Duak!Tinju Dasamuka menghujam ke wajah Bima Sena dengan keras hingga membuat pria itu terpelanting ke kiri. Bara segera mengayunkan Golok Iblis hingga membabat beberapa tangan Dasamuka sekaligus.Sraaak!"Arkh!" teriak sang Iblis saat dua tangannya putus dibabat Golok yang sangat tajam tersebut."Kau memang memiliki tubuh kuat tapi, kau sudah pernah mati...Setahuku, setiap seseorang bangkit dari kematian, kekuatannya akan melemah dibanding sebelumnya." ucap Bara sambil menyerang.Gada Nagapasa bergerak menangkis serangan Golok Iblis. Trang!Tubuh Bara terdorong beberapa tombak setelah beradu senjata dengan Iblis itu. "Kau pikir seperti itu? Kau salah besar. Justru saat aku bangkit dari kematian, kekuatanku akan bertambah!" teriak Dasamuka.Gada di tangan kanannya kembali terayun. Sampai sekarang Bara masih belum mengerti bagaimana Gada itu bisa terasa sangat berat saat beradu dengan Golok Iblis miliknya. Padahal Golok yang ada di tangannya jauh lebih kuat dibanding Gada tersebut.Ti
Tangan merah raksasa yang dipenuhi Kobaran api tersebut ditahan oleh Dasamuka hingga tubuh makhluk itu terdorong beberapa puluh tombak. Kahiyang Dewi cukup terkejut Dasamuka mampu menahan serangan dari Formasi Hukuman Langit yang di kerahkan berupa Tangan Dewa Perusak."Bisa menahan kekuatan Dewa, kemampuan Dasamuka memang luar biasa," batin wanita tersebut.Tangan raksasa itu kembali bergerak membuat Dasamuka harus mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menahan. Dia dan tangan raksasa saling adu kekuatan hingga akhirnya, cahaya merah keluar dari tubuh sang Raja Iblis.Aura kekuatan dari tubuhnya pun meningkat dengan pesat. Dua puluh tangannya menahan tangan merah raksasa lalu berusaha menariknya dari atas langit. Kahiyang Dewi yang mengetahui Iblis itu akan berbuat gila segera memerintahkan Naga Merah untuk mengganggu sang Raja Iblis.Naga Merah itu pun terbang dengan cepat kearah Dasamuka. Lalu dengan kuat keempat kakinya mendarat di tubuh Iblis tersebut lalu mencengkramnya hingga ku
Awan hitam berputar-putar di atas langit Kerajaan Guangdong. Bara dan yang lainnya terlihat cemas dengan kemunculan fenomena langit tersebut. Namun mereka tak menyangka melihat Dasamuka yang juga menatap kearah langit dengan mata membelalak."Apakah dia tidak tahu siapa yang akan datang? Melihat gumpalan awan hitam itu, aku curiga Raja Shen Su lah yang akan datang..." batin Bara sambil terus menatap kearah langit.Bima yang sudah bangkit berdiri segera melompat kearah Bara dan Kahiyang Dewi berada. Begitu juga dengan Jung Seo yang sudah sedikit membaik. Namun jika untuk bertarung, dia jelas belum bisa."Apakah kalian bisa menebak siapa yang akan datang?" tanya Bara Sena."Aku tidak tahu, melihat fenomena langit ini, tentu saja yang datang bukan makhluk yang biasa saja...Tapi, jika yang datang adalah bantuan dari para Iblis, kita akan tamat." sahut Jung Seo."Sepertinya, aku merasa tidak asing dengan fenomena langit seperti ini..." celetuk Bima Sena membuat Bara menoleh kearah ayahnya.
Kedua tangan para boneka Jaka Geni itu menyala merah dengan aura petir yang menjilat-jilat. Melihat hal itu, Dasamuka benar-benar merasa khawatir."Tidak ada cara lain lagi. Terpaksa aku harus mengeluarkan semuanya tidak sesuai dengan rencana..." batin Raja Iblis tersebut. Semua tangannya bergerak seperti membentuk mantra jurus. Lalu tiba-tiba tubuhnya menjadi kecil kembali ke ukuran semula. Namun yang Bara rasakan, aura dari Iblis itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya."Saat dia menjadi besar, dia menyerap energi alam di sekitar dan menyerapnya kedalam tubuh rakasasanya. Saat dia menjadi kecil, kekuatan itu akan berkumpul menjadi satu dan kekuatan Dasamuka pun akan menjadi ratusan kali lipat lebih kuat dari sebelum dia menjadi raksasa." kata Kahiyang Dewi."Jadi, dia menjadi raksasa hanya untuk itu?" tanya Bara."Benar. Dan sekarang pertarungan yang sebenarnya baru akan dimulai. Aku tidak tahu, apakah tubuh boneka petir itu mampu menahan setiap serangan Dasamuka yang sekarang. Meli
Di sebuah kota bernama Nanjing, sebuah kota yang cukup terpencil, hidup satu keluarga yang cukup besar bermarga Xiao. Keluarga Xiao cukup terkenal di kota tersebut karena pengaruh dari leluhur Xiao terdahulu, yaitu Xiao Lie pertama. Dan kepala keluarga saat ini adalah Xiao Lie ke-5. Di dalam kediaman Keluarga Xiao yang terlihat merah karena banyak lampion merah dan bendera merah terpasang, nampak seorang pemuda tanggung duduk di depan meja kayu yang ada di dalam rumah bercat merah yang bertuliskan 'Keluarga Xiao'. Wajah pemuda itu terlihat bahagia namun sesekali juga terlihat murung. Entah apa yang sedang dia pikirkan. "Tak ku sangka, hari ini aku akan menikah dengan seorang gadis tercantik di kota Nanjing. Xia Qing Yue sangat baik dan mempunyai bakat yang luar biasa. Jika dibandingkan dengan diriku yang sampah ini, aku yakin Xia Qing Yue tak ingin menikah denganku...hufff...pantaskah orang buangan seperti diriku mendapat hadiah terindah dalam kehidupan ini?" batin pemuda itu yang
"Ada apa Xiao Feng?" tanya Xia Yu.Bara Sena menggelengkan kepala."Tidak apa-apa Bibi Kecil," kata Bara sambil berdiri. Dia mencoba mendapat ingatan dari Xiao Feng. Dan perlahan ingatan dari pemuda itu pun muncul di kepalanya."Jadi Xiao Feng ini selalu menjadi bulan-bulanan keluarganya sendiri. Dan karena keberuntungan dia bisa menikah engan seorang gadis cantik nomer satu di Kota Nanjing ini...? Hmmm..." batin Bara Sena.Dia bisa menebak kenapa pamannya, Yu Long meracuni pemuda yang saat ini menjadi wadah baginya. Tidak lain karena dia akan menikah dengan gadis cantik itu dan Yu Long merasa iri hati.Bara Sena menyeringai kecil. "Bagus sekali...Aku ingin menendang orang yang tak tahu diri itu..." batin Bara Sena.Siang itu di luar kediaman keluarga Xiao telah ramai banyak orang. Hal itu karena mereka tahu keluarga Xiao akan menikahkan salah satu putranya dengan seorang gadis cantik dari keluarga terpandang di Kota Nanjing.Karena hal itulah banyak pembicaraan dari orang-orang yan
Bara Sena dan para pengiringnya pun sampai didepan kediaman Keluarga Qing. Mereka disambut oleh Kepala Keluarga Qing atau ayah dari Xia Qing Yue secara langsung didepan kediaman yang terlihat meriah tersebut. Di sebelah kepala keluarga, nampak seorang pemuda bertubuh besar berdiri dengan tatapan tajam. Bara Sena terpaku sejenak melihat sosok tinggi besar tersebut. Tiba-tiba sosok besar itu berlari laksana banteng yang ingin menyeruduk musuhnya. "Ada masalah apa dia denganku!? Gawat! Tubuh ini tak bisa bergerak dengan leluasa!" batin Bara mencoba menghindari tubuh besar tersebut. "Kakak ipar!" teriak pemuda berbadan tinggi besar itu sambil memeluk Bara Sena dengan erat. "Ugh! Lepaskan aku!" teriak Bara merasakan tulang-tulangnya seperti hancur karena pelukan maut pemuda bertubuh besar itu. "Qing Bao! Kau bisa membunuh calon kakak iparmu jika kau terus melakukan itu padanya!" Pemuda bernama Qing Bao menoleh ke arah suara yang tak lain adalah suara dari ayahnya, Qing Yi. "Ayah me
Bara Sena berhenti di depan beberapa orang yang tengah duduk sambil minum arak. Mereka sudah terlihat sedikit mabuk."Hei, apa tidak sangat di sayangkan sekali, mutiara yang cantik dan bersih berada di atas kotoran sampah?" ucap salah satu dari tiga orang tetua keluarga Xiao tersebut.Bara Sena merasa geram mendengar ucapan tersebut."Tua bangka keparat! Jika aku masih seorang dewa, aku pasti sudah menghancurkan mulut sialmu itu!" umpat Bara dalam hati."Hei hei hei...! Ada pengantin baru disini. Apakah kau mau minum bersama paman mu ini Xiao Feng?" ucap Yu Long sambil membawa satu toples besar arak baijiu yang terkenal di kota Nanjing.Bara Sena tersenyum. Tangan kirinya tiba-tiba menyala kuning. Pemuda itu sempat terkejut. Tiba-tiba terdengar satu suara yang entah datang darimana."Telapak Tangan kananmu itu adalah Dunia Penyimpanan milik Keluarga Cahaya. Aku sengaja memberikannya padamu agar kau lebih cepat menemukan jalan menjadi dewa."Bara Sena mencari-cari asal suara tersebut.