Share

109.Tertindas

Penulis: Gibran
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-27 12:44:38

Xiao Zun menoleh kearah tiga tetua nya dengan wajah pucat karena saking ketakutannya.

"Cepat berikan Pil itu padanya!" perintahnya.

Xiao Yan, Xiao Lu dan Xiao Bo segera mengeluarkan kotak merah dari dalam cincin ruang mereka. Bara bisa mencium aroma Pil Hati Emas di dalam kotak tersebut.

"Kau selamat Xiao Zun..." kata Bara sambil melepaskan rantai ungu dari tubuh Xiao Zun.

"Uhhh....Kekuatan apa yang dia kerahkan...!? Cengkraman tadi seolah menghisap kekuatanku!" batin Xiao Zun yang masih terlihat pucat pasi.

Bara mengambil tiga kotak merah tersebut dan langsung memasukannya ke dalam Dunia Penyimpanan miliknya.

"Kau juga, berikan kotak merah milikmu," pinta Bara Sena sambil mengulurkan tangan ke arah Xiao Zun.

Tak ingin membuat orang di hadapannya murka, Xiao Zun segera memberikan apa yang Bara inginkan. Sekarang, pemuda itu memiliki 4 kotak Pil Hati Emas yang masing-masing berisi 3 butir Pil. Raja Xue geleng-geleng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Dewa Cahaya   110.Para Peserta

    Kota Yangzhou siang itu mulai terlihat ramai dan meriah. Hal itu dikarenakan adanya turnamen antar Sekte yang di adakan di arena besar yang dimiliki oleh Sekte Xiao. Arena raksasa tersebut mampu menampung lebih dari lima ribu penonton.Untuk mereka yang tidak kebagian tempat duduk terpaksa berada di luar arena dan hanya menunggu berita dari dalam arena. Lucunya, mereka harus membayar si pembawa berita yang akan memberitahu kejadian apa saja yang ada di dalam arena. Para peserta dari berbagai Sekte pun mulai berdatangan bersama para tetua mereka. Yang pertama masuk kedalam bangunan raksasa tersebut adalah Sekte Xiao selaku tuan rumah acara besar tersebut.Semua orang bersorak saat Pemimpin Sekte, Xiao Zun berjalan bersama para tetua dan satu sosok yang akan menjadi wakilnya. Itu adalah sosok Xiao Wang yang saat ini menyamar menjadi Xiao Cheng."Kemana Xiao Lu?" batin beberapa orang yang tidak melihat salah satu tetua yang sebelumnya selalu pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Legenda Dewa Cahaya   111.Batu Hitam

    Lu Tian melangkah maju kedepan dengan langkah yang jumawa membuat para peserta yang lain tidak suka. Bara Sena sendiri tersenyum sinis melihat sosok Lu Tian."Bocah-bocah sampah macam kau ini hanya akan menjadi dasar neraka Yama," batin Bara.Lu Tian berdiri didepan Batu Hitam Persegi yang lebih tinggi dari tubuhnya tersebut."Apa benar batu ini sekeras yang di katakan? Orang dari Sekte Tianzun itu...Aku yakin dia orang lemah..." batin Lu Tian lalu dia pun mulai menggerakkan tangan merapal sesuatu. Dan tiba-tiba muncul tombak di tangannya. Tombak itu menyala diselimuti api merah membara. Tangan Lu Tian sebatas siku terlihat merah membara pertanda dia tengah menggunakan kekuatan api miliknya."Tombak Mata Api milik Ketua Sekte Lu Xuan Yi yang diwariskan kepada Lu Tian...Tombak yang sangat kuat...Tapi, batu itu..." batin Xiao Zun yang masih merasa ragu dengan tombak tersebut.Hiaaaatttt!Lu Tian berteriak keras sambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Legenda Dewa Cahaya   112.Menghasut

    Pedang Es milik Xia Qing Yue yang berputar seperti bor itu terus bergerak menggerus batu hitam. Semua mata masih memusatkan pandangannya ke arah gadis cantik dari Sekte Awan Es tersebut."Kemampuan Bor Langit miliknya sudah meningkat pesat. Bahkan sudah melebihi yang kita harapkan," kata Ratu Es, Song Yue."Benar Ratu, aku melatihnya dengan keras agar memusatkan pikirannya pada satu titik saat menggunakan Bor Langit. Meksipun ada gangguan di sekitar nya, dia masih bisa untuk tetap fokus ke target tanpa masalah." sahut Cu Yue Li."Hanya Qing Yue seorang di antara semua murid kita yang memiliki kemampuan seperti ini. Dia gadis yang cukup mengejutkan," kata Song Yue memuji."Semenjak titik meridian miliknya terbuka secara sempurna, dia dengan cepat menguasai semua yang aku ajarkan dalam waktu dua bulan saja. Padahal, murid lain butuh waktu satu setengah tahun untuk menguasai nya," kata Cu Yue Li."Bagus, Istana Awan Es kita akan mendapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-28
  • Legenda Dewa Cahaya   113.Pedang Es Abadi

    Dari dalam tangan Bara muncul sebuah pedang berwarna biru. Kemunculan pedang tersebut sontak saja membuat semua orang tertuju padanya sekaligus terkejut dikarenakan hawa dingin yang luar biasa terpancar dari pedang tersebut.Para peserta yang ada disana yang paling merasakan hawa dingin dari pedang yang tak lain adalah Pedang Es Abadi milik Iblis Es Cakara.Xia Qing Yue yang berlatih elemen es pun tertegun merasakan pancaran hawa dingin yang menusuk tulang tersebut."Hawa dingin ini lebih dingin dari hawa dingin milik Ratu sekalipun...!" batin Xia Qing Yue.Semua peserta dan Xao Cun berusaha berlindung dengan perisai tenaga dalam milik mereka. Namun hawa dingin itu masih menembusnya. Para penonton yang ada di tribun, semua terkena dampaknya.Kedua mata Song Yue menatap tak berkedip."Pedang apa itu...? Bahkan tingkat es milikku tidak sampai sedingin ini. Meski tidak membekukan segalanya, tekanan yang di hasilkan sangat menyi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Legenda Dewa Cahaya   114.Masuk Ke Kandang Singa

    Babak pertama turnamen antar Sekte telah selesai hari itu. Bara Sena lah yang menjadi pemenang atau jawara di turnamen babak pertama. Untuk babak kedua, akan di adakan keesokan harinya. Setelah pengumuman selesai, semua peserta kembali ke penginapan masing-masing bersama para tetua mereka. Sedangkan para penonton juga keluar dari arena bertarung yang cukup besar tersebut.Bara yang menyamar dengan topeng kulit dan menggunakan nama Cakara, setelah turnamen babak pertama selesai, dia menjadi pusat perhatian semua orang di kota Yangzhou. Tidak sedikit para gadis mengelu-elukan namanya bahkan ada pula yang memuja-muja dirinya. Pemuda itu pun menjadi perbincangan yang hangat di Kota tersebut.Hal itu membuat seorang gadis khawatir karena dia takut sang pemuda akan tergoda oleh para gadis tersebut."Saat ini kakak sangat terkenal di Kerajaan Jiangsu," kata Xue Ruo sambil menggandeng tangan Bara Sena.Pemuda itu tersenyum lalu mengelus rambut gadis

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Legenda Dewa Cahaya   115.Sebuah Kedai

    Xiao Wang tergeletak didalam tanah yang berlubang dalam keadaan tengkurap. Raja Xue pun melayang turun dan mendarat di dekat lubang tanah sedalam setengah tombak tersebut. Matanya menatap tubuh Xiao Wang yang masih tengkurap dibawah sana."Kau tidak mati bukan? Kembalilah ke tempatmu dan jangan pernah berani lagi menginjak kan kakimu selama kami ada disini," kata Raja Xue dengan suara yang dalam.Xiao Wang berusaha bangkit berdiri. Dia merasakan sekujur tubuhnya hancur. Dengan susah payah dia pun menghadap Raja Xue."Maafkan kesalahan yang telah aku lakukan Yang Mulia. Dan terimakasih masih menahan diri untuk tidak membuatku tewas di tempat ini..." kata Xiao Wang."Hmph," sahut Raja Xue masih dengan tatapan mata yang membuat Xiao Wang mau tidak mau harus segera pergi meninggalkan tempat tersebut."Sial sekali...Aku pikir Sekte Xue tidak memiliki orang sekuat ini...Aku benar-benar bodoh!" batin Xiao Wang sambil melangkah pergi meningg

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-29
  • Legenda Dewa Cahaya   116.Chang Mei

    Chang Mei Geni menatap pria yang baru saja bertanya."Benar, itulah alasan kenapa perjanjian darah ini diwariskan kepada kalian anak cucunya. Jika kalian tidak ingin mewariskan nya kepada anak kalian, itu tidak masalah sama sekali. Asal kalian tidak membocorkan rahasia diriku. Kecuali jika kalian ingin mati cepat." kata Chang Mei."Kenapa leluhur kami mau membuat perjanjian darah dengan anda ketua?" tanya Wuwei memberanikan diri.Chang Mei tersenyum. Kali ini dia tersenyum lebar, menunjukkan kecantikannya yang abadi."Pertanyaan bagus. Pertanyaan ini pernah dilontarkan orang tua kalian padaku di masa lalu, begitu juga dengan kakek nenek kalian dan leluhur kalian. Pertanyaan yang sama, kenapa leluhur kalian mau mengikat janji darah seperti ini dengan diriku...Aku akan sedikit ceritakan inti dari perjanjian itu kepada kalian," kata Chang Mei.Delapan orang yang ada di sana pun saling tatap. Mereka sama-sama menganggukkan kepala."450 tahun yang lalu, saat itu usiaku baru menginjak tiga

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Legenda Dewa Cahaya   117.Pukulan Gledek

    Wuwei melangkah meninggalkan Kedai Serikat Geni menuju ke rumah obat. Hari itu sudah menjelang sore sehingga suasana di jalanan terasa hangat.Gadis itu terlihat terburu-buru sehingga memancing perhatian beberapa orang pria yang ada di dekat sebuah toko arak. "Hei gadis cantik! Mau kemana kau!?" seru salah seorang pria.Namun Wuwei tidak menggubrisnya sama sekali dan tetap melanjutkan langkahnya menuju toko obat yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang.Merasa tersinggung, salah satu pria melompat dan langsung menghadang Wuwei. "Sombong sekali kau hah!?" ucap pria yang dalam keadaan setengah mabuk tersebut. Wuwei nampak ketakutan. Dia berharap pada kalung yang dia kenakan. Namun setelah sadar bahwa Ketua Serikat Geni itu dalam keadaan terluka, Wuwei pun tak bisa berbuat apa-apa.Pria itu menatap liar dari ujung rambut hingga ke ujung kaki Wuwei, gadis yang masih belia dan terlihat cantik tersebut."L

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Cahaya   674.Probo Lintang(TAMAT)

    Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B

  • Legenda Dewa Cahaya   673.Kalinggapura

    Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan

  • Legenda Dewa Cahaya   672.Kabar Bahagia

    Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih

  • Legenda Dewa Cahaya   671.Jurus Ilusi

    Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke

  • Legenda Dewa Cahaya   670.Keluar Dari Lembah

    Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa

  • Legenda Dewa Cahaya   669.Para Penghadang

    Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I

  • Legenda Dewa Cahaya   668.Mahkota Raja

    Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G

  • Legenda Dewa Cahaya   667.Siluman Ular Hijau

    Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke

  • Legenda Dewa Cahaya   666.Wanita Misterius

    Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk

DMCA.com Protection Status