Malam pun semakin larut. Dua kuda itu bergerak cepat menembus malam. Hingga akhirnya kedua kuda itu kembali berhenti di sebuah penginapan yang ada dipinggir jalan setapak. "Kuda kita sepertinya kelelahan dan butuh istirahat. Bagaimana? Apakah kita akan lanjut jalan, atau menunggu esok hari agar kuda kita kembali bisa berjalan?" tanya Bara. "Terserah kakak, tapi kakak yakin mau mampir ke kedai itu?" tanya Xue Ruo. "Kenapa? Apakah kau tidak suka?" tanya Bara. "Entahlah, kakak tanyakan saja pada burung merah itu," sahut gadis itu. Jabrang yang masih terbang berputar-putar di atas penginapan tersebut melayang turun saat Bara memanggilnya. "Ada apa tuan?" tanya Jabrang. "Apakah kau merasa aneh dengan kedai dan penginapan itu?" tanya Bara. "Kedai ini cukup aneh berada di hutan seperti ini. Aku juga merasakan hawa aneh dari dalam sana. Saran dariku, lebih baik tuan mencari tempat yang aman," kata Jabrang. "Kalau begitu, kita lanjutkan saja perjalanan ini?" tanya Bara. "Di dalam hut
Mitsunari, Yamada dan Hatano, tiga pilar iblis bawahan Raja Iblis Orochi langsung menyebar dan membentuk formasi. Mereka mendorong tangan kanan kedepan secara bersama-sama dan menyentuh perisai emas milik Bara Sena. Tiba-tiba saja kekuatan mereka bersatu dan saling terhubung mengelilingi perisai emas yang berbentuk bulat tersebut. Blaaarrr! Perisai itu pun hancur setelah kekuatan milik tiga iblis itu bersatu. Bara, Jabrang dan Xue Ruo sudah siap siaga untuk bertarung melawan mereka. "Aku akan melawan wanita itu, kakak dan Jabrang bisa memilih dua lawan yang lain," kata Xue Ruo. "Kenapa kau memilih wanita bernama Mitsunari itu?" tanya Bara. "Jika kakak yang melawannya, kakak akan kesulitan." sahut Xue Ruo pendek lalu dia pun meluncur dengan cepat kearah Mitsunari. Bara hanya terbengong dan garuk kepalanya yang tidak gatal. "Tuan, lawan Nona Xue memiliki kemampuan ilusi yang bisa membuat lawannya terjerat alias tergoda. Jelas tidak cocok menjadi lawan tuan Bara. Apalagi tuan ka
Sementara itu, Jabrang juga tengah berjuang melawan Pilar Iblis bernama Yamada. Iblis yang ahli menciptakan senjata darah.Serangan Jabrang di awal mulai pertarungan langsung berhasil di patahkan oleh Yamada yang dengan sigap menciptakan sebuah samurai panjang untuk menangkis pedang merah milik Jabrang."Kau ahli menciptakan senjata darah ya? Ini sungguh luar biasa, akhirnya aku bisa bertemu kembali dengan ras darah pusaka di Keluarga Yamada..." ujar Jabrang.Kedua mata Yamada memicing dan menatap tajam penuh selidik."Kau sepertinya tahu tentang keluarga Yamada-ku. Siapa kau sebenarnya?" tanya Yamada."Kau tidak mengenali diriku? Sungguh menyedihkan sekali. Aku tidak begitu terkenal ya...?" ucap Jabrang sedikit kecewa."Kau memang tidak terkenal. Mungkin kau hanyalah pengagum kekuatan Yamada-ku, jadi kau begitu ingin tahu tentang keluarga ku lalu mengorek banyak hal. Sayang sekali, meski kau tahu tentang keluarga ku, kau tetap tidak mungkin bisa menciptakan jurus rahasia keluarga kam
Bola Api dari mulut Jabrang menyambar kearah Hatano yang masih melayang di udara setelah dilempar oleh Iblis Merah tersebut.Woossshhh!Tubuh Hatano pun terbakar oleh semburan bola api tersebut. Jabrang menoleh kearah Bara Sena."Tuan, gunakan kekuatan angin milikmu untuk mengurung nya didalam bola badai api!" teriak Jabrang meminta kepada Bara Sena.Mendengar hal itu, Bara segera menggunakan kekuatan angin miliknya untuk mengurung tubuh Hatano yang masih dilahap api merah. Kekuatan angin itu mengurung tubuh Hatano dan membuat badai didalamnya. Alhasil api milik Jabrang pun menjadi semakin besar dan panas.Tubuh Hatano meronta-ronta kepanasan. Namun dia tak bisa berkutik karena belenggu badai yang Bara ciptakan."Panas...! Aku tidak kuat lagi!" teriak pria berkepala plontos tersebut.Bara tersenyum sinis."Nikmatilah itu Iblis botak! Sejak tadi kau membual dan sekarang kau sedang di hadapkan dengan kematian!" Hatano mengerang keras saat tubuhnya mulai meleleh dan menjadi abu karena
Singkat cerita, Bara Sena dan Xue Ruo akhirnya menikah dengan resmi di Kerjaan Jiangsu. Pernikahan itu dihadiri banyak sekali tamu undangan. Dari Istana Kerajaan maupun dari Sekte-Sekte dan keluarga-keluarga ternama.Chang Mei dan Song Yue turut hadir di pernikahan itu karena diundang oleh Xue Ruo. Pesta pernikahan Bara dan Xue Ruo benar-benar meriah hingga dua hari lamanya.Selesai acara pernikahan, Bara dan Xue Ruo pun melakukan ritual malam pengantin mereka berdua hingga larut malam. Masih dalam keadaan berkeringat dan napas memburu setelah melakukan hubungan badan, kedua mempelai yang baru saja menikah itu pun saling berbincang sambil berpelukan hangat."Jadi, kapan kakak akan membawaku ke Dunia Penyimpanan? Tempat seperti apa yang akan kaka berikan padaku?" tanya Xue Ruo."Itu adalah tempat yang indah, kau pasti menyukainya," kata Bara lalu dia menjulurkan tangannya.Xue Ruo terkejut saat tubuhnya tersedot masuk kedalam telapak tangan Bara Sena."Tunggu...Aku belum mengenakan pa
"Dewi Biru!?" seru Bara terperanjat saat dia melihat sosok Xue Ruo yang kini berubah menjadi Dewi Biru. Wanita berparas cantik jelita dengan rambut berwarna biru dan mata yang juga berwarna biru. Sosok itu pun tersenyum kearah Bara."Apa kabar anak muda gagah perkasa? Akhirnya kita bertemu lagi bukan? Dan pertemuan kita kali ini, lebih mengejutkan daripada saat pertama kali kita bertemu di Alam Jiwa milik Xue Ruo," kata Dewi Biru.Bara tak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Aku sama sekali tidak menduga kau akan mengambil alih tubuh Xue Ruo...Kenapa?" tanya Bara.Kedua mata Dewi Biru menyala biru namun hanya dalam sekejap mata saja. Karena di detik berikutnya mata Dewi Biru kembali seperti biasa."Kau tanya padaku kenapa aku bisa muncul dan mengambil alih tubuh Xue Ruo? Apakah kau masih belum menyadari alasan aku keluar dan menggantikan tubuh Xue Ruo?" tanya Dewi Biru."UH...Maaf, aku benar-benar tidak tahu Dewi..." sahut Bara
Bara Sena menatap wajah jelita yang ada di hadapannya. Wanita itu nampak bahagia setelah menikmati waktu yang indah dan memuaskan di dalam air."Apakah kau sudah puas? Kita sudah melakukannya hingga berkali-kali...Dan sepertinya aku merasa ada banyak orang yang berkumpul di satu tempat di dunia milikmu ini," ucap Dewi Biru."Mereka tengah berkumpul untuk membicarakan sesuatu. Aku akan menemui mereka nanti setelah ini...Tapi, apakah kau akan tetap menguasai tubuh Xue Ruo? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Bara.Dewi Biru tersenyum."Dia baik-baik saja. Tidak masalah jika kau memang ingin menemui mereka lebih dulu. Aku akan menunggu di tempat ini...Jujur saja, aku menyukai tempat ini...Kau hebat," kata Dewi Biru sambil tersenyum,Bara Sena membalas senyuman tersebut dengan mengecup kening wanita berparas cantik jelita tersebut. Kemudian dia beranjak dari sungai tersebut menuju kearah batu besar. Tubuhnya yang sebelumnya tanpa pakaian, saat Bara keluar dari dalam sungai dia sudah mengena
Gerbang Merah itu terbuka di depan semua orang yang ada di altar tersebut. Hu Shi Yun berdiri setelah dia membuka gerbang tersebut."Silahkan semuanya, gerbang ini terhubung langsung dengan Pagoda Dewa. Saat masuk kedalam sana, aku sarankan jangan menyalakan tenaga dalam untuk menghindari arus balik yang kuat." kata Shi Yun.Kahiyang Dewi yang pertama kali masuk kedalam gerbang di susul Yue Fei, Lu Shi, Liu Enlai, lalu kemudian para pria termasuk Pangeran Iblis Gui. Tersisa Bara dan Shi Yun yang masih ada di altar tersebut."Tuan tidak ikut masuk?" tanya gadis itu.Bara menggelengkan kepala. "Aku masih ada urusan. Kau bisa pergi dan membantu mereka. Aku hanya ingin meminjam kemampuan milikmu ini untuk pergi menemui seseorang," kata Bara."Siapa yang akan tuan temui?" tanya Shi Yun dengan mata sedikit menyipit.Bara menatap gadis itu sesaat lalu mendekatkan wajahnya didepan wajah si gadis. Bola mata Bara menatap wajah cantik itu sambil tersenyum kecil."Ada apa dengan Shi Yun-ku yang