Share

Bab 99-2

Dua hari berlalu, Rangga masih setia duduk di kursi ukiran kayu, menunggu pintu di depan rumah utama dan berharap pintu itu terbuka. Warsih dan Kirman bergantian mengantar makanan dan baju ganti untuk Rangga—yang tidak pernah disentuhnya, tanpa sepatah kata keluar dari mulut mereka.

Cemas dan putus asa berhasil membuat mata Rangga terus terjaga tanpa istirahat selama dua hari. Matanya merah dan sembab, wajahnya kusut karena mengantuk, aura Ranggapati meredup. Hanya air segar yang diambil dari sumur belakang puri yang memberinya tenaga untuk bertahan.

Hidup seperti mati, itu yang sekarang Rangga rasakan. Tubuhnya bergerak, tapi tidak bernyawa. Semua karena Maura, kekasih hati yang baru belakangan benar-benar ia sadari arti hadirnya dalam kehidupan Rangga.

Selama ini, Rangga berpikir bahwa ia mencintai Maura dan itu lebih dari cukup untuk melandasi sebuah pernikahan. Nyatanya, lebih dari itu. Ia membutuhkan Maura, wanita itu adalah istrinya, garwa d

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status