Share

Bab 101-2

Puri Mangkunegaran, 23.00 WIB

Rangga duduk di kursi ukiran yang dua hari kemarin menjadi tempat tinggalnya. Matanya jauh menerawang ke gerbang puri yang tampak kecil di kejauhan. Sesekali, kepalanya mendongak menatap atap genting tanpa plafon dan mendesah.

“Belum tidur?”

Rangga enggan menjawab pertanyaan Jelita. Ia masih kesal dengan keputusan eyangnya yang memanggil Evan dan mengizinkan pria sialan itu membawa istrinya.

“Belum tidur?” ulang Jelita.

“Belum,” sahut Rangga malas.

“Kenapa lemes begitu? Marah sama Eyang?”

Rangga berpaling cepat menatap Jelita. “Apa masih perlu ditanyakan, Eyang? Sebenarnya Maura itu kenapa? Apa yang terjadi pada calon bayi kami, Eyang?” Rangga bergerak gusar di kursinya.

“Kenapa harus Evan yang datang merawatnya? Apa gak ada dokter kandungan di Jogja, sampai harus mendatangkan dokter kandungan dari Jakarta? Dan kenapa harus Evan?!&rd

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status