Share

Bab 61

Penulis: Nona_Lyanna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-24 12:04:31

Kepala Areta mendadak menjadi pusing, ia nyaris tumbang. Namun, untung saja Husein segera tiba dan menangkap tubuhnya yang sempoyongan.

"Areta ... Kau tidak apa-apa?" tanya Husein seraya turut menatap bingung ke arah dua orang wanita yang berwajah sama.

"Tuan, apa saya sedang berhalusinasi. Ada dua Nona Khana di hadapan saya," lirih Areta.

"Duduklah dulu, Areta. Kau tidak berhalusinasi."

Husein melempar pandangan tajam pada kedua wanita yang kini ia tak tahu mana Khana yang asli.

"Lelucon macam apa ini? Nona Khana, tolong jelaskan!" titahnya.

Dalam waktu bersamaan keduanya hendak membuka suara. Namun, Husein kembali menegaskan. "Cukup Nona Khana yang asli yang angkat bicara!"

"Aku Khana, Tuan. Entah siapa wanita yang berdiri sebagai diriku ini."

"Kau yang siapa? Aku Adriana Zulaika, aku yang asli."

Perdebatan riuh di ruang tengah. Kepala Areta semakin terasa pusing menyaksikan hal yang diluar jangkauan pikirannya, Husein juga ikut mual mendapati permasalahan seperti ini.

"Diam!" teria
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 62

    Suasana jadi menegang. Husein masih menatap tajam ke arah bola mata emerald milik Khana. Otaknya yang jenius berhasil memecahkan teka-teki. 'Ya, mata itu bersinar dan hanya Nona Khana yang memilikinya.'"Nona Khana ... saya percaya kau adalah selir saya yang asli. Namun, maukah Nona bekerjasama kali ini?" Husein menurunkan volume suaranya agar tak ada yang mendengar termasuk Roy."Tuan sunguh-sungguh mempercayaiku? Akan tetapi, bukankah wanita itu sudah memiliki bukti yang Tuan inginkan?""Justru itu. Saya akan mencaritahu bagaimana bisa dia menyusup. Rasanya tak sulit karena wajahnya sama persis denganmu. Sekarang, Nona hanya perlu tetap di sini, dan saya akan bersandiwara di hadapannya," papar Husein.Khana tentunya mengangguk setuju. Ia senang sebab suaminya benar-benar cerdas.Detik berikutnya Husein melangkah memberikan Roy perintah."Nona Khana palsu itu sudah saya pindahkan ke ruangan khusus. Kalian tak ada yang boleh ke sana! Saya sendiri yang akan memberikan hukuman setiap ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 63

    Seperginya Husein, Khana merenung seorang diri di dalam kamar barunya. Ya, siapa sangka kalau pada akhirnya ia juga akan merasakan tinggal di markas rahasia milik suaminya. Namun, keberuntungan masih memihaknya. Husein percaya penuh akan dirinya."Aku tak sabar ingin mencaritahu sendiri, tentang siapa wanita laknat yang dengan lancang mengambil identitasku itu," gumamnya mengepalkan kedua tangan geram.Khana terus memutar otaknya untuk berpikir. Selama ini ia tak punya musuh, terkecuali Areta. Itu pun sudah berlalu karena dirinya dan Areta sepakat bersatu dan saling menerima satu sama lain. Akan tetapi, Khana kembali teringat. Ada Ros selaku mertuanya yang jelas menyimpan dendam karena sudah terbukti berbuat salah, hingga dipulangkan oleh Putranya sendiri."Tapi, bagaimana bisa Ibu mengutus seseorang yang serupa denganku? Apa iya ada manusia di dunia ini yang rela merubah wajahnya menjadi wujud orang lain? Walaupun aku cantik, tetap saja menjadi diri sendiri jauh lebih membanggakan."

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 64

    Wanita yang serupa Khana itu terkulai lemah. Kepalanya menunduk, tapi tubuhnya tak bisa jatuh, sebab dia sedang diikat dengan posisi berdiri. Keadaannya sungguh berubah jadi sangat menyedihkan dalam sekejap mata.Ketika semua yang ada di sana ingin beranjak pergi meninggalkannya, tiba-tiba dering ponsel berbunyi begitu nyaring. Husein menatap ke arah suara tersebut. Kemudian ia menyeringai. Ternyata ponsel milik wanita itu."Ambil handphone dalam sakunya, Roy! Saya bahkan tak sudi untuk menyentuh tubuhnya walau secuil saja," ujar Husein yang terdengar jijik."Baik, Tuan." Roy langsung menyambar saku baju depan dari Khana palsu. "Ini, Tuan."Husein meraihnya dan segera menekan tombol jawab. Loud speaker diaktifkannya, hingga semua dapat mendengar.Khana maju selangkah dan mencoba berbicara. "Halo!""Flo! Kenapa kau tak menelepon balik? Apa keadaan di rumah itu aman-aman saja?" tanya seseorang dari seberang telepon. Suaranya sungguh tak asing bagi Khana, Husein, maupun Areta.Semua mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 65

    Sherly yang merasa beruntung karena telah memutuskan untuk mengganti wajahnya menjadi Flo sangat lah bahagia. Ia menempati rumah mewah peninggalan orang tua Flo. Juga menikmati statusnya yang cukup dipandang di sana."Tidak sia-sia saya menghapus identitas lama. Semoga Nyonya Flo juga aman-aman saja di rumah Tuan Husein. Saya ingin hidup damai sekarang. Saya tak perlu lagi takut akan pertanyaan-pertanyaan dari Tuan Husein, sebab sekarang saya sudah berganti jadi wajah Flo," gumamnya.Sherly tak tahu kalau sebenarnya penyamaran Flo sudah terbongkar dengan begitu cepat. Jika, dirinya bertemu kuarga Husein, maka masalah baru akan muncul."Ah, saya ada ide. Lebih baik saya datang ke rumah Tuan Husein. Toh mereka tak akan curiga, karena Flo yang asli pernah ke sana, dan berhubungan cukup dekat dengan keluarga mereka, bukan?"Sherly terlalu percaya diri, hingga langkahnya cepat memijak istana Husein. Saat ia melewati koridor, degup di jantungnya mendadak tak biasa. Ia ragu untuk melanjutkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 66

    Ketika pagi menyapa, Husein mengecup mesra kening istri pertamanya. Gerakannya beralih menyentuh lembut bagian perut Areta. Kemudian ia berbisik, "Sehat-sehat, sayang. Papa tidak sabar menunggumu hadir ke dunia ini."Areta tersenyum penuh haru mendengar ucapan Husein. Ia membalas dengan pelukan hangat. Keduanya larut dalam kebahagiaan yang sesungguhnya. Setelah bertahun-tahun menantikan buah hati, akhirnya sekarang ia diberikan kepercayaan untuk mengandung."Tuan, kemarin saya ingin mengatakan sesuatu, tapi selalu tak bisa karena kondisi saya yang lemah. Hari ini saya tak mau melewatkannya," ujar Areta serius.Husein dengan sigap bangkit dan segera duduk menatap ke wajah Areta."Katakanlah, Areta!"Areta menarik napas panjang sebelum menceritakan siapa yang dilihatnya kemarin. Keringat dingin bercucuran di kening mulus Areta."Sebelum saya pingsan, saya melihat sosok Flo berdiri di halaman rumah kita, Tuan. Saya sangat syok, hingga kepala saya terasa sakit sekali," paparnya."Flo? Bag

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 67

    Saat Husein memasuki kamar Areta, ia tersenyum melihat sang istri yang tengah memejamkan mata. Di sampingnya ada dua dayang yang memijat lembut kepalanya."Kalian boleh keluar!" titah Husein.Keduanya menurut dan langsung bergegas pergi. Kini, Husein duduk di samping Areta. Mengambil alih tugas dayang-dayang tadi. Ia memijat kepala sang istri penuh cinta.Tak lama Areta membuka matanya dan menyadari kalau sayangnya sudah berubah menjadi sosok pangeran tampan rupawan. Ia tersipu seraya bangkit dan duduk mensejajarkan dirinya dengan Husein."Tuan sudah lama di sini?" tanyanya dengan intonasi yang lembut."Baru saja. Kenapa kau bangun? Tidurlah! Saya akan menjagamu dan calon buah hati kita," ujar Husein."Saya sudah tidak mengantuk, Tuan. Oya, tadi sempat terjadi kekacauan lagi. Saya takut.""Ya, saya tahu. Nona Khana sudah menceritakan semuanya. Tenanglah! Tidak akan ada siapa pun yang bisa menyakitimu dan calon penerus kita.""Hem, bagaimana kalau tujuannya adalah Nona Khana?""Memang

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 68

    Khana menunggu di taman dengan cemas. Tak lama dua penjaga yang bertugas memeriksa halaman belakang pun menghadapnya."Ampun, Nona. Ternyata benar di belakang ada jalan yang bisa dilalui penyusup.""Hem, tutup semua aksesnya!" titah Khana."Baik, Nona."Khana tersenyum sinis, ia sudah tak sabar untuk memutar rekaman cctv. Husein yang mendapat kabar tentang kejadian di rumahnya, ia pun bergegas menuju pulang. Khawatir akan keadaan para istrinya.Saat cctv di area belakang sampai ke depan hamalaman samping diputar, terlihat jelas seseorang bertopeng itu celingukan mencari sesuatu. Mengintip-ngintip hingga akhirnya memutuskan melempar batu berukuran sedang ke jendela kaca rumah utama.Jantung Khana berdegup kencang menyaksikan sendiri bagaimana penyusup itu leluansa berkeliaran di rumah yang penjgaannya cukup ketat. Namun, seketka cctv di bagian belakang gelap. Sepertinya telah dirusak.Tak lama kemudian Husein sampai. Ia meminta pelayan memanggil Khana agar segera nyusul ke rumah utama.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 69

    Jam makan siang, Khana mual-mual dan berlarian ke kamar mandi. Areta menautkan alisnya heran. Ia yang mengandung, kenapa Khana yang menunjukkan gejala yang sama."Areta sebentar," ujar Husein yang bergegas menyusul selirnya.Husein masuk ke dalam kamar mandi, terlihat Khana yang tersandar lemah."Nona Khana, kau baik-baik saja?""Perutku tak enak, Tuan. Kepalaku juga terasa pusing.""Hem, apa aku hamil?" yang Husein.Mata Khana berbinar-binar mendengar kalimat itu."Entahlah, aku juga berharap begitu.""Istirahatlah di kamarmu! Saya akan meminta Dokter Lena untuk memastikan."Khana menurut. Husein membantunya berjalan ke kamar. Tak lama setelah itu Dokter Lena pun sampai. Areta juga ikut menyusul untuk memastikan secara langsung."Bagaimana, Dok? Apa Nona Khana juga hamil?" tanya Husein antusias.Dokter Lena tersenyum ramah. Ia menggeleng dan berkata, "Tidak, Tuan. Nona Khana memiliki magh. Jadi dia tak boleh telat makan."Khana menghela napas putus asa. Ia sudah berharap banyak tadi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24

Bab terbaru

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 120

    Ros ingin berdiri dan menyelamatkan diri dari sana. Namun, kedua kakinya terasa lemah. Ia hanya mencoba menarik napas agar sedikit tenang."Ibu, saya sungguh tak menyangka kalau Ibu sama sekali tak bisa berubah. Ibu rela menjebak Anak Ibu sendiri demi ambisi yang tak ada hasilnya itu!" papar Husein dengan sorot mata siap menerkam."Husein ... itu semua belum tentu benar, Nak! Nona Khana pasti sudah merekayasanya. Kalau tidak, dari mana dia bisa menemukan rekaman yang dua puluh tahun lalu? Itu omong kosong, bukan?"Husein beralih menatap ke arah Khana."Aku mendapatkannya di hotel tempat kejadian itu, Tuan. Aku memang curiga, dan aku menyelidikinya. Kalau Tuan tak percya, silakan cek keaslian video rekaman ini!"Husein ingin semuanya jelas tanpa menduga-duga lagi. Ia mengundang seseorng yang ahli mengamati semua konten.Kurang lebih tiga puluh menit berlalu, Flo dan Riva akhirnya tiba di rumah utama. Bersamaan dengan orang suruhan Husein."Ada apa kami dipanggil malam-malam begini?" ta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 119

    Husein mengambil bantal dan berbaring di sofa yang ada di kamar tersebut."Kenapa Tuan tidur di situ?" tanya Flo dengan suara gemetar. Ia gugup bercampur terlalu senang."Lalu saya harus tidur di ranjang denganmu?" Wajah Husein sangar menatap ke arahnya.Flo menunduk dan menjawab, "Saya pikir Tuan memang mau tidur di kamar ini satu ranjang dengan saya.""Jangan mimpi! Saya pun sebenarnya tak sudi berada di sini. Semua saya lakukan hanya semata-semata untuk Riva," hardik Husein.Flo tak berani lagi membuka suara. Ia naik ke atas ranjang seraya memperhatikan secara diam-diam sosok lelaki yang menutup mata di atas sofa. Ia tersenyum miris, tapi hatin ya tetap saja merasakan senang karena setidaknya ia bisa berada dalam satu ruangan yang sama sepanjang malam ini.'Mungkin sekarang Tuan memang tak mau satu ranjang dengan saya, tapi suatu hari nanti saya yakin Tuan akan luluh juga. Riva akan tetap jadi senjata bagi saya melemahkanmu, Tuan," batin Flo.__Pagi sekali Husein telah menghilang

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 118

    Malam harinya, semua kembali berkumpul di meja makan. Khana dan Ara tak pernah melewatkan makan malam bersama di rumah utama. Keduanya selalu memenuhi perintah Husein.Namun, malam ini Areta dan Arsya yang tak terlihat batang hidungnya. Sedangkan Riva bersama Flo turut hadir berkunjung, karena besok adalah wekeend."Ke mana Areta?" tanya Husein menatap ke arah Khana."Mungkin di kamar Arsya," sahut Khana dengan santai."Panggil dan ajak makan bersama!" titah Husein pula."Biar Ara saja yang memanggil Mama dan Arsya," sambung Ara yang dengan sugap berdiri.Ia melangkah perlahan dan mencoba memeberanikan diri menemui Arsya. Ia tahu, pasti Arsya juga sakit hatinya padanya.Sampai di depan kamar, Ara mengetuk pintu yang tak terkunci itu. Kemudian ia menerobos masuk."Mama, Arsya ... Papa sedang menunggu kalian untuk makan malam," ujar Ara mengukir senyum kaku."Kau makan saja dengan yang lain, Ara! Arsya tidak mau keluar kamarnya. Mama akan mengimbanginya makan di sini nanti," papar Areta

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 117

    Areta dan Husein saling melempar pandangan mendengar penuturan dari Khana."Nona Khana ... apa maksudmu?" tanya Husein menyelidik.Ros seketika langsung pucat dan ketar-ketir."Husein, jangan dengarkan omong kosong dari istrimu yang tak setia ini. Dia mencoba memfitnah Flo! Padahal dirinya dulu pernah berkhianat."Suasana memanas. Arsya yang tengah terluka hatinya, ia memberontak dan berteriak akan kekacauan yang seolah tak menghiraukan keadaannya."Semua sama saja! Tidak ada yang mengerti perasaanku saat ini!" teriaknya, kemudian ia berlari ke dalam kamar.Areta menyusulnya. Untuk sesaat Areta tak mau memikirkan masalah lain. Arsya jauh lebih penting baginya."Nona Khana ... tolong kau jelaskan apa maksud ucapanmu barusan?" tanya Husein mengulang kalimatnya.Khana melemparkan pandangan tajam ke arah Ros dan seketika ia menyeringai sinis. "Ibu yang paling mengerti. Maka, tanyakanlah padanya!""Ibu sama sekali tak tahu apa yang dibicarakan istrimu ini, Husein. Ibu rasa dia sudah gila!'

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 116

    Malam semakin larut, tamu undangan yang hadir pun sudah pulang. Hanya tersisa Raka dan Bagas di sana."Kau ke sini membawa mobil sendiri atau diantar jemput?" tanya Raka pada Ara."Aku membawa mobil sendiri. Kenapa?""Kalau begitu, aku ikut di mobilmu, boleh?""Tidak!" Ara menolak dengan cepat. Sebab ia melihat wajah Arsya sudah berubah menjadi tegang."Pelit sekali," cibir Raka.Ara tak merespon apa-apa lagi. Ia hanya berharap Raka dan Bagas segera pergi dari rumah utama."Ya sudah, sekarang ayo pulang!" ajak Bagas pula."Kau duluan saja," sahut Ara."Aku tak akan tenang pulang duluan, sementara ada seorang wanita yang menyetir sendirian tengah malam begini."Raka melotot mendengar bentuk perhatian Bagas yang tecurah untuk Ara, wanita impiannya."Ara, ayo pulang. Aku akan mengikutimu di belakang," sambung Raka yang tak mau kalah."Tapi, bukankah kau pulang bersama Ayahmu? Lihatlah, Ayahmu sudah menunggu di dalam mobil. Sebaiknya kau segera ke sana! Urusan Ara, kau tak perlu khawatir!

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 115

    Seharian hari ini suasana hati Riva tak baik-baik saja. Ia terngiang-ngiang akan ucapan Husein yang mengatakan kalau pernikahan dirinya dengan Flo hanyalah sebuah kecelakaan."Kenapa? Kenapa aku harus mendengar pernyataan yang menyakitkan itu? Jika, memang pernikahan Mami dan Papa cuma karena keterpaksaan, berarti aku juga adalah Anak yang tak diinginkan," gumamnya seorang diri di dalam ruangan kerja.Tak lama, Husein pun sampai di sana. Riva menatap datar ke arah sang ayah yang menyapa. "Selamat pagi, sayang! Kenapa kau pergi dari rumah tanpa pamit dengan Papa?""Hem, maaf Tuan Husein! Sebaiknya kita bersikap profesional di sini. Takut ada yang mendengar, lalu identitasku terbongkar. Nanti akan membuat Tuan malu," desis Riva seraya menyeringai miris.Husein terkejut mendapati sikap Riva pagi ini. Tak biasanya Riva berbicara seserius itu ketika sedang berdua."Tidak akan ada siapa-siapa yang mendengar di sini, Nak. Ruangan ini dibangun kedap suara," ujar Husein pula.Riva membuang muk

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 114

    "katakan kalau tebakan Bundamu salah, Ara! Katakan kau masih menginginkan Bagas seorang,' gumam Arsya dalam hatinya.Ia cemas, takut Ara memikirkan pernyataan cinta dari Raka."Ara hanya sedang ingin fokus pada karir Ara, Bunda. Saat ini, Ara tak mau memikirkan hal lain, apa lagi cinta. Ara masih muda. Biarlah Ara menyelesaikan impian Ara terlebih dahulu,'' paparnya."Itu sangat keren, sayang." Husein memujinya dengan bangga.Namun, Arsya semakin gelisah. 'Kenapa sikap Ara seolah benar-benar sudah tak mengharapkan Bagas? Apa perasaan bisa dihapuskan semudah itu?'.Malam harinya, Riva dan Flo tak juga beranjak dari rumah utama."Sayang, ini sudah larut. Kau mau pulang jam berapa? Papa mengkhawatirkanmu menyetir sendiri malam-malam begini," ujar Husein."Papa, sebenarnya aku ingin meminta izin untuk menginap di sini malam ini. Besok pagi-pagi sekali aku akan berangkat agar tak telat. Boleh, Papa?""Tentu saja boleh. Kau tak perlu mempertanyakan itu, sayang.""Terima kasih, Papa. Selama

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 113

    Akhirnya Raka memutuskan bergabung di perusahaan Husein. Hari ini ia membawa semua kelengkapan berkas lamaran untuk memenuhi syarat diterima di sana."Raka, kamu akan menjadi asisten pribadiku di sini. Bagaimana? Apa posisi itu cukup?" tanya Arsya seraya mengukir senyum senang."Apa tidak berlebihan mengangkat aku di posisi itu dengan waktu seawal ini, Arsya?""Aku rasa tidak. Kau kan pintar dan berprestasi. Perusahaan butuh semangat juang anak muda. Jadi, kau hanya perlu melakukan tugasmu sebaik mungkin setelah ini," papar Arsya pula.Raka mengangguk setuju. "Terima kasih, Nona muda."Arsya tertawa lepas mendengar panggilan itu dari Raka. Namun, ia juga tak membantahnya, sebab dirinya harus profesional kerja.__Di sisi lain, Ara juga tengah bersemangat menjalani tugas-tugasnya sebagai penulis sekaligus penerbit. Bagas yang setiap hari berada satu kantor dengan Ara, pun akhirnya menyadari kalau benih cintanya semakin tumbuh bersemi.Namun, sebaliknya. Ara sudah tak merasakan apa-apa

  • LENYAPNYA SUAMI DURJANA   Bab 112

    Luna merasa sial, semenjak Riva turut bergabung di sana. Kini, diirnya harus menerima kehilangan pekerjaan yang sudah sangat membantu biaya kehidupannya selama ini.'Aku bersumpah akan membalas Riva nanti,' batinnya seraya meninggalkan perusahaan tersebut.Sementara di sisi lain, Arsya juga sedang memprsiapkan meeting penting yang pertama kali dipimpin olehnya. Seluruh harga penjualan saham dan sebagainya telah dijelaskan Jingga.Saat ini, semua bergantung pada keputusan Arsya."Pertama-tama, aku ucapkan terima kasih atas kerjasama kalian di perusahaan ini. Sungguh, tanpa bantuan kalian, maka aku tak akan mampu mengontrolnya sendiri. Rapat kali ini untuk menentukan harga penjualan produk yang akan diluncurkan minggu depan. Aku dan Bu Jingga sudah mendiskusikannya. Aku sudah mengambil keputusan," ujar Arsya dengan ekspresi yang tenang."Maaf, Nona Muda ... tapi, list harga yang tertera ini jauh lebih tinggi dari harga yang kita pasarkan bulan lalu. Apa tidak salah?" protes admin pemasa

DMCA.com Protection Status