Arifin pun naik mengikuti Bianca, dalam hati nya Bianca melihat sosok Arifin persis seperti bosnya." Kenapa penampilan tuan ini sama seperti Aldo ya?" gumam Bianca sambil mengamati Arifin dari atas hingga ke bawah." Ada apa nona melihat atasan saya?" tegur Daniel yang merupakan tangan kanan Arifin." Oh tidak. " jawab Bianca seraya menggelengkan kepalanya.Pintu lift pun terbuka, dan Bianca keluar terlebih dahulu kemudian di susul oleh Arifin dan Daniel." Tuan, ada tuan Arifin." lapor Bianca pada Aldo." Iya silahkan suruh masuk." titah Aldo.Lalu Bianca memanggil Arifin dan asistennya, untuk masuk ke ruang rapat.Arifin pun melangkahkan kakinya masuk ke ruang rapat. Dahulu dialah yang bertugas memimpin rapat direksi. Namun kini harus di urus oleh CEO nya sendiri." Tuan Arifin?" tanya Aldo yang menatap lekat ke arah Arifin, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan." Iya." jawab Arifin yang menerima uluran tangan Aldo." Wajahnya mirip sekali dengan tuan Arifin saat muda."
Arifin kini melajukan kendaraannya menuju rumah sang istri tercinta.Sesampainya dirumah sang istri, dia di sambut hangat oleh Merlin dan anak pertamanya. Sang anak sulung kini ikut dengan mamanya dan bersekolah di Perancis. Katie ingin menjadi seorang desainer terkenal."Papa..." panggil Katie yang berlari memeluk papanya."Sayang bagaimana dengan pelajaranmu?" tanya Arifin mencium pucuk kening Katie."Nilaiku selalu bagus dan besok akan memilih universitas," jawab Katie bersemangat sambil melaporkan hasil belajarnya."Anak pintar," kata Arifin yang telah masuk ke dalam sambil menggandeng tangan putri sulungnya."Pa, kamu sudah makan?" tanya Merlin-- istri dari Arifin. Namanya adalah Merlin Kristanti."Belum, Cantik. Kamu masak apa?" tanya Arifin menghampiri sang istri lalu mencium keningnya."Aku hanya memasak spaghetti dan roti panggang," jawab Merlin yang langsung menuntun Arifin menuju meja makan."Baiklah, besok kamu bisa masak jengkol," ucap Arifin sembari mencubit pipi istriny
PrologNamanya Raisa Ekasuci, anak pertama dari tiga bersaudara. Hidup di lingkungan sederhana serta mempunyai orang tua yang terlalu over protective. Kedua orang tua Raisa selalu mengaturnya membuat hidupnya menjadi jenuh.Seringkali Raisa merasa bosan, karena terus hidup dengan banyak aturan di keluarganya. Padahal gadis berusia delapan belas tahun itu juga ingin bebas, seperti teman-teman sebaya lainnya. Berpergian dan bermain bersama-sama dengan teman-temannya.Kedua orang tua Raisa tidak pernah mengizinkan anak gadisnya keluar rumah selain kegiatan sekolah. Karena mereka takut jika anaknya mendapatkan pergaulan yang tidak baik.Karena merasa bosan, akhirnya Raisa mencari cara agar dirinya bisa keluar dari rumah. Gadis polos itu pernah membawa teman laki-lakinya datang ke rumah dan di sambut baik oleh kedua orang tua Raisa. Mereka mempercayakan Raisa kepada pemuda yang diperkenalkan dikeluarganya Raisa belum paham tentang arti pacaran, walaupun usianya sudah beranjak remaja. Kare
Happy Reading 😘Hari yang bahagia, bagi pasangan muda mudi yang akan melangkah ke jenjang pernikahan.Raisa dan Faisal kini telah resmi menjadi pasangan suami-isteri. Terpancar rona bahagia pada wajah Faisal. Namun berbeda dengan Raisa, yang hanya senyum sekilas saat ada tamu yang memberikan ucapan selamat kepadanya.Bagi Raisa setelah menikah, dia akan terbebas dari aturan-aturan keluarganya. Gadis yang kini berusia sembilan belas tahun dan berstatus sebagai istri itu bertekad akan bekerja usai menikah. Raisa berpikir, jika dia akan bebas bepergian kemana saja tanpa ada yang melarangnya. Raisa tak pernah berpikir, jika setelah menikah kewajibannya adalah mengurus suaminya. Selama mengenal Raisa, Faisal memang selalu membebaskan gadis kini telah menjadi istrinya itu berpergian kemana saja. Hal itu karena mereka belum ada ikatan resmi. Faisal selalu menuruti keinginan Raisa pergi kemanapun saat gadis itu memintanya.Sepasang pengantin itu telah mengikat janji suci. Sang ayah telah me
Melihat Raisa yang kerepotan mengupas bawang merah, Faisal pun membantunya. Sedikit agak lama mereka menyajikan sarapan, karena diiringi candaan dan gurauan. "Apakah kamu bisa menguleg bumbu?" tanya Faisal."Akan aku coba," jawab Raisa.Kemudian Faisal mengambil cobek dan ulegan. Menaruh cabe dan bawang merah serta bawang putih. Faisal tertawa saat Raisa mulai menumbuk bumbu untuk nasi goreng."Ulegannya bisa pecah kalau kamu pukul-pukul begitu," ujar Faisal sembari tertawa kecil."Biasanya ibu selalu pakai blender untuk menghaluskan cabe dan bawang," keluh Raisa yang berkeringat saat menumbuk cabe dan bawang."Begini caranya," kata Faisal mengambil alih ulegan dari tangan Raisa."Sal, gak salah kamu yang masak!" Sindir Maria sembari berjalan masuk ke arah kamar ibunya.Maria adalah kakak Faisal, dia selalu membawa anak-anaknya di pagi hari kerumah ibunya. Karena itu adalah kebiasannya setiap hari, selalu menumpang makan dirumah sang ibu."Raisa belum bisa masak, Kak!" Kata Faisal t
Happy Reading 😘Siang hari, Faisal mulai menyalakan aplikasi ojek online. Sedangkan Raisa baru saja selesai mencuci baju dan langsung mandi.Ketika Raisa telah selesai membersihkan diri, dia berjalan menuju kamarnya. Istri Faisal itu melihat lantai yang berserakan serta makanan ringan. Di tambah mainan yang berantakan dan juga ada tumpahan air.Sepertinya lantai berantakan itu adalah ulah anak Maria. Memang sudah kebiasaan bagi anaknya Maria, setelah membuat berantakan di rumah ibunya, mereka langsung pergi.Raisa tak memperdulikan rumah ibu mertuanya yang berantakan. Dipikirnya semua itu bukanlah ulahnya melainkan kerjaan anak Maria yaitu kakak iparnya. Seharusnya Maria yang membersihkan rumah, karena anaknya yang membuat berantakan.Wanita muda itu masuk ke kamar hanya memakai handuk yang membalut tubuhnya."Wah, seger banget lihatnya!" puji Faisal yang sedang bersandar di headboard tempat tidur. Di melihat sang istri masuk ke kamar hanya mengenakan handuk saja."Ih, apaan sih! Tuh
Dari dalam kamarnya, Raisa mendengar ada suara yang sedang membersihkan ruang tamu. "Ah, sepertinya si comel itu sedang membersihkan ruang tamu," gumam Raisa dalam hatinya. Maksudnya si comel itu adalah Maria. Raisa berpikir jika Maria yang sedang membersihkan ruang tamu. Karena memang itu kewajibannya, setelah anaknya membuat berantakan rumah ibunya.Kemudian Raisa melanjutkan kembali pekerjaannya di dalam kamar. Merapikan baju-baju yang masih ada di dalam tasnya. Karena dia belum sempat membongkar baju usai acara pernikahan kemarin.Tiba-tiba saja terdengar suara celetukan dari Ratih, kakak tertua Faisal."Bu, mantu baru ngapain aja di rumah?" Teriak Ratih yang terdengar jelas di telinga Raisa. Sepertinya kakak tertua Faisal itu sedang menyinggung dirinya. Raisa langsung menghentikan aktivitasnya, saat mendengar suara Ratih menyebut namanya."Ini ulah anak Maria. Memang biasanya mereka habis berantak rumah langsung di tinggal pergi," Kata Bu Leha dengan suara yang parau."Tapi ib
Karena perutnya sudah sangat lapar, akhirnya perempuan berkulit putih itu berinisiatif untuk meminjam uang pada ibu mertuanya. Barangkali ibu mertua mau meminjamkan uang untuknya.Raisa mencoba mengetuk pintu bu Leha, barangkali mertuanya bisa meminjamkan uang untuknya membeli nasi Padang.Tok, tok, tok.Raisa mengetuk pintu kamar mertuanya, namun tak ada jawaban. Lalu Raisa melihat ada gembok yang melingkar di bagian gagang pintu kamarnya. Bu Leha memang selalu mengunci pintu dengan gembok. Alasannya adalah karena cucunya sering kali bolak-balik dan memberantak dikamarnya. Hal itu yang membuat Bu Leha memutuskan untuk mengunci pintu kamarnya. Raisa pun sudah dijelaskan oleh Faisal sejak mereka berpacaran. Saat perempuan cantik itu berkunjung kerumah Faisal dan melihat ada kunci gembok dipintu ibunya.Rupanya mertuanya sedang pergi dan bu Leha tidak pamit kepada Raisa. Sungguh tak disangka jika perlakuan ibunya pun sama dengan anaknya. Setidaknya Bu Leha mengetuk pintu kamar Raisa u
Arifin kini melajukan kendaraannya menuju rumah sang istri tercinta.Sesampainya dirumah sang istri, dia di sambut hangat oleh Merlin dan anak pertamanya. Sang anak sulung kini ikut dengan mamanya dan bersekolah di Perancis. Katie ingin menjadi seorang desainer terkenal."Papa..." panggil Katie yang berlari memeluk papanya."Sayang bagaimana dengan pelajaranmu?" tanya Arifin mencium pucuk kening Katie."Nilaiku selalu bagus dan besok akan memilih universitas," jawab Katie bersemangat sambil melaporkan hasil belajarnya."Anak pintar," kata Arifin yang telah masuk ke dalam sambil menggandeng tangan putri sulungnya."Pa, kamu sudah makan?" tanya Merlin-- istri dari Arifin. Namanya adalah Merlin Kristanti."Belum, Cantik. Kamu masak apa?" tanya Arifin menghampiri sang istri lalu mencium keningnya."Aku hanya memasak spaghetti dan roti panggang," jawab Merlin yang langsung menuntun Arifin menuju meja makan."Baiklah, besok kamu bisa masak jengkol," ucap Arifin sembari mencubit pipi istriny
Arifin pun naik mengikuti Bianca, dalam hati nya Bianca melihat sosok Arifin persis seperti bosnya." Kenapa penampilan tuan ini sama seperti Aldo ya?" gumam Bianca sambil mengamati Arifin dari atas hingga ke bawah." Ada apa nona melihat atasan saya?" tegur Daniel yang merupakan tangan kanan Arifin." Oh tidak. " jawab Bianca seraya menggelengkan kepalanya.Pintu lift pun terbuka, dan Bianca keluar terlebih dahulu kemudian di susul oleh Arifin dan Daniel." Tuan, ada tuan Arifin." lapor Bianca pada Aldo." Iya silahkan suruh masuk." titah Aldo.Lalu Bianca memanggil Arifin dan asistennya, untuk masuk ke ruang rapat.Arifin pun melangkahkan kakinya masuk ke ruang rapat. Dahulu dialah yang bertugas memimpin rapat direksi. Namun kini harus di urus oleh CEO nya sendiri." Tuan Arifin?" tanya Aldo yang menatap lekat ke arah Arifin, lalu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan." Iya." jawab Arifin yang menerima uluran tangan Aldo." Wajahnya mirip sekali dengan tuan Arifin saat muda."
Raisa pulang dengan membawa belanjaan kebutuhan rumah dan tak lupa cemilan untuk Beby."Bu Isa, adik Ale minum susunya banyak tadi sama bibi." kata Beby yang melapor pada Raisa." Wah banyak, jadi cepat besar dong nanti kayak Beby." balas Raisa menanggapi celotehan gadis berusia enam tahun." Iya, biar bisa nari kayak Beby." sahut Beby." Iya udah, habis Bu Isa mandi kita latihan ya." kata Raisa." Iya bu, aku mandi juga ya." kata Beby.Raisa mengambil Alesha dari gendongan bibi, terlihat dia tertidur pulas." Terima kasih ya bi, karena sudah membantu saya." kata Raisa pada bi Zaenab." Iya non, karena pak Arifin seperti nya sangat sayang sama bayi non Raisa." tutur Bi Zaenab." Mungkin dia merindukan Beby kecil kali Bi?" ucap Raisa menebak." Bi, ini ada cemilan untuk bibi. Dan ini hari pertama aku bekerja di sekolah. Aku berterima kasih sama bibi karena telah menolong ku." kata Raisa." Iya non, bibi senang jadi ada teman ngobrol juga. Non Raisa mengingatkan pada anak bibi yang di k
"Raisa, apa kau mau tinggal bersama kami?" tanya Arifin sambil menggendong anak Raisa."Pak, aku tidak ingin merepotkan keluarga Anda," kata Raisa meras tak enak hati pada Arifin yang begitu tulus menyayangi dia dan anaknya."Anggaplah permintaan seorang ayah," kata Arifin memohon.Raisa terlihat tidak enak jika Arifin terus baik kepadanya. Namun karena Arifin terus memaksanya, mau tidak mau wanita cantik itu pun ikut dengan Arifin.****Tiga bulan sudah Raisa tinggal bersama Arifin, namun tidak satu rumah. Raisa di buatkan rumah di samping dengan model minimalis.Itu adalah syarat dari Raisa agar dia mau tinggal bersama Arifin.Usai pulang sekolah, Beby selalu bermain di rumah Raisa. Gadis kecil itu menjaga anak Raisa saat ibunya Alesha sedang bekerja.Raisa kini bekerja di salah satu sekolah bergengsi dan elit. Dia menjadi guru seni budaya, itu adalah memang cita-citanya."Bu Raisa, sudah makan?" tanya Hafiz guru matematika yang penampilan masih muda, sepertinya seumuran dengan Rais
"Maaf, aku naik ojek yang lain saja." Raisa terlihat canggung berbicara dengan Faisal.Entah apa yang ada di benak Raisa saat ini. Apakah dia harus membenci atau malu pada suaminya itu. Semua sudah rencana dari Tuhan yang menghadirkan keadaan sulit untuknya."Sa, maafkan aku," ucap Faisal penuh penyesalan. Dia menarik tangan Raisa untuk naik ke motornya.Raisa pun menurut, lalu dia naik ke belakang motor Faisal.Faisal terlihat sangat kurus, kucel, dan tak terurus. Sepertinya keluarganya hanya menginginkan uang dari Faisal. Sejak Raisa meninggalkannya, sepertinya Faisal enggan untuk menikah lagi.Sepanjang perjalanan, mereka hanya terdiam dan tak ada tegur sapa. Sampailah mereka di titik pengantaran, lalu Faisal membuka pembicaraan."Yang mana rumahmu?" tanya Faisal."Di depan yang kontrakan pintu ke lima," kata Raisa seraya menunjukkan tangannya ke arah depan.Faisal memberhentikan motornya, lalu dia memarkir di depan rumah Raisa.Raisa pun turun, lalu membuka pintu rumahnya."Biar a
Selesai mengajar di sekolah, Raisa berbelanja pakaian bayi di pasar. Dia mengambil handphonenya untuk memesan ojek online. Selang beberapa menit kemudian, dia pun mendapatkan driver.Raisa menuju pasar dan sudah sampai di toko yang menjual pakaian bayi. Dia membeli dengan harga grosir, agar bisa membeli banyak pakaian bayi dengan harga murah. Karena memang dia belum mempersiapkan perlengkapan bayi.Setelah memilih popok dan baju bayi, Raisa langsung menuju ke tempat pakaian orang dewasa. Dia membeli setengah lusin daster, dan juga gurita untuk dipakainya. Karena memang dia hanya hidup sendiri. Makanya Raisa harus mempersiapkan segala sesuatunya sendiri.Dua kantong belanjaan sudah penuh di tangannya, rupanya wanita cantik yang sedang hamil itu sangat kerepotan membawa barang belanjaan.Sebelumnya dia memang menabung untuk membeli perlengkapan bayi.Tubuhnya amat lelah, maka Raisa memanggil jasa kuli pasar untuk mengangkut belanjaannya."Dek, apa butuh bantuan buat angkut barangnya?" t
Raisa memang gadis yang polos, semua yang dilakukan sesuai dengan keinginannya. Pikirannya memang amat pendek, karena Raisa tidak kuat menanggung beban derita sendirian.Keesokan paginya Raisa baru tersadar, dia pun mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.Berharap wanita cantik itu sudah meninggalkan dunia yang penuh kekejaman pada dirinya. Raisa berpikir bahwa dirinya sudah berada di neraka, karena orang bunuh diri pasti rohnya tidak akan di terima di akhirat.Tetapi wanita cantik itu merasakan suhu udaranya sangat dingin. Begitu juga ruangan disekitarnya berwarna putih semua. Tetapi dia merasa pergelangan tangannya sakit, terlihat perban dan jarum infus."Apakah neraka senyaman ini, berada di kasur empuk dan selimut yang tebal. Oh pantas saja orang pada bunuh diri kalau tertimpa masalah," batin Raisa."Kau sudah bangun?" Suara serak laki-laki terdengar dari sebelahnya.Apakah itu malaikat maut, atau malaikat penanya dalam kubur? Oh, tapi ini bukan kuburan, tetapi seperti di dalam ruanga
Kemudian supir dan sang majikan membawa Raisa ke dalam mobilnya."Tuan, apakah tahu rumah wanita ini?" tanya sopir."Tidak, aku tidak tahu. Sebaiknya kita bawa pulang dulu, setelah dia sadar baru kita antarkan pulang," perintah pria paruh baya yang mengenali Raisa "Baik, Tuan," jawab sopir yang langsung melajukan mobilnya.Selang setengah jam, Raisa sudah sampai di rumah Arifin.Dia di bawa menuju kamar tamu yang berada di sofa.Arifin mencari ponsel Raisa, dia akan menghubungi suaminya. Tapi tak juga di temukan ponselnya, apakah Raisa di jambret oleh perampok? Itulah yang menjadi pertanyaan Arifin."Sebaiknya kita biarkan dia istirahat," kata Arifin meninggalkan Raisa di kamar.Raisa tersadar, dan dia mulai membuka kedua matanya."Aku dimana?" lirihnya seraya memegang perutnya yang mulai berdendang."Ish, perutku lapar," ucapnya meringis.Kemudian Raisa pun bangkit dari tempat tidur, dia menuju pintu."Cekelek..."Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya.Raisa memundurkan langkahn
"Sa, aku ingin bertanya satu hal padamu?" tanya Faisal memandang ragu sang istri."Bertanya soal apa?" tanya Raisa sambil berbaring di sebelah suaminya."Apakah selama ini kamu puas dengan..." Faisal terlihat ragu, saat membahas tentang aktivitas mereka di tempat tidur."Dengan apa?" balik Raisa bertanya. Dia sungguh bingung dengan pertanyaan sang suami yang menggantung "Dengan kejantananku?" seloroh Faisal mengecilkan suaranya."Kejantanan apa maksudmu?" tanya Raisa seraya mendongakkan kepalanya kearah sang suami. Mereka sedang berbaring ditempat tidur berkomunikasi dari hati ke hati."Sebenarnya, aku memiliki masalah soal kejantanan. Itu yang selama ini aku khawatirkan," ucap laki-laki berkulit kuning langsat itu dengan cemas. "Maksud kamu apa sih? Aku masih belum gak paham," jawab Raisa yang langsung duduk lalu menatap Faisal.Wanita cantik itu memang masih sangat polos. Raisa belum pernah melihat bentuk kepemilikan laki-laki. Selama ini, dia hanya mengimbangi permainan sang suam