Pedang Es milik Xia Qing Yue yang berputar seperti bor itu terus bergerak menggerus batu hitam. Semua mata masih memusatkan pandangannya ke arah gadis cantik dari Sekte Awan Es tersebut."Kemampuan Bor Langit miliknya sudah meningkat pesat. Bahkan sudah melebihi yang kita harapkan," kata Ratu Es, Song Yue."Benar Ratu, aku melatihnya dengan keras agar memusatkan pikirannya pada satu titik saat menggunakan Bor Langit. Meksipun ada gangguan di sekitar nya, dia masih bisa untuk tetap fokus ke target tanpa masalah." sahut Cu Yue Li."Hanya Qing Yue seorang di antara semua murid kita yang memiliki kemampuan seperti ini. Dia gadis yang cukup mengejutkan," kata Song Yue memuji."Semenjak titik meridian miliknya terbuka secara sempurna, dia dengan cepat menguasai semua yang aku ajarkan dalam waktu dua bulan saja. Padahal, murid lain butuh waktu satu setengah tahun untuk menguasai nya," kata Cu Yue Li."Bagus, Istana Awan Es kita akan mendapa
Dari dalam tangan Bara muncul sebuah pedang berwarna biru. Kemunculan pedang tersebut sontak saja membuat semua orang tertuju padanya sekaligus terkejut dikarenakan hawa dingin yang luar biasa terpancar dari pedang tersebut.Para peserta yang ada disana yang paling merasakan hawa dingin dari pedang yang tak lain adalah Pedang Es Abadi milik Iblis Es Cakara.Xia Qing Yue yang berlatih elemen es pun tertegun merasakan pancaran hawa dingin yang menusuk tulang tersebut."Hawa dingin ini lebih dingin dari hawa dingin milik Ratu sekalipun...!" batin Xia Qing Yue.Semua peserta dan Xao Cun berusaha berlindung dengan perisai tenaga dalam milik mereka. Namun hawa dingin itu masih menembusnya. Para penonton yang ada di tribun, semua terkena dampaknya.Kedua mata Song Yue menatap tak berkedip."Pedang apa itu...? Bahkan tingkat es milikku tidak sampai sedingin ini. Meski tidak membekukan segalanya, tekanan yang di hasilkan sangat menyi
Babak pertama turnamen antar Sekte telah selesai hari itu. Bara Sena lah yang menjadi pemenang atau jawara di turnamen babak pertama. Untuk babak kedua, akan di adakan keesokan harinya. Setelah pengumuman selesai, semua peserta kembali ke penginapan masing-masing bersama para tetua mereka. Sedangkan para penonton juga keluar dari arena bertarung yang cukup besar tersebut.Bara yang menyamar dengan topeng kulit dan menggunakan nama Cakara, setelah turnamen babak pertama selesai, dia menjadi pusat perhatian semua orang di kota Yangzhou. Tidak sedikit para gadis mengelu-elukan namanya bahkan ada pula yang memuja-muja dirinya. Pemuda itu pun menjadi perbincangan yang hangat di Kota tersebut.Hal itu membuat seorang gadis khawatir karena dia takut sang pemuda akan tergoda oleh para gadis tersebut."Saat ini kakak sangat terkenal di Kerajaan Jiangsu," kata Xue Ruo sambil menggandeng tangan Bara Sena.Pemuda itu tersenyum lalu mengelus rambut gadis
Xiao Wang tergeletak didalam tanah yang berlubang dalam keadaan tengkurap. Raja Xue pun melayang turun dan mendarat di dekat lubang tanah sedalam setengah tombak tersebut. Matanya menatap tubuh Xiao Wang yang masih tengkurap dibawah sana."Kau tidak mati bukan? Kembalilah ke tempatmu dan jangan pernah berani lagi menginjak kan kakimu selama kami ada disini," kata Raja Xue dengan suara yang dalam.Xiao Wang berusaha bangkit berdiri. Dia merasakan sekujur tubuhnya hancur. Dengan susah payah dia pun menghadap Raja Xue."Maafkan kesalahan yang telah aku lakukan Yang Mulia. Dan terimakasih masih menahan diri untuk tidak membuatku tewas di tempat ini..." kata Xiao Wang."Hmph," sahut Raja Xue masih dengan tatapan mata yang membuat Xiao Wang mau tidak mau harus segera pergi meninggalkan tempat tersebut."Sial sekali...Aku pikir Sekte Xue tidak memiliki orang sekuat ini...Aku benar-benar bodoh!" batin Xiao Wang sambil melangkah pergi meningg
Chang Mei Geni menatap pria yang baru saja bertanya."Benar, itulah alasan kenapa perjanjian darah ini diwariskan kepada kalian anak cucunya. Jika kalian tidak ingin mewariskan nya kepada anak kalian, itu tidak masalah sama sekali. Asal kalian tidak membocorkan rahasia diriku. Kecuali jika kalian ingin mati cepat." kata Chang Mei."Kenapa leluhur kami mau membuat perjanjian darah dengan anda ketua?" tanya Wuwei memberanikan diri.Chang Mei tersenyum. Kali ini dia tersenyum lebar, menunjukkan kecantikannya yang abadi."Pertanyaan bagus. Pertanyaan ini pernah dilontarkan orang tua kalian padaku di masa lalu, begitu juga dengan kakek nenek kalian dan leluhur kalian. Pertanyaan yang sama, kenapa leluhur kalian mau mengikat janji darah seperti ini dengan diriku...Aku akan sedikit ceritakan inti dari perjanjian itu kepada kalian," kata Chang Mei.Delapan orang yang ada di sana pun saling tatap. Mereka sama-sama menganggukkan kepala."450 tahun yang lalu, saat itu usiaku baru menginjak tiga
Wuwei melangkah meninggalkan Kedai Serikat Geni menuju ke rumah obat. Hari itu sudah menjelang sore sehingga suasana di jalanan terasa hangat.Gadis itu terlihat terburu-buru sehingga memancing perhatian beberapa orang pria yang ada di dekat sebuah toko arak. "Hei gadis cantik! Mau kemana kau!?" seru salah seorang pria.Namun Wuwei tidak menggubrisnya sama sekali dan tetap melanjutkan langkahnya menuju toko obat yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang.Merasa tersinggung, salah satu pria melompat dan langsung menghadang Wuwei. "Sombong sekali kau hah!?" ucap pria yang dalam keadaan setengah mabuk tersebut. Wuwei nampak ketakutan. Dia berharap pada kalung yang dia kenakan. Namun setelah sadar bahwa Ketua Serikat Geni itu dalam keadaan terluka, Wuwei pun tak bisa berbuat apa-apa.Pria itu menatap liar dari ujung rambut hingga ke ujung kaki Wuwei, gadis yang masih belia dan terlihat cantik tersebut."L
Wuwei dan semua orang termasuk Bara Sena pun terkejut saat melihat sambaran petir yang keluar dari arah sebuah rumah. Ledakan dahsyat itu pun menghancurkan rumah tersebut hingga luluh lantak.Semua mata tertuju pada satu sosok yang melangkah keluar dari dalam puing-puing rumah yang terbakar tersebut. Itu adalah sosok Chang Hui. Tubuhnya diselimuti aura petir yang menjilat-jilat.Seketika, Bara langsung teringat saat pertarungan antara dirinya dengan Jaka Geni ratusan tahun silam di kahyangan selatan. "Ajian Gledek Membelah Langit? Siapa pemuda ini?" batin Bara Sena.Bara masih belum menyadari bahwa pemuda itu adalah orang yang beberapa kali dia kalahkan. Begitu juga dengan Xue Ruo yang juga tidak menyadari hal tersebut."Wuwei keparat...! Kau sudah ingin cepat mati ya!?" teriak Chang Hui.Chang Hui melompat tinggi ke udara. Tubuhnya pun langsung melesat dengan cepat laksana anak panah yang lepas dari busurnya. Wuwei yang aw
Wuwei menatap Bara dan Xue Ruo selama beberapa saat. Lalu dia pun menceritakan siapa Chang Hui dan juga dirinya. Hanya saja, dia tidak menceritakan siapa sebenarnya Chang Mei Geni. Dia hanya menceritakan bahwa wanita itu adalah guru yang dihianati oleh Chang Hui.Setelah mendengar semua cerita tersebut, Bara Sena pun menggeleng-gelengkan kepalanya."Bocah bernama Chang Hui itu pantas mendapatkan kematian," ujarnya."Tapi, aku yakin nona Chang Mei akan merasa sedih setelah tahu anak angkat sekaligus muridnya itu tewas..." ucap Wuwei sambil menunduk dan bingung apa yang harus dia katakan kepada Chang Mei mengenai kematian Chang Hui.Bara menyeringai,"Kau terlalu lugu gadis, apa yang dilakukan Chang Hui sudah menbuat orang lain geram. Dia hampir mencelakai calon istriku dua kali. Aku tak peduli apa yang gurunya rasakan melihat muridnya tewas. Yang jelas, aku sudah membantunya melakukan apa yang tak bisa dia lakukan," kata Bara membuat