Bara terheran-heran melihat kemampuan Dewi Es menangkap Bola Api Semesta miliknya. Jelas baru kali ini pemuda itu melihat orang yang mampu menangkap Pukulan tersebut menggunakan tangan kosong.Dewi Es menyeringai ke arah Bara."Kau pikir api seperti ini mempan kepadaku? Yang benar saja. Apalagi kau ini masih anak kecil didepan diriku. Berani sekali bermain api," ucap wanita itu lalu meniup bola api yang ada di tangannya. Dalam sekejap mata saja, bola api itu langsung padam. Bara pun dibuat terkesima olehnya."Apa kau masih ingin memukulku?" tanya Dewi Es masih mempertanyakan hal yang sama. Hal yang membuat Bara kembali naik pitam karna merasa dirrendahkan."Kau pikir aku hanya bermain api? Aku juga memainkan hall yang lain!" kata Bara Sena keras. Aura api di tubuhnya padam. Kini berganti aura ungu yang menandakan dia tengah menggunakan kekuatan Chu Yi.Dewi Es menatap tak berkedip. Lalu, sejurus kemudian dia tersenyum."Keku
Bara tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia tidak tahu sama sekali cara untuk mengeluarkan Ibis Es dari dalam tubuhnya. Bahkan dia sendiri juga belum pernah melihat seperti apa rupa wujud iblis es."Mengeluarkan Iblis Es? Bagaimana caraku mengeluarkan nya?" tanya Bara.Dewi Es tersenyum."Kau tidak tahu caranya?" tanya wanita itu sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya ke tanah.Bara pun menggeleng karena dia memang tidak tahu cara mengeluarkan Iblis Es dari dalam tubuhnya meski dia tahu, ada kekuatan Iblis di dalam tubuhnya tersebut."Apa kau ingin mencoba caraku?" tanya Dewi Es lagi.Bara Sena tidak langsung menjawab. Dia menebak-nebak, cara apa yang akan dilakukan oleh wanita itu."Sebenarnya aku tahu, ada beberapa kekuatan di dalam tubuh mungilmu itu. Hanya saja, kau tidak tahu cara menggunakannya. Mereka yang ada di dalam tubuhmu hanya akan keluar jika dirimu dalam keadaan sekarat. Saat itulah tubuhm
Lian Xie dan Cakara masih sibuk berbincang tentang masa lalu. Hingga akhirnya mereka kembali membicarakan tentang sosok Pangeran Mahkota Bunga Teratai Ketiga yang dikhawatirkan oleh Dewi Es akan datang ke Pulau Es miliknya.Lalu, siapa sebenarnya Pangeran Mahkota Bunga Teratai Ketiga ini?"Jadi, selama kau berada di dalam tubuh Bara, dia tak akan merasakan hawa kehadiranmu?" tanya Lian Xie."Tentu saja. Bocah itu memang kuat dan menyebalkan. Tapi percayalah, aku bukan Iblis yang mudah dikalahkan olehnya..." kata Iblis Es."Aku menjadi penasaran, kenapa dia berada di penginapan itu? Apakah dia sengaja datang kesana untuk mencari sesuatu?" tanya Dewi Es.Cakara menggelengkan kepalanya."Aku yakin bukan karena itu. Dia adalah seorang Dewa Abadi yang wujudnya selalu seperti anak-anak. Bahkan tingkah dan kelakuannya tidak ubahnya seperti anak seusia dirinya. Mungkin dia datang bersama seseorang...Aku justru menduga kuat, orang te
Bara Sena membuka kedua matanya setelah jiwanya kembali ke dalam tubuhnya yang ada di Penginapan Mewah di kota Yangzhou. Saat dia membuka kedua matanya, yang pertama kali dia lihat adalah Lu Shi yang duduk didepannya."Lu Shi..." lirih Bara.Dia menoleh ke arah kiri, matanya pun membesar melihat Kahiyang Dewi yang duduk bersila sambil melipat kedua tangan di depan dada."Kahiyang Dewi...?" Wajah kedua wanita itu nampak terlihat gelisah. Saat Lu Shi tengah mengangkat wajahnya untuk melihat keadaan Bara, dia terkejut mengetahui pemuda itu sudah membuka matanya. Lu Shi pun menjerit lirih memanggil nama Bara membuat Kahiyang Dewi terkejut dan langsung bangkit berdiri menghampiri mereka berdua."Bara...!" Bara Sena menoleh ke arah Kahiyang Dewi. Kedua wanita itu nampak aneh di mata sang pemuda. Apalagi saat tiba-tiba Kahiyang Dewi menyentuh wajah Bara Sena. Itu hal yang tidak biasa dilakukan oleh wanita tersebut."Ada
Raja Xue terlihat marah ditegur oleh pemimpin Sekte Xiao, Xiao Zun. Hal itu membuat dia mengeluarkan kekuatan jiwa miliknya yang membuat semua orang Sekte Xiao terkejut bukan main.Mereka yang berada di pihak Panglima Xiao Jin terkejut karena mereka tahu bahwa sang Raja sakit keras dan sulit di obati. Mendengar hal itu, mereka yakin sekali sang Raja dalam keadaan lemah sehingga secara terang-terangan Xiao Zun berani membuat sang Raja marah.Mereka tidak tahu sekuat apa Raja Xue saat ini. Mereka juga tidak tahu bahwa sang Panglima yang mereka dukung baru saja dikalahkan oleh sang Raja.Tak hanya itu, Raja Xue juga memiliki kekuatan baru yang dia dapat dari Inti Jiwa milik Ratu Wu. Saat ini, empat orang tetua dari Sekte Xiao itu hanya bisa terdiam melihat kemampuan Raja Xue didepan mata mereka. Keempat orang itu buru-buru menghadap Raja Xue dan memohon ampunan."Ampuni kelancangan kami Yang Mulia Raja...! Kami mohon!" ucap mereka deng
Xiao Zun menoleh kearah tiga tetua nya dengan wajah pucat karena saking ketakutannya."Cepat berikan Pil itu padanya!" perintahnya.Xiao Yan, Xiao Lu dan Xiao Bo segera mengeluarkan kotak merah dari dalam cincin ruang mereka. Bara bisa mencium aroma Pil Hati Emas di dalam kotak tersebut."Kau selamat Xiao Zun..." kata Bara sambil melepaskan rantai ungu dari tubuh Xiao Zun."Uhhh....Kekuatan apa yang dia kerahkan...!? Cengkraman tadi seolah menghisap kekuatanku!" batin Xiao Zun yang masih terlihat pucat pasi.Bara mengambil tiga kotak merah tersebut dan langsung memasukannya ke dalam Dunia Penyimpanan miliknya."Kau juga, berikan kotak merah milikmu," pinta Bara Sena sambil mengulurkan tangan ke arah Xiao Zun.Tak ingin membuat orang di hadapannya murka, Xiao Zun segera memberikan apa yang Bara inginkan. Sekarang, pemuda itu memiliki 4 kotak Pil Hati Emas yang masing-masing berisi 3 butir Pil. Raja Xue geleng-geleng
Kota Yangzhou siang itu mulai terlihat ramai dan meriah. Hal itu dikarenakan adanya turnamen antar Sekte yang di adakan di arena besar yang dimiliki oleh Sekte Xiao. Arena raksasa tersebut mampu menampung lebih dari lima ribu penonton.Untuk mereka yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa berada di luar arena dan hanya menunggu berita dari dalam arena. Lucunya, mereka harus membayar si pembawa berita yang akan memberitahu kejadian apa saja yang ada di dalam arena. Para peserta dari berbagai Sekte pun mulai berdatangan bersama para tetua mereka. Yang pertama masuk kedalam bangunan raksasa tersebut adalah Sekte Xiao selaku tuan rumah acara besar tersebut.Semua orang bersorak saat Pemimpin Sekte, Xiao Zun berjalan bersama para tetua dan satu sosok yang akan menjadi wakilnya. Itu adalah sosok Xiao Wang yang saat ini menyamar menjadi Xiao Cheng."Kemana Xiao Lu?" batin beberapa orang yang tidak melihat salah satu tetua yang sebelumnya selalu pe
Lu Tian melangkah maju kedepan dengan langkah yang jumawa membuat para peserta yang lain tidak suka. Bara Sena sendiri tersenyum sinis melihat sosok Lu Tian."Bocah-bocah sampah macam kau ini hanya akan menjadi dasar neraka Yama," batin Bara.Lu Tian berdiri didepan Batu Hitam Persegi yang lebih tinggi dari tubuhnya tersebut."Apa benar batu ini sekeras yang di katakan? Orang dari Sekte Tianzun itu...Aku yakin dia orang lemah..." batin Lu Tian lalu dia pun mulai menggerakkan tangan merapal sesuatu. Dan tiba-tiba muncul tombak di tangannya. Tombak itu menyala diselimuti api merah membara. Tangan Lu Tian sebatas siku terlihat merah membara pertanda dia tengah menggunakan kekuatan api miliknya."Tombak Mata Api milik Ketua Sekte Lu Xuan Yi yang diwariskan kepada Lu Tian...Tombak yang sangat kuat...Tapi, batu itu..." batin Xiao Zun yang masih merasa ragu dengan tombak tersebut.Hiaaaatttt!Lu Tian berteriak keras sambi