Share

3. Jadi Pelampiasan

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2023-02-03 14:37:40

"Kamu nggak nyuruh aku duduk, Mas? Apa karena udah nikah terus sekarang kamu gini?"

Jihan bertanya dengan wajah yang masih tersenyum manis sehingga menambah kecantikannya, tapi tatapan mata lentiknya menyorot Nilam dengan tajam. 

"Oh? Ah! Silakan duduk, Han. Nilam, geser."

Keenan dengan kejam menyuruh istrinya Nilam untuk pindah tempat duduk, sehingga kursi yang menghadap Keenan, yang tadi ditempati Nilam, kini diduduki Jihan. 

"Mas Keenan nggak usah repot repot kayak gini, aku jadi malu. Gimana kalo istri baru mas Keenan nanti ngiranya mas Keenan masih suka aku?"

Jihan bertanya dengan tatapan menggoda ke arah Keenan, yang membuat pria itu menjadi tergagap-gagap, mengabaikan Nilam sama sekali. 

"Mas.... "

Nilam membuka suara, mencoba mengatakan bahwa dia tak nyaman di sini dengan kedatangan Jihan, tapi Keenan malah melotot ke arahnya. 

"Habiskan makanan kamu dan jangan banyak protes. Aku sedang sibuk bicara sama Jihan!"

Mendengar Nilam dimarahi suaminya, Jihan tersenyum lebar dengan tatapan sinis kepada Nilam. Membuat Nilam menbelalakkan matanya dengan kaget. 

Ekspresi sinis milik Jihan itu serta merta menghilang begitu dia menatap Keenan, wajah cantiknya berubah menjadi manis, manja dan menggemaskan. 

"Mas, aku kangen lho sama kamu. Kamu nggak pernah menghubungi aku lagi dan tahu-tahu malah udah nikah. Kenapa pas nikah nggak ngundang aku, Mas? Jahat sekarang ya kamu!"

Jihan protes dengan manja, yang anehnya Keenan tidak terganggu sama sekali dengan protes manja dari Jihan, malah nyaman dan menghibur wanita itu. 

Perilaku ini sangat berbeda dengan apa yang dilakukan Keenan pada Nilam yang saat ini istri sahnya. Bahkan  sekarang, keduanya asyik bercengkrama sambil benar-benar mengabaikan Nilam. 

Nilam tidak tahu apa maksud Jihan tiba-tiba datang ke sini, mengganggu makan malam mereka dan bersikap seperti istri manja saat dulu dia yang kabur meninggalkan Keenan, tapi yang pasti, Jihan seperti berniat memanasi Nilam. 

Nilam yang diabaikan, merasa perutnya sangat sakit. 

"Mas, perutku sakit banget. Ayo pulang, yuk," ajak Nilam kepada sang suami yang terus terlibat percakapan seru dengan Jihan, benar-benar seperti lupa bahwa istrinya adalah Nilam, bukan Jihan. 

Keenan menoleh kepada Nilam dengan ekspresi terganggu. Kemarahan jelas tercetak di wajahnya yang tampan. 

"Aku sedang sibuk sama Jihan ini! Kamu tuh nggak bisa emang ya lihat orang seneng sedikit aja! Kalo perut kamu sakit, ya pulang sana!"

Keenan tidak ragu-ragu membentak Nilam di depan Jihan. Membuat Jihan tersenyum menang kepada Nilam yang sedang mengernyitkan dahi menahan sakit di perutnya. 

"T-tapi, Mas. Gimana aku bisa pulang? Aku nggak bawa uang."

Nilam mengatakan itu dengan wajah memelas, berharap sang suami merasa simpati sedikit saja dan setuju untuk pulang. Sayangnya apa yang diharapkan Nilam hanyalah harapan kosong karena Keenan malah melotot marah padanya. 

"Kamu ini kok ngerepotin aja kerjaannya, sih! Nih, uang! Pesan  taksi sana! Aku masih lama!"

Keenan menaruh satu lembar merah di meja dengan sedikit menggebrak meja, memandang Nilam dengan jijik. 

"Mas, jangan kasar gitu dong sama istri. Dia kan sekarang istri kamu, Mas."

Jihan mengatakan hal itu dengan tatapan sok simpati kepada Nilam, tapi Nilam yang sedang memegangi perutnya tidak merasakan simpati sama sekali. 

"Istri apa! Aku nggak sudi nganggap dia istri! Bisanya bikin malu saja!"

Keenan kembali menghina fisik tubuh Nilam yang dekil tanpa henti, membedakan Nilam dengan Jihan yang seperti langit dan bumi. 

Nilam hanya meringis dihina sedemikian rupa oleh Keenan, sedangkan Jihan tertawa dengan malu-malu karena Keenan terus memujinya. 

Nilam akhirnya memutuskan pergi dengan langkah pelan meninggalkan restoran. Di balik punggungnya, Keenan dan Jihan tetap bercengkrama mesra satu sama lain, tak memedulikan Nilam sama sekali. 

Nilam merasa hatinya nyeri, seperti apa sebenarnya pernikahan itu? Dia bertanya-tanya. 

"Kenapa mas Keenan sangat jahat padaku? Sejelek itukah aku?"

Nilam bergumam dengan memegang dadanya yang terasa sakit. Sampai rumah, dia langsung masuk kamar karena takut ditanya mertua kenapa pulang lebih dulu daripada Keenan. 

Nilam sendiri heran dengan Keenan, katanya ditinggal Jihan kabur, tapi kenapa saat bertemu wanita itu lagi, Keenan terlihat sangat senang? 

Saat mereka berhubungan badan kemarin pun, Keenan menyebutkan nama Jihan, bukan namanya. Sepertinya sang suami masih sangat mencintai mantan istrinya. 

Nilam hanya bisa menyimpan rasa sesak itu sendirian, mau bagaimana lagi. Dia tak bisa pergi ke mana pun, meski sifat suaminya seperti ini. 

Nilam berbaring di ranjang, mencoba tidur untuk melupakan semua yang terjadi tadi di restoran. 

Saat dia hampir tertidur, seseorang masuk, sepertinya Keenan sudah pulang. 

"Mas Keenan?"

Nilam spontan berbalik untuk menyapa suaminya, tapi saat tatapan mereka bertemu, Keenan langsung mengalihkan pandangan dan mematikan saklar lampu. 

"Mas, apa yang kamu.... "

"Diam, nggak usah ngomong! Sekarang lepasin semua baju kamu! Aku matikan lampu karena nggak mau lihat wajah kamu yang jelek dan kulit kamu yang kasar. Jadi nurut!"

Di tengah kamar yang gelap gulita, Nilam hanya bisa mengangguk. 

Nilam dengan patuh melepas semua pakaian yang melekat di tubuhnya, sementara itu Keenan yang sepertinya sudah melepaskan celana, naik ke atas ranjang. 

"Ouhh! Mas!"

Keenan yang seperti sudah tak sabar, membaringkan tubuh Nilam dengan kasar dan naik ke atasnya. 

"Kubilang jangan bersuara kalo kamu nggak mau ku tendang pergi dari rumah ini dan menjadi gelandangan! Aku melakukan ini karena melampiaskan hasratku yang nggak kesampaian kepada Jihan setelah ngobrol sama dia tadi, jadi kamu Jihan sekarang!"

Keenan memuntahkan kata-kata jahat itu dengan tanpa penyesalan, lalu mulai melakukan hubungan aktivitas yang hanya membuat pipi Nilam berlelehan air mata. 

Nilam hanya bisa mencengkeram sprei dengan mata menahan tangis, bagaimana bisa suaminya menyuruh dia berperan sebagai mantan istrinya di atas ranjang? 

Ini membuat hati Nilam sangat sakit. 

"Jihan, ah, Jihan.... "

Saat pusaka sang suami menembus pintu masuk Nilam, Keenan terus menyebutkan nama Jihan. 

Setiap satu hentakan tubuh bagian bawah, Keenan tak henti hentinya menyebut nama Jihan, seperti sedang membayangkan benar-benar ber cinta dengan wanita itu. 

Dia juga menutupi mulut Nilam dengan kain sehingga kain sehingga wanita itu tak bisa bersuara. 

Saat ini Keenan benar-benar menganggap Nilam adalah Jihan, apalagi kamar mereka gelap gulita sehingga Keenan tidak perlu melihat wajah sang istri yang menurutnya sangat jelek karena dia masih belum bisa melupakan Jihan. 

Nilam hanya bisa meneteskan air mata tanpa suara saat Keenan semakin liar dan kasar memperlakukan dirinya dan terus menerus menyebut nama Jihan. Menganggap dirinya sedang melakukan aktivitas itu bersama wanita bersama Jihan. 

"Ahhh, Jihan. Tubuhmu sangat luar biasa! Aku, aku mau keluar, Jihan! Ini sangat enak..."

Goyangan Keenan semakin kuat, membuat tubuh Nilam sedikit terpantul pantul, pusaka milik Keenan juga menusuk pintu masuknya dengan ganas sementara tangan Keenan meremas kedua gundukan Nilam dengan kasar, menandakan bahwa pria itu sepertinya hendak mencapai puncak kenikmatan. 

Tangan Nilam mencengkeram sprei dengan kuat menahan sakit saat gerakan Keenan semakin kasar dan kasar, dia tak bisa berteriak atau protes karena mulutnya yang tersumpal kain.

Beberapa saat kemudian, pusaka milik Keenan terasa berkedut di dalam lubang  Nilam yang basah, setelah mencapai puncak kenikmatan, tubuh tegap Keenan ambruk di sampingnya. 

"Pergi dari sini! Kamu cuma ganggu!"

Setelah memakai tubuhnya sedemikian rupa, Keenan dengan jahat menendang tubuh Nilam dari ranjang mereka. 

Nilam hanya bisa merangkak ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan pipi berlelehan air mata. 

Haruskah dia mempertahankan pernikahan ini? Haruskah? 

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
penulis g punya otak dg cerita hina kayak gini. leluasa banget melecehkan wanita lewat nilam. karakter ciptaan mu yg tolol sangat luarbiasa njing!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   4. Pelakor Datang

    "Air hangat untuk mandi udah siap, Mas. Mandi dulu biar seger," ucap Nilam saat menyambut suaminya pulang ke rumah, yang dibalas Keenan dengan anggukan dan memberikan tas kerjanya kepada Nilam, setelah wanita itu menyalami sang suami dengan mencium punggung tangannya. "Oke."Keenan menjawab singkat lalu berjalan ke kamar mandi, membersihkan diri. Sementara Keenan mandi, Nilam menyiapkan makanan di meja makan untuk disantap sang suami. Tak terasa, kini hampir setengah tahun sudah Nilam menjadi istri sah dari Keenan. Dulu saat awal-awal menikah, Nilam hampir saja menyerah dari pernikahan mereka karena Keenan yang terus memperlakukan dirinya dengan kasar, dan saat melakukan hubungan badan, selalu membayangkan sedang melakukannya dengan Jihan, mantan istri suaminya. Namun, pada akhirnya, Nilam lebih memilih untuk mempertahankan pernikahan ini, dan setelah bersabar beberapa bulan mendapatkan perlakuan kasar dari Keenan, akhirnya kesabarannya membuahkan hasil. Sikap Keenan mulai se

    Last Updated : 2023-02-03
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   5. Mencari Perhatian Keenan

    "Mas, Mas! Cepet ke sini, Mas! Ada kecoa di rumah aku, aku takut, Mas Keenan!"Jihan tiba-tiba menelepon Keenan, saat Keenan baru pulang dari bekerja dan hendak makan malam dengan istrinya.Dia mengeluh bahwa di rumahnya ada kecoa terbang yang membuat dirinya ketakutan sampai naik ke atas meja. "Mas, aku takut banget! Tolong cepat ke rumah aku buruan! Kecoa nya terbang terbang, Mas! Aku takut kecoanya nanti hinggap di tubuh aku!" teriak Jihan sambil menangis histeris di telepon, yang membuat Keenan mau tak mau jadi menghawatirkan dirinya. "Tenang, kamu tenang dulu, ya? Oke? Aku bakal segera ke sana," jawab Keenan yang sedang mengeringkan rambutnya setelah mandi, dia buru-buru berjalan ke almari dan mengambil salah satu kemeja untuk dipakai. "Buruan ya, Mas. Aku takut banget serius, baru kali ini aku lihat kecoa bisa terbang, aku sendirian lagi di rumah, takut banget sampai gemetaran, Mas."Suara Jihan terdengar lega saat mendengar bahwa Keenan akan pergi ke rumahnya, dia juga ter

    Last Updated : 2023-02-03
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   6. Pelakor Mulai Cemburu

    "Udah pulang, Mas?"Nilam yang sedang menunggu kepulangan Keenan di ruang tamu, berdiri dan menyambut kedatangan suaminya.Keenan yang sedang membuka pintu, mengulurkan tangan yang disambut oleh Nilam, wanita itu mencium punggung tangan sang suami dengan hormat."Iya. Keperluannya nggak lama, kok. Kamu udah makan?" tanya Keenan, yang merasa senang disambut istrinya seperti ini.Dulu saat masih benci dengan Nilam yang tak bisa memakai skincare, Keenan benci melihat wajah istrinya setiap kali dia pulang, tapi sekarang, Keenan selalu merasa senang karena ada orang yang selalu menyambut kepulangannya.Keenan mungkin belum cinta dengan Nilam, tapi sedikit rasa suka, tentu."Udah, Mas. Aku pikir kamu bakalan lama jadi aku makan dulu, aku minta maaf."Keenan menepuk lembut puncak kepala Nilam sambil menggeleng-geleng."Kenapa minta maaf, kamu nggak salah, Nilam. Aku kan udah bilang kalo kamu makan aja dulu, aku juga udah makan di rumah temen tadi.""Iya, Mas. Ada yang kamu perlukan aku lakuk

    Last Updated : 2023-02-22
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   7. Alasan Dulu Jihan Pergi

    Jihan mulai melancarkan aksinya.Dia tak menyerah untuk membuat Keenan terus bertemu dengan dirinya dan mengabaikan Nilam, sang istri."Mas Keenan, temenin belanja."Suatu siang, dia tiba-tiba menelepon dan mengajak Keenan berbelanja di hari minggu, hari di mana seharusnya dihabiskan Keenan dengan Nilam."Maas, aku takut tidur sendirian, temenin ngobrol sampai tertidur, ya."Pada hari berikutnya, dia meminta tolong hal lain."Mas, Mas! Ada tikus di kamar! Aku takuuut."Dia juga meminta tolong kepada Keenan untuk datang ke rumah karena hal hal yang sepele.Keenan yang terbawa efek guna-guna Jihan, tidak pernah bisa menolak dan selalu datang kapan pun dipanggil Jihan.Keenan mengira ke tidak sanggupannya menolak semua permintaan Jihan, karena wanita itu adalah teman masa kecilnya yang baru saja tertimpa musibah, dia sama sekali tak pernah menduga bahwa sang teman, memiliki niat tidak baik pada rumah tangganya.Sementara itu, Jihan merasa sangat senang karena dia kini lebih sering mengha

    Last Updated : 2023-02-22
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   8. Spesialis Wanita Simpanan

    Pengakuan yang keluar dari mulut Will, membuat kedua bola mata Jihan terbelalak lebar.Dia tak pernah menyangka kalau Will ternyata pria yang sudah memiliki istri.Gayanya yang perlente dan sedikit flamboyan membuat Will tidak terlihat seperti seorang bapak bapak. Jadi siapa yang mengira ternyata dia sudah menikah dan memiliki anak? Bukan hanya satu anak, bahkan 4?!Jihan memandang ke arah Will yang masih diam, tersenyum canggung. Tepatnya, Jihan mencoba untuk tersenyum dan terlihat setenang mungkin.Ayo tenang, tenang. Ini mungkin saja hanya tes yang dilakukan Will untuknya, apakah dia akan setia atau tidak. Begitulah keyakinan Jihan."M-mas? Kamu nggak sedang ngomong serius, kan? Kamu pasti sedang bercanda, kan? Kamu lagi nge prank aku. Iya kan, Mas?"Jihan menanyakan hal itu dengan ekspresi yang dibuat setenang mungkin, meski jari-jarinya gemetar, dia terlalu ngeri membayangkan bahwa selama ini telah berpacaran dengan lelaki orang.Dia bahkan telah memberikan keperawanannya pada or

    Last Updated : 2023-02-22
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   9. Fantasi Liar Saat Bercinta

    Saat menjadi wanita simpanan Will, hidup Jihan memang serba kecukupan bagaikan sosialita ibu kota, dia membuka akun media sosial untuk memamerkan kegiatan sehari-hari yang bisa liburan ke mana-mana dan membeli barang branded yang dia suka. Satu bulan, dua bulan, semua masih berjalan lancar seperti biasa, Jihan tinggal di apartemen mewah yang dibelikan Will, Will sering mampir dan mereka melakukan hubungan badan sampai pria itu puas. Jihan sampai pikir menjadi wanita simpanan tidak buruk juga, toh istri Will ada di luar negeri sekarang, sekali kali saja Will datang mengunjunginya atau sebaliknya, sehingga Jihan merasa jika dia sudah menjadi nyonya Will secara tidak sah, karena selalu ada di samping Will. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Will semakin hari semakin menunjukkan sifat aslinya terutama dalam masalah hubungan badan, setelah tiga bulan menikmati tubuh perawan Jihan sepuasnya, dia meminta sesuatu yang sangat tidak masuk akal. "Jihan, kamu kan punya banyak kena

    Last Updated : 2023-02-23
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   10. Cinta Tulus Istri Sah

    L"Mas, apa ini?"Nilam terheran-heran saat Keenan pulang bekerja dengan membawa begitu banyak barang, apalagi barang-barang itu adalah baju, tas, dan semua hal untuk Nilam. Sesuatu yang sangat tidak biasa dilakukan oleh Keenan. Meski hubungan pernikahan mereka terlihat akur dan bahagia, sebenarnya sangat dangkal. Nilam memainkan peran sebagai wanita penurut yang tidak membuat suaminya stress, dan Keenan menyukai Nilam yang seperti itu sehingga dia tak perlu berpura-pura baik menghadapi wanita yang disukai orang tuanya tersebut. Nilam sendiri tidak mengharapkan lebih dari Keenan, dia sudah sangat bersyukur Keenan mau bersikap baik padanya sebagai suami dan tidak kasar saat berhubungan badan. Itu saja bagi Nilam sudah merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Dia menjalani hidup dengan baik dan tenang di sini, Nilam menerima takdir menjalani pernikahan yang seperti ini, karena tak punya lagi tempat juga untuk pulang. Dia juga sangat takut dengan title janda. Itulah kenapa Nilam sangat

    Last Updated : 2023-02-23
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   11. Diganggu Pelakor, Tapi Memilih Istri Sah

    Pagi hari, seperti biasa, Nilam menyiapkan sarapan untuk Keenan sebelum sang suami berangkat bekerja. Mereka memang hanya tinggal berdua tanpa satu orang pun pembantu di rumah besar ini, meskipun Keenan kaya raya. Bukan karena Keenan pelit, melainkan ini memang permintaan dari Nilam sendiri yang memilih untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa pembantu, toh dia juga tidak melakukan apa-apa di rumah, karena itu, dengan alasan agar tidak bosan, Nilam memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah sendirian. Ibu mertua Nilam semakin menyukai dirinya yang giat dan rajin, sementara Keenan juga nyaman hanya tinggal berdua dengan Nilam, karena dengan begitu, dia bebas melakukan apa pun, termasuk meminta Nilam melayani dirinya di atas ranjang kapan pun tanpa malu atau sungkan dengan penghuni lain di rumah ini. Namun, pagi ini ada yang sedikit aneh. Nilam yang biasanya cekatan, sekarang melakukan pekerjaannya dengan agak lambat, sehingga Keenan yang sudah bersiap berangkat pergi ke kantor tap

    Last Updated : 2023-02-23

Latest chapter

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   47. Sebenarnya Hubungan Kita Apa?

    "Siapa yang sedang menggoda—"Nilam tidak bisa melanjutkan ucapannya karena telunjuk Gallen yang kini berada di bibirnya, memberi isyarat pada wanita itu agar diam. "Di mataku, kamu sedang menggoda seorang pria tadi," jawab Gallen, berbisik di samping telinga Nilam. Karena jarak di antara mereka yang begitu dekat, Nilam merasa kesusahan bernapas, apalagi saat aroma harum khas Gallen menyerbu indra penciumannya. "Hey, Nil."Gallen yang masih memenjara tubuh Nilam dengan kedua tangan, memanggil wanita itu dengan suara dingin."Ya, Mas?"Gallen memegang dagu Nilam sehingga membuat Nilam mendongak untuk menatap tengah matanya, begitu pandangan mereka saling bertemu, Gallen yang tampaknya masih marah, berkata dengan mata sedikit menyipit."Jangan senyum-senyum genit ke pria lain selain aku. Sugar Daddy-mu ini nggak terima, ngerti?" titahnya dengan suara tajam tanpa bisa dibantah.Kening Nilam berkerut mendengar ucapannya tersebut, dia pun menatap mata yang kelihatan marah itu dengan pen

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   46. Gallen Cemburu

    Anehnya, jauh di dalam lubuk hati Nilam, dia malah menunggu lagi moment seperti malam itu.Wanita itu juga merasa jika di pertemuan kedua ini Gallen meminta dilayani lebih jauh, maka dia mungkin dengan rela akan memberikannya.Bagaimana pun juga, sebagai sugar baby, Nilam sudah menghabiskan uang Gallen puluhan juta, jadi dia merasa tak enak hati kalau tidak memberi imbalan apa pun.Sayangnya, sampai detik ini, Gallen tak pernah membutuhkan jasanya lagi.Dia seperti dibuang untuk kedua kalinya."Hey, Nil. Kamu ini nggak butuh apa pun apa giman? Kenapa kamu hanya menggunakan uangku untuk makan, gunakanlah berbelanja baju dan yang lainnya sekali-kali."Suatu hari Gallen mengirim pesan yang lumayan panjang untuk Nilam, kesempatan itu tidak diabaikan oleh Nilam yang yang secara aneh merindukan pesan-pesan singkat pria tersebut.Beberapa hari ini memang Gallen tak mengirim chat apa pun, mungkin dia sangat sibuk. Pria seperti Gallen kan super sibuk, jadi Nilam memahami keadaannya.Nilam buru

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   45. Sugar Daddy Posesif

    Gallen menyeringai senang saat bibir Nilam menyentuh bibirnya sekilas ketika hendak mengambil black card, sementara gigi wanita itu kini menggigit ujung black card di mulut Gallen untuk mengambilnya."Gunakan sepuasmu."Ucapannya tersebut dilontarkan oleh Gallen dengan senyum lebar, sementara Nilam menatap black card yang kini berada di tangannya tersebut dengan mata berbinar-binar.Dulu saat menikah dengan Keenan, dia hanya pernah memegang kartu seperti ini tanpa bisa menggunakannya karena Keenan suami yang pelit, tapi sekarang dia bisa mendapatkannya dengan mudah, benda di tangannya itu seperti harta karun baginya.Seandainya dia sudah melupakan rasa malu, mungkin Nilam akan menciumi black card pemberian Gallen, tapi tentu saja Nilam masih memikirkan image-nya yang mungkin sudah tak tersisa di mata Gallen setelah dia menggigit black card dari mulut pria arogan yang memiliki kepribadian aneh ini. Gallen yang menatap puas Nilam karena berhasil menjatuhkan harga diri perempuan sombong

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   44. Gigit Blackcard Ini Kalau Mau Uangku

    "Kau kayaknya lagi butuh uang banget, ya? Karena itu kamu datang ke sini begitu cepat?"Gallen, berbisik dengan suara rendah di belakang Nilam. Nilam segera berbalik dan memandang wajah tampan dengan hidung mancung tersebut seraya menelan ludah."L, lalu, apa yang harus kulakukan agar mendapatkan uang darimu?"Dia tergagap, sejujurnya, sampai detik ini tak tahu apa yang membuat Gallen tertarik padanya.Wajah cantiknya?Nilam memang cantik sejak rajin memakai make up dan skincare, tapi tak secantik itu sampai membuat seorang Gallen, pria muda kaya raya yang sudah biasa dikelilingi wanita super cantik, tertarik padanya.Buktinya, beberapa hari ini Gallen telah mengabaikan dirinya. Mungkin pria itu sudah menemukan partner yang lebih cantik. Atau trauma nya sudah sembuh. Lalu apa yang sebenarnya membuat pria ini tertarik dan memanggilnya kembali malam ini?Body-nya?Ah, buah dada yang dimiliki Nilam memang sedikit besar, tapi juga tak sebesar itu sehingga membuat pria tergila-gila.Lalu

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   43. Jatuh Ke Pelukan Sugar Daddy

    Namun, hidup seperti surga bagi Nilam, di mana dia hanya perlu menyodorkan bibir pada Gallen dan mendapatkan uang yang banyak, tidaklah berlangsung lama.Entah karena apa, pria muda tampan itu seakan membuangnya dan tak pernah mengenal dirinya sama sekali.Bahkan ketika Nilam kebetulan di tempat yang sama, Gallen sama sekali tak menoleh kepada Nilam, tatapannya dingin dan menganggap Nilam seperti lalat atau apa pun yang mengganggu dirinya.Padahal Nilam pernah, sudah berdandan secantik dan semenarik mungkin, tapi tetap saja, Gallen tidak menoleh padanya.Ini sangat aneh.Apakah dia sudah bosan?Apakah dia melakukan kesalahan yang tak disadari dan menyinggung perasaan pria itu?Pertanyaan itu terus berputar, tapi tak menemukan jawaban.Tatapan dingin dan acuh tak acuh, disertai wajah muram seperti tak tertarik, adalah tatapan khas Gallen pada orang yang menurut dirinya tak penting, Nilam merasa sedikit sakit hati saat akhirnya ditatap seperti itu oleh Presdir muda tersebut.Padahal saa

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   42. Pria Kaya Yang Aneh

    "Tentu saja," jawab Gallen dengan enteng, menatap Nilam dengan ekspresi malas."Kamu sama saja telah kubeli seharga 600 juta, setelah dipotong 100 juta atas permintaan ganti rugimu tadi. Jadi, bukankah posisimu sekarang nggak lebih dari sebuah barang di mataku?"Mendengar itu, Nilam tak bisa berkata-kata, melihat ke arah Gallen sebelum kemudian menatap pakaiannya sendiri."Kamu sungguh-sungguh ingin aku melepas semua ini?"Gallen hanya mengangkat satu alis, duduk di kursinya dengan menopang dagu."Yah, sisakan pakaian dalam, aku nggak ingin mataku yang suci ini ternodai."Nilam hanya mendengus sesaat ketika mendengar Gallen menyebut bahwa areas sensitifnya membuat matanya ternoda.Belajar dari pengalaman sebelumnya, semakin dia mengelak maka si berengsek ini akan menghukum lebih kejam, karena itu, tanpa mengajukan protes, Nilam mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.Meski dengan perasaan dongkol bukan main.Satu kancing, dua kancing, sudah terbuka, ketika tangan Nilam menyentuh

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   41. Merayu Gallen

    Nilam mendesah.Matanya menatap sayu pada Gallen,Dengan wajah sedih dan terlihat sangat putus asa, Nilam mengucap kata-kata yang keluar dari mulutnya."Kamu tahu sebagai pegawai rendahan, aku nggak mungkin punya uang sebanyak itu, bukan, Tuan Gallen," ucap Nilam dengan wajah memelas, berharap Gallen ini merasa kasihan padanya dan membatalkan tuntutan.Namun, hal itu sepertinya sama sekali tak mempengaruhi Gallen. Dia memasang wajah tanpa ekspresi, hanya mengangkat satu alisnya dengan tak tertarik.Tahu bahwa ekspresi andalan tidak berpengaruh pada Gallen, Nilam menarik napas panjang.Seluruh sendi rasanya sudah lemas. Tak bisa berpikir apa pun lagi saat ini, dia merasa uang itu sangat banyak, membayangkannya saja sudah tak sanggup. Kenapa cobaan datang bertubi-tubi seperti ini?Nilam menjambak pelan rambutnya, merasa sangat frustrasi.Mengenaskan.Gallen yang mulai kasihan kepada wanita yang duduk di depannya tersebut, menarik napas panjang."Baiklah. Untukmu aku punya dua tawaran

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   40. Menampar Pipi Tuan Direktur

    Nilam seperti kehilangan akal sehat, saat kini tengah duduk di sebuah ruangan super mewah dengan interior luar biasa, milik seseorang yang beberapa saat lalu dia tampar pipinya.Wajah wanita cantik itu sedikit memucat saat melihat plakat di depan meja pria itu, ada tulisan jabatan PRESIDEN DIREKTUR di sana.Gallen, pria yang telah ditampar Nilam pagi tadi, duduk dengan nyaman di kursi milik Presiden direktur, menatap Nilam tanpa ekspresi."Nona Nilam."Suaranya berat saat memanggil Nilam, matanya yang tajam menatap lurus ke arah wanita itu, mengirimkan intimidasi.Namun, bukannya takut atau terintimidasi, Nilam malah menghela napas panjang.Pasalnya, gaya seperti itu mengingatkan dia pada seseorang pria yang sangat dibencinya, Keenan. Gayanya yang dingin dan mengintimidasi membuat Nilam muak, dia teringat pada sosok yang menghancurkan hidupnya dan mengantarkan Nilam pada penderitaan panjang. "Langsung katakan saja apa maksud tujuanmu, kalau kau ingin memberiku 100 juta seperti yang

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   39. Apa Pria Ini Takdir Baru Nilam?

    "Mungkin ini shock yang terjadi setelah kecelakaan, tolong Anda jangan terlalu mengejutkan dirinya dan berilah penjelasan yang lembut tentang apa yang terjadi saat dia kembali sadar nanti, Tuan Muda."Dokter yang dipanggil oleh Gallen, menjelaskan kondisi Nilam dengan sopan. Gallen hanya bisa menarik napas panjang.Dia menyugar rambutnya ke belakang dengan ekspresi lelah, memandang seorang perempuan muda yang kini kembali terbaring tak sadarkan diri di atas kamar tidur rumah sakit."Kenapa sejak tinggal di kota ini, aku terus terlibat peristiwa yang merepotkan, sih?" desahnya lelah.Ini hari kesepuluh sejak dia dipanggil oleh kakeknya ke kota ini karena akan diangkat sebagai direktur utama hotel yang dikelola sang kakek.Sejak hari pertama, dia terus mendapatkan masalah, berurusan dengan staff hotel yang korup dan para penjilat, sangat melelahkan.Lalu, mobil yang dia kendarai menabrak wanita ini saat sedang dalam perjalanan pulang dari hotel, mengakibatkan dia koma sehingga dirawat d

DMCA.com Protection Status