berselimut aura Qi membara, tekanan spiritualnya melesat tajam hingga menciptakan getaran di sekitarnya. Sebagai pendekar spesialis pedang, ia jarang menggunakan tinjunya, tetapi kali ini, ia ingin menguji apakah bela diri sederhana saja cukup untuk merobohkan pemuda di hadapannya. Dan dia dengan percaya dirinya memikirkan mampu mengalahkan Du Shen.Tetua Cun yang mengamati pertarungan menoleh ke arah Tetua Zhang. "Seberapa jauh Tuan Muda Feng sudah berkembang?" tanyanya.Tetua Zhang mengelus janggutnya dan menyeringai. "Tak banyak. Baru-baru ini ia menerobos tahap tiga ranah Blue Core setelah mengonsumsi ramuan mahal dari Paviliun Alkem
Hao Feng tertawa kecil, mencoba menampilkan ekspresi ramah dan bersahabat, meskipun nada bicaranya terdengar terlalu dibuat-buat."Kepala Klan, saya hanya ingin berlatih dengannya," ujarnya dengan suara lembut. "Lagipula, jika dia mampu mengalahkan Murong Chen dengan mudah, itu berarti dia jauh lebih kuat dariku. Apa salahnya jika kami bertukar jurus? Bukankah itu akan menguntungkan kami berdua?"Di sampingnya, Hao Zhang segera menyambar kesempatan untuk mendukung cucunya."Benar sekali!" serunya, matanya berbinar penuh antusias palsu. "Bukankah klan kita akan berpartisipasi dalam Turnamen Kota Danau Hitam? Ini adalah kesempatan bagus bagi generasi muda kita untuk mengasah keterampilan mereka. Bahkan, bisa dibilang mereka akan mendapatkan bimbingan langsung dari Tuan Muda Shen yang jelas lebih kuat."Kata-katanya seolah penuh pujian, tetapi ada nada manipulatif terselubung di dalamnya.Hao Jifeng mendengus pelan, matanya yang tajam menatap sinis kedua pria itu. 'Mereka pikir aku tidak
Tetua Jiang menepuk dadanya dengan bangga, lalu berkata: "Bayangkan saja! Hanya dengan menelan sebutir ramuan Esensi Penguatan Qi, kultivasiku melonjak hingga menembus ranah Golden Core tahap awal!" serunya tampak bangga.Kegembiraan di wajahnya begitu jelas, seperti seorang pria yang baru saja menemukan harta karun berharga.Hao Yexin, yang berdiri di sampingnya, tak kalah bersemangat."Aku juga sama!" serunya lantang. "Dalam semalam, kultivasiku langsung melejit hingga tahap tiga ranah Silver Core!" Wajahnya berseri-seri, penuh semangat dan rasa syukur.Du Shen hanya mengangguk ringan dan tersenyum. Namun, di balik senyum ramahnya, batin Du Shen justru dipenuhi pemikiran lain.'Ramuan-ramuan itu... meskipun kualitasnya masih rendah dibandingkan ramuan buatan guru, tami masih jauh lebih baik dari ramuan biasa yang dijual di pasaran kota,' batinnya dalam hati.'Namun... butuh waktu lama bagi mereka untuk benar-benar menyerap dan mengonsolidasikan efek ramuan itu.'Mata Du Shen menyipi
"Kau tahu? Semalam aku memberikan beberapa ramuanmu kepada Hao Yexin dan Tetua Pertama. Hasilnya luar biasa! Kultivasi mereka meningkat pesat hanya dalam semalam!"Ia menepuk bahu Du Shen dengan ringan, seolah ingin memastikan bahwa pemuda itu tahu betapa berharganya ramuan yang ia berikan.Du Shen ikut terkekeh, mengangguk-angguk. Tentu saja efeknya luar biasa. Ramuan yang ia buat bukanlah ramuan biasa, walaupun masih jauh dari buatan gurunya.Setiap tetesnya dibuat dengan teknik yang hanya dimiliki oleh dirinya sebagai murid sosok legendaris. Ramuan itu mampu memadatkan energi Qi lebih cepat, membersihkan kotoran dalam tubuh, dan bahkan mempercepat proses terobosan ke tingkat kultivasi yang lebih tinggi.Namun, meskipun kata-kata Hao Jifeng terdengar penuh kegembiraan, Du Shen merasakan sesuatu yang aneh.Ada kegelisahan di balik tatapan matanya. Senyuman yang ia pasang terlalu kaku, seolah dipaksakan.Dengan kepekaan Du Shen, ia bahkan memperhatikan langkah Hao Jifeng yang sedikit
Tatapan Du Shen berubah. Kilatan dingin dan tajam melintas di matanya."Para bandit itu..." gumamnya, nada suaranya berubah dingin. "Aku harus menemukan informasi keberadaan mereka secepatnya."Tangannya mengepal kuat. Ia sudah bersumpah bahwa tidak akan membiarkan orang-orang itu lolos. Namun, seiring dengan tekadnya, ia juga menyadari kenyataan pahit."Tapi sepertinya akan sulit menemukan informasi hanya di kota Danau Hitam ini..." gumamnya pelan penuh perhitungan."Kota ini terlalu kecil."Jika kelompok bandit itu memang sekuat yang ia duga, kemungkinan besar mereka telah berpindah ke tempat yang lebih besar daripada hanya sekedar kota kecil seperti ini."Hingga keluarga Hao cukup kuat, mereka mungkin bisa membantu."Memiliki sekutu yang kuat adalah langkah cerdas. Keluarga Hao adalah keluarga pedagang besar. Mereka memiliki koneksi luas dan bisa mengumpulkan informasi yang mungkin sulit didapatkan oleh orang luar.Du Shen menarik napas dalam-dalam. Ia tidak boleh tergesa-gesa dan
Tak butuh waktu lama bagi Hao Jifeng untuk mengangguk setuju. Wajahnya dipenuhi kegembiraan yang sulit disembunyikan, seperti seorang pedagang yang baru saja menemukan tambang emas tersembunyi. "Jangan khawatir, Tuan Muda Shen. Serahkan semua masalah ini padaku!" serunya penuh semangat. Matanya berbinar seolah sudah bisa melihat gambaran masa depan keluarga Hao yang akan melonjak ke puncak kejayaan. "Walaupun ini hanya ramuan Pemurnian Qi, tapi dengan kualitas dan khasiatnya yang luar biasa tinggi, aku yakin seluruh kota Danau Hitam akan gempar!" lanjutnya dengan penuh keyakinan. Di sampingnya, Hao Jiang, sang Tetua pertama keluarga Hao, ikut terhanyut dalam euforia. Tangannya mengepal erat, wajahnya penuh semangat yang membara. "Tentu saja! Ramuan ini bagaikan artefak suci yang turun dari surga! Jangankan seisi kota ini, bahkan seluruh dunia pun akan gempar!" sambungnya tak kalah antusias. Ia menatap butiran ramuan keemasan itu dengan penuh kagum, seakan melihat benda yang bahk