Share

Mungkinkah Dia?

"Siap, Abang. Nanti kita singgah, tapi makannya di rumah saja ya! Bunda lagi banyak kerjaan soalnya."

Bocah itu tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ranti bersyukur, semua yang terjadi pada keluarganya tak banyak mempengaruhi tumbuh kembang kedua buah hatinya. Sedapat mungkin Ranti berusaha tetap menunjukkan senyumnya di hadapan Alif dan Fayza walaupun hatinya terluka.

Ranti menghentikan mobilnya di depan rumah makan Pagi Sore yang memang berada di jalur jalan pulang mereka.

"Lauknya disamakan saja ya, Bu? Ayam bakar mau?" tanya Ranti seraya melangkahkan kakinya turun dari mobil setelah memastikan tak ada kendaraan yang lewat dari sisi kanan mobilnya itu.

"Iya, Bu. Samakan saja."

Ranti melangkahkan kakinya ke dalam rumah makan itu, memesan nasi kotak sebanyak seratus kotak. Tak hanya untuk para pekerjanya lima belas orang, Ranti berniat membagikan nasi itu kepada anak-anak panti asuhan yang telah membantu memadamkan api saat kebakaran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status