Share

Dear Diary (Part 3)

Nira menutup matanya, dia menikmati sentuhan lembut Darrel di kepalanya. Sentuhan lembut yang pernah dirasakannya, sentuhan lembut yang dirindukannya, sentuhan lembut yang bisa membuatnya senang dan sentuhan lembut dengan kasih sayang yang banyak.

Gadis itu merindukannya bahkan sangat. Kepingan kenangan muncul di kepalanya, kenangan-kenangan yang berputar bertolak belakang dengan putaran jarum jam. Kenangan bak film hitam putih yang mulai pudar. Gadis itu melihat dirinya tersenyum dengan sang ibu yang sedang menggendongnya, dia melihat dirinya bermain sepeda dengan kakak dan adiknya, ia melihat dirinya bermain catur dengan sang ayah. Airmatanya menerobos keluar, sedetik kemudian  dihapusnya. 

“Apa kau baik-baik saja Ra?” ucap Darrel yang membuat sang gadis membuka matanya dan menatap Darrel 

“Uhmm.” Balasnya singkat

“Aku serius.” Ucap Darrel lagi

“Aku juga.” Balas si gadis lagi

“Baiklah, lakukan apapun yang kau inginkan.” Ucapnya

“Terimakasih.” Balas si gadis

Acara berkeramas itu pun selesai, Darrel menggendong Nira dan mendudukannya di ruang tv. Gadis itu mengambil remot dan mulai mencari stasiun tv yang dia sukai. Dia mulai kesal karena acara tv yang dia inginkan tak ia temukan.

“Kau ingin menonton apa?” tanya Darrel pelan

“Kartun Jerry si tikus and Tom si kucing bodoh.” Ucap Nira menjelaskan

“Ohh maksudmu ini.” Ucap Darrel memperlihatkannya

“Ya ini dia, terimakasih.” Balas Nira senang

“Kau terlalu banyak mengucapkan terimakasih hari ini yang bahkan hari pertamamu mengunjungi rumahku.” Ucap Darrel 

“Ibuku mengatakan padaku jika aku sudah mendapatkan bantuan dari seseorang, maka aku harus mengucapkan terimakasih. Maaf, jika itu membuatmu terbebani.” Ucap Nira menjelaskan

“Never mind Ra.” Balas Darrel

Jam sudah menunjukan 15.30 siang, matahari sudah hampir menenggelamkan dirinya. Gadis itu teringat akan barang-barangnya yang dibawa ke tempat perkemahan.

“Darrel apa aku boleh meminjam ponselmu sebentar? hanya beberapa menit saja.” Tanya Nira 

“Ini.” Darrel memberikan ponselnya dan diterima Nira. Gadis itu berkutat dengan ponsel itu dan mengangkatnya pas telinganya yang menandakan dia sedang menelepon seseorang.

“Hallo Liza, apa barang-barangku ada disana?” tanya gadis itu kepada seseorang diseberang sana.

“Ya, semuanya di sini. Apa kau baik-baik saja sekarang?” tanyanya 

“Ya, aku lebih baik sekarang. Bisakah kau mengantarkan barang-barangku ke taman bermain yang dekat dengan taman kota?” tanya Nira

"Bukankah taman itu dekat dengan rumahmu, apakah itu tidak apa-apa?" tanya Liza khawatir

"Tidak apa-apa, aku akan berhati-hati nanti." Ucap Nira menenangkan

“Baiklah, aku akan kesana dengan Afriya. Pukul berapa kita akan bertemu?” tanya Liza

“Nanti malam aku akan kesana, jam 18.00 WIBaku akan menunggumu.” Balas Nira

“Baiklah.” Ucap Liza

“Aku akan menunggumu.” Ucal Nira yang kemudian mematikan telepon milik Darrel. Gadis itu mengembalikan si ponsel itu kepada Darrel karena dia si pemiliknya.

“Besok aku akan pindah.” Ucap Nira blak-blakan

“Apa kau akan baik-baik saja?” tanya Darrel khawatir

“Tentu saja, sekolah tidak efektif dan aku akan mencari rumah kost.” Ucap Nira senang

“Apa kau serius?” tanya Darrel lagi

“Ya.” Balasnya mantap

“Bagaimana kalau kau menginap di rumhaku saja?” ucap Darrel

“Maaf, bukannya aku ingin menolak tapi aku tidak bisa untuk terus berhutang kepadamu." Balas Nira

"Aku tidak keberatan jika kamu mau dan aku tinggal sendirian di rumah sebesar ini." Jelas Darrel

"Bukannya ingin menolak tawaranmu, aku hanya ingin hidup dengan berdiri di atas kakiku sendiri. Aku minta maaf." Ucap Nira menjelaskan

“Baiklah tidak apa-apa.” Balas Darrel pasrah

Jutaan bintang melukis langit malam yang hitam legam, seorang gadis menggerai rambutnya agar perban di kepalanya tertutup. Gadis itu memakai sandal rumah yang dipakainya dari rumah sakit tempo lalu.

"Darrel." Ucap gadis itu

"Ya, Nira." Balas si empu yang memiliki nama itu

"Bolehkah aku meminta bantuanmu sekali lagi?" tanyanya hati-hati

"Tentu saja, apapun Nira. Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?" tanya Darrel

"Bolehkah aku memintamu mengantarkan aku ke taman kota di sebelah timur?" ucap Nira

"Tentu, let's go." Ucap Darrel bersemangat

Darrel mengenakan pakaian santainya, pria itu mengendarai motor ninja miliknya dengan warna putih tulang yang terlihat senada dengan kaos yang ia pakai saat ini

Ketika sudah sampai tempat tujuan, Darrel Menurunkan Nira dan kembali ke rumahnya. 

Seorang pria berjas hitam menatap seorang gadis yang sedang duduk di bangku taman.  Tak pernah sedetikpun dia melepaskan tatapannya dari gadis itu, ia mengambil benda persegi panjang miliknya dan menghubungi seseorang.

"Laksanakan tugasmu." Ucap pria itu kepada seseorang diseberang sana, Mata pria itu menajam, menampakan rasa marah dan kesal disana. Terdengar suarageretakan gigi yang saling beradu. 

"Baik tuan, akan kamu laksanakan." Balas seseorang diseberang, suara berat bak para pereman bayaran.

“ Lakukan tugasmu.” 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status