Beranda / Pernikahan / Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor / 8. Spesialis Wanita Simpanan

Share

8. Spesialis Wanita Simpanan

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-22 14:59:03

Pengakuan yang keluar dari mulut Will, membuat kedua bola mata Jihan terbelalak lebar.

Dia tak pernah menyangka kalau Will ternyata pria yang sudah memiliki istri.

Gayanya yang perlente dan sedikit flamboyan membuat Will tidak terlihat seperti seorang bapak bapak. Jadi siapa yang mengira ternyata dia sudah menikah dan memiliki anak? Bukan hanya satu anak, bahkan 4?!

Jihan memandang ke arah Will yang masih diam, tersenyum canggung. Tepatnya, Jihan mencoba untuk tersenyum dan terlihat setenang mungkin.

Ayo tenang, tenang. Ini mungkin saja hanya tes yang dilakukan Will untuknya, apakah dia akan setia atau tidak. Begitulah keyakinan Jihan.

"M-mas? Kamu nggak sedang ngomong serius, kan? Kamu pasti sedang bercanda, kan? Kamu lagi nge prank aku. Iya kan, Mas?"

Jihan menanyakan hal itu dengan ekspresi yang dibuat setenang mungkin, meski jari-jarinya gemetar, dia terlalu ngeri membayangkan bahwa selama ini telah berpacaran dengan lelaki orang.

Dia bahkan telah memberikan keperawanannya pada orang itu!

Sayangnya, berbeda dengan jawaban yang diharapkan Jihan, Will dengan tampang sangat menyesal, menjawab.

"Jihan... aku, aku serius."

"Apa.... "

Jihan kehabisan kata-kata.

Dia bahkan tidak bisa membedakan mana kenyataan dan mana khayalan sekarang.

Melihat ekspresi kosong di wajah cantik Jihan yang seperti boneka, Will menghela napas panjang dan menggenggam tangan wanita itu di atas meja.

"Maafkan aku, aku bohong saat bilang ke kamu kalo aku perjaka. Karena pekerjaan, aku sering ke luar negeri, dan di sana, aku memiliki sebuah keluarga."

Will mengatakan hal itu dengan lancar, parahnya lagi, tak ada ekspresi penyesalan di wajahnya sama sekali.

"Mas.... "

Tenggorokan Jihan terasa kering sehingga dia tak bisa mengatakan apa pun. Will menggenggam tangan mulus wanita itu dengan lebih erat lagi dan melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku beneran nggak mau pisah sama kamu, Jihan. Aku ngomong gini karena nggak mau ngebohongin kamu, makanya aku memilih jujur biar nggak nyakitin kamu."

Jihan memandang Will dengan tatapan kosong, setelah beberapa saat dia berhasil menguasai dirinya sendiri, dengan suara gemetar, Jihan bertanya.

"Jadi kamu bener bener seorang pria bersuami? M-maksudku, statusmu masih suami orang, bukan mantan suami?" tanya Jihan sekali lagi untuk memastikan kebenaran dari ucapan pria yang ada di hadapannya itu.

Bagaimana ini? Bagaimana dia bahkan tidak bisa membedakan mana pria bersuami dan bukan? Jihan merasa benar-benar ditipu oleh Will!

Bisa-bisanya Will baru mengaku saat Jihan sudah memberikan keperawanannya yang berharga pada pria itu? Kenapa tidak kemarin kemarin saat mereka baru saling mengenal dan kemudian menjalin cinta?

Jihan tiba-tiba merasa perutnya melilit, sakit. Dia langsung teringat pada Keenan, mantan suaminya. Berpikir bahwa saja ini mungkin karma yang diberikan Tuhan padanya karena meninggalkan Keenan begitu saja demi harta benda.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Jihan bahkan tak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang.

Karena terlalu percaya pada Will dan janji janji manisnya, Jihan pergi ke kota besar ini tanpa persiapan apa pun dan menggantungkan segalanya pada Will yang memang memenuhi semua kebutuhan Jihan.

Jihan awalnya merasa diratukan dan merasa menjadi wanita paling beruntung sedunia, tapi setelah mengetahui semua ini, khayalan itu hancur berkeping-keping.

Will menganggukkan kepala, dan menjawab lirih.

"Aku minta maaf. Itulah kebenarannya, Jihan. Dan... dan sebenarnya ada satu hal lagi yang kamu perlu tahu."

Ada satu hal lagi yang disembunyikan Will? Apalagi? Jihan merasa ingin pingsan pada saat itu juga.

"A-apa itu, Mas?"

Jihan merasa tak sanggup mendengar pengakuan yang lebih mengejutkan daripada apa yang telah dikatakan Will sebelumnya, tapi dia juga tak bisa membohongi diri sendiri dan pura-pura terus tidak tahu, sehingga bertanya dengan tergagap.

Will sendiri tidak segera menjawab, seperti mempersiapkan diri. Setelah diam beberapa detik, mulutnya mulai terbuka dan melancarkan kata-kata yang seperti sebuah bom di telinga Jihan.

"Ehm, itu, Han. Usiaku... bukan 35 tahun seperti yang kuceritakan padamu. Sebenarnya aku... 40 tahun lebih."

"A-apa?"

Jihan merasa jiwanya melayang dari tubuh saat mendengar hal itu.

"Aku terlihat awet muda, ya. Aku nggak berniat nipu kamu, Jihan. Serius. Aku cuma nggak mau kamu malu pacaran sama cowok yang jauh lebih tua dari kamu, karena itu... "

Jihan langsung berdiri dengan muka merah padam karena marah, saking emosinya, sampai nadanya meninggi saat berbicara dengan Will.

"Itu artinya selisih usia kita 15 tahun lebih, Mas?! Kamu sudah gila?! Gimana bisa kamu ngebohongin aku kayak gini!"

Jihan benar-benar kecewa. Selain berbohong sebagai perjaka saat dia merupakan pria beristri dan beranak lima, sekarang dia ternyata juga membohongi Jihan tentang usianya?!

Dulu saat awal bertemu, Will mengatakan bahwa wajahnya lebih tua dari usianya karena beban kerja yang berat. Jihan tak menyangka dirinya percaya saja dengan kebohongan serendah itu.

Dan sekarang, Will mengaku terlihat lebih muda daripada usia aslinya? Bajingan ini!

Melihat Jihan yang muntab, Will buru-buru meraih tangannya dan mencoba menenangkan Jihan.

"Jihan, Jihan tolong jangan marah. Aku benar-benar terlanjur suka sama kamu, aku nggak ingin pisah sama kamu, Jihan," mohon nya dengan nelangsa.

"Terus maunya mas Will apa? Bikin aku jadi pelakor, gitu? Aku nggak serendah itu, Mas!" geram Jihan dengan bibir terkatup.

Dia memang ingin memiliki pria kaya yang menunjang hidupnya, tapi tidak dengan menjadi seorang pelakor!

"Aku tahu, aku tahu, Jihan. Aku nggak nawarin kamu jadi pelakor, enggak. Aku cuma ingin bertanggung jawab karena kamu sudah memberikan keperawananmu padaku," jawab Will buru-buru.

"Lalu apa yang mau mas Will kasih ke aku? Apa mas Will akan jadiin aku istri kedua?"

Yah, sekarang semuanya sudah terlanjur. Jihan benci opsi ini, tapi dia harus mendapatkan status resmi. Setelah kehilangan keperawanannya, harga Jihan tentu tak semahal sebelumnya.

Sayang, jawaban Will benar-benar menyakitkan.

"Istri kedua... itu agak sulit. Kantorku melarang memiliki istri lebih dari satu."

"Astaga, berapa banyak kamu mau membohongi aku lagi, Mas?! Terus, kalo udah gini. Apa yang kamu lakukan buat tanggung jawab karena telah ngambil keperawanan aku? Kamu bahkan nggak mau jadiin aku istri kedua!"

Jihan benar-benar menjerit sekarang.

Sedangkan Will dengan tak tahu malunya, mengutarakan apa maksud dia membicarakan semua ini.

"Aku... aku berencana menjadikanmu wanita simpananku, Jihan."

"A-APA?! MAS SUDAH GILA?!"

Jihan rasanya ingin menampar wajah jelek pria berusia 40 tahun lebih itu dengan tas yang dia bawa.

Sudah berbohong begitu banyak, sekarang dia berencana menjadikan Jihan wanita simpanan?!

Apa namanya kalau bukan gila?

"Ini pilihan yang paling bagus dan efektif menurutku, Jihan. Bukankah kamu tertarik pacaran denganku karena aku bisa mengenyangkan keinginanmu untuk hidup bergelimang kemewahan?"

"Tapi... tapi nggak jadi wanita simpanan juga, Mas!"

"Aku janji bakal jadi sugar daddy yang bisa kamu andalkan, Jihan. Tempat tinggal terbaik dan termewah, mobil keluaran terbaru, semua perhiasan yang kamu mau, semuanya bisa kamu dapatkan kalo sama aku, Jihan. Kamu nggak bakal nyesel kalo sama aku, aku bisa janjikan hal ini."

Will mengatakan hal itu dengan percaya diri, karena dia sangat tahu apa kelemahan Jihan.

Mendengar itu, Jihan memang terlihat sedikit goyah.

"Tapi.... "

Will menggunakan kesempatan itu untuk memojokkan Jihan, meski dengan kata-kata lembut.

"Kamu pilih mana, kembali ke kotamu tanpa bawa apa-apa? Atau di sini bersamaku dan semua kebutuhanmu dari mulai yang terkecil sampai yang terbesar, semuanya aku tanggung? Kamu nggak harus ngapa-ngapain, kamu juga bebas ngabisin uang buat apa aja, pergi ke mana aja yang kamu suka. Yang perlu kamu lakukan cuma menghiburku saat lelah bekerja. Bukankah hidup seperti ini yang kamu inginkan, Jihan?"

Ucapan lembut Will seperti bisikan Iblis di telinga Jihan, semua yang dia janjikan sangat menggiurkan, Jihan tidak perlu susah payah bekerja dan bisa menikmati kemewahan sepuas mungkin.

Tawaran Will membuat Jihan yang tergoda dengan kehidupan mewah dan mudah, segera mengangguk pelan.

Saat itu Jihan yang polos tak tahu, bahwa dia telah masuk ke kandang buaya.

Bab terkait

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   9. Fantasi Liar Saat Bercinta

    Saat menjadi wanita simpanan Will, hidup Jihan memang serba kecukupan bagaikan sosialita ibu kota, dia membuka akun media sosial untuk memamerkan kegiatan sehari-hari yang bisa liburan ke mana-mana dan membeli barang branded yang dia suka. Satu bulan, dua bulan, semua masih berjalan lancar seperti biasa, Jihan tinggal di apartemen mewah yang dibelikan Will, Will sering mampir dan mereka melakukan hubungan badan sampai pria itu puas. Jihan sampai pikir menjadi wanita simpanan tidak buruk juga, toh istri Will ada di luar negeri sekarang, sekali kali saja Will datang mengunjunginya atau sebaliknya, sehingga Jihan merasa jika dia sudah menjadi nyonya Will secara tidak sah, karena selalu ada di samping Will. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama, Will semakin hari semakin menunjukkan sifat aslinya terutama dalam masalah hubungan badan, setelah tiga bulan menikmati tubuh perawan Jihan sepuasnya, dia meminta sesuatu yang sangat tidak masuk akal. "Jihan, kamu kan punya banyak kena

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   10. Cinta Tulus Istri Sah

    L"Mas, apa ini?"Nilam terheran-heran saat Keenan pulang bekerja dengan membawa begitu banyak barang, apalagi barang-barang itu adalah baju, tas, dan semua hal untuk Nilam. Sesuatu yang sangat tidak biasa dilakukan oleh Keenan. Meski hubungan pernikahan mereka terlihat akur dan bahagia, sebenarnya sangat dangkal. Nilam memainkan peran sebagai wanita penurut yang tidak membuat suaminya stress, dan Keenan menyukai Nilam yang seperti itu sehingga dia tak perlu berpura-pura baik menghadapi wanita yang disukai orang tuanya tersebut. Nilam sendiri tidak mengharapkan lebih dari Keenan, dia sudah sangat bersyukur Keenan mau bersikap baik padanya sebagai suami dan tidak kasar saat berhubungan badan. Itu saja bagi Nilam sudah merupakan kebahagiaan yang tiada tara. Dia menjalani hidup dengan baik dan tenang di sini, Nilam menerima takdir menjalani pernikahan yang seperti ini, karena tak punya lagi tempat juga untuk pulang. Dia juga sangat takut dengan title janda. Itulah kenapa Nilam sangat

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   11. Diganggu Pelakor, Tapi Memilih Istri Sah

    Pagi hari, seperti biasa, Nilam menyiapkan sarapan untuk Keenan sebelum sang suami berangkat bekerja. Mereka memang hanya tinggal berdua tanpa satu orang pun pembantu di rumah besar ini, meskipun Keenan kaya raya. Bukan karena Keenan pelit, melainkan ini memang permintaan dari Nilam sendiri yang memilih untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa pembantu, toh dia juga tidak melakukan apa-apa di rumah, karena itu, dengan alasan agar tidak bosan, Nilam memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah sendirian. Ibu mertua Nilam semakin menyukai dirinya yang giat dan rajin, sementara Keenan juga nyaman hanya tinggal berdua dengan Nilam, karena dengan begitu, dia bebas melakukan apa pun, termasuk meminta Nilam melayani dirinya di atas ranjang kapan pun tanpa malu atau sungkan dengan penghuni lain di rumah ini. Namun, pagi ini ada yang sedikit aneh. Nilam yang biasanya cekatan, sekarang melakukan pekerjaannya dengan agak lambat, sehingga Keenan yang sudah bersiap berangkat pergi ke kantor tap

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-23
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   12. Jihan Memprovokasi Nilam

    "Haaaa! Luar biasa! Sangat luar biasa! Dia benar-benar nggak mencariku!"Jihan uring-uringan sendiri sambil melihat ponsel, setelah dia seminggu lalu menyuruh Keenan menjauh dan tak menghubungi dirinya lagi. Dia pikir Keenan tahu bahwa Jihan hanya sedang merajuk seperti biasa, seperti dulu saat mereka masih berpacaran, tapi sial! Pria itu benar-benar tidak menghubungi Jihan lagi atau menemuinya, bahkan setelah seminggu berlalu dari kejadian itu. "Ini nggak mungkin, apa benar perasaannya padaku sudah luntur? Nggak, itu nggak bisa terjadi. Aku harus bisa mendapatkan Keenan, dia kan bucin banget ke aku sejak dulu, aku juga bahkan udah ngasih bubuk guna-guna, tapi kenapa... kenapa sekarang Keenan berubah? Kenapa???"Jihan mengacak rambutnya sendiri sambil mondar-mandir tak tentu arah. Jihan sudah bosan hidup berhemat dari uang hasil pekerjaannya, dia perlu pria kaya seperti Keenan untuk menopang hidup setelah dia kabur dari Will. Dia pikir akan mudah mendapatkan hati Keenan kembali, b

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   13. Permintaan Nakal Sang Suami (21+)

    "Jangan salah paham denganku," ujar Jihan dengan senyum manis yang mencurigakan saat Nilam memandang dirinya dengan senyum kebencian. "Aku datang ke sini hanya ingin membuat dirimu sadar, bahwa di mata Keenan, kamu ini hanya istri pajangan. Suatu hari, kamu akan diusir dari rumah ini, jadi bangunlah dari mimpimu," lanjutnya dengan sinis, yang membuat kepala Nilam semakin mendidih saja rasanya. Saat melihat Jihan, Nilam tahu. Wanita ini sungguh seperti tong kosong nyaring bunyinya, semakin ditabuh, semakin memekakkan telinga. Tahu apa dia sampai berani mengatakan bahwa Keenan akan mengusir Nilam dari rumah ini? Meski mereka mungkin saat ini tidak saling mencintai dengan begitu dalam tapi Nilam tahu betul bahwa Keenan tak mungkin begitu saja mengusir dirinya. Dia adalah pria yang akan bertanggung jawab sampai akhir, itulah Keenan yang Nilam kenal. Dan bukankah Nilam favorit keluarga mertuanya? Tidak mudah bagi Keenan untuk begitu saja menceraikan Nilam. Namun bodohnya, Nilam mal

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-24
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   14. Dikhianati Suami

    Tak terasa waktu sudah sore hari, Nilam yang yakin bahwa Keenan akan pulang cepat malam ini, mulai melakukan perawatan agar bisa melayani suaminya tersebut dengan sangat maksimal.Setelah hampir setahun hidup dengan Keenan, Nilam mencatat satu fakta penting, bahwa Keenan adalah seorang pria yang sangat perkasa dengan nafsu yang luar biasa.Dia tak cukup keluar sekali dalam satu kali bercinta, Keenan baru puas jika sudah keluar berkali-kali dan tubuh istrinya kelelahan bahkan pingsan, seakan ada kepuasan tersendiri bagi pria itu tiap kali berhasil menumbangkan istrinya.Dan selama hampir setahun ini Nilam telah berhasil menghadapi nafsu Keenan yang seperti itu dan memuaskannya, sehingga pria itu perlahan melupakan Jihan dan memandang dirinya sebagai Nilam. Karena itu, untuk mencegah Keenan ingat pada Jihan lagi, Nilam, menggunakan tubuhnya yang padat dan berisi, berjanji akan benar-benar memuaskannya malam ini, sampai pria itu yang tumbang lebih dulu dan tak bisa menghajar tubuh bagia

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   15. Kenapa Kamu Tidak Cemburu?

    Pagi hari. Keenan terbangun dari tidurnya karena suara alarm di ponselnya. Bersungut-sungut, dia menjulurkan tangan untuk mengambil ponsel yang tak jauh darinya tersebut dan mematikan alarm.Kepalanya terasa sangat pening, dia sepertinya minum banyak semalam, dia harus meminta Nilam untuk membuatkan sup anti mabuk sebagai sarapan nanti untuk menyembuhkan rasa pening ini. Tadi malam, rencana untuk segera pulang ke rumah dan melepas penat dengan menikmati tubuh sintal istrinya terpaksa tertunda karena atasan Keenan yang tiba-tiba menelepon dan mengajak dirinya menemani minum. Keenan tentu saja tidak bisa menolak dan segera menyanggupi tawaran itu. Akibatnya sekarang kepalanya terasa begitu berat karena terus menerus menerima minuman dari atasannya tadi malam. Keenan duduk seraya memegangi sebagian sisi kepalanya dengan telapak tangan.Tangannya meraih segelas air putih yang tak jauh darinya duduk, lalu meminum air dalam gelas sampai habis setengah.Setelah sepenuhnya sadar dari tidu

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   16. Bercinta Setelah Membuat Kesalahan (21+)

    "Badanmu panas, mananya lagi yang sakit?"Keenan yang kini duduk di samping istrinya bertanya dengan khawatir, sedang Nilam yang semalam terusir dari kamar, hanya tersenyum canggung. "Perutku sedikit kembung," jawab Nilam malu-malu, sedang Keenan menatap dirinya dengan ekspresi bersalah.Dia merasa bersalah karena lagi-lagi lupa mengabari Nilam bahwa rencana yang dia buat batal, bahwa dia juga pulang terlambat karena ada acara minum minum dengan Bos, sehingga Nilam tak perlu menunggu dirinya dan sakit seperti ini. "Apakah sudah diolesi minyak angin? Perlukah kupanggilkan dokter?"Nilam buru-buru menggeleng atas tawaran suaminya tersebut. "Tidak perlu, Mas. Sakitku nggak separah itu," jawab Nilam yang menolak dipanggilkan dokter dan mengatakan sudah mengolesi minyak angin ke perutnya yang kembung. Keenan yang masih merasa bersalah, menghela napas panjang, memegang tangan Nilam istrinya."Maafkan aku, semalam aku mabuk berat sehingga kayaknya nggak sadar menelepon Jihan untuk menjem

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-27

Bab terbaru

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   47. Sebenarnya Hubungan Kita Apa?

    "Siapa yang sedang menggoda—"Nilam tidak bisa melanjutkan ucapannya karena telunjuk Gallen yang kini berada di bibirnya, memberi isyarat pada wanita itu agar diam. "Di mataku, kamu sedang menggoda seorang pria tadi," jawab Gallen, berbisik di samping telinga Nilam. Karena jarak di antara mereka yang begitu dekat, Nilam merasa kesusahan bernapas, apalagi saat aroma harum khas Gallen menyerbu indra penciumannya. "Hey, Nil."Gallen yang masih memenjara tubuh Nilam dengan kedua tangan, memanggil wanita itu dengan suara dingin."Ya, Mas?"Gallen memegang dagu Nilam sehingga membuat Nilam mendongak untuk menatap tengah matanya, begitu pandangan mereka saling bertemu, Gallen yang tampaknya masih marah, berkata dengan mata sedikit menyipit."Jangan senyum-senyum genit ke pria lain selain aku. Sugar Daddy-mu ini nggak terima, ngerti?" titahnya dengan suara tajam tanpa bisa dibantah.Kening Nilam berkerut mendengar ucapannya tersebut, dia pun menatap mata yang kelihatan marah itu dengan pen

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   46. Gallen Cemburu

    Anehnya, jauh di dalam lubuk hati Nilam, dia malah menunggu lagi moment seperti malam itu.Wanita itu juga merasa jika di pertemuan kedua ini Gallen meminta dilayani lebih jauh, maka dia mungkin dengan rela akan memberikannya.Bagaimana pun juga, sebagai sugar baby, Nilam sudah menghabiskan uang Gallen puluhan juta, jadi dia merasa tak enak hati kalau tidak memberi imbalan apa pun.Sayangnya, sampai detik ini, Gallen tak pernah membutuhkan jasanya lagi.Dia seperti dibuang untuk kedua kalinya."Hey, Nil. Kamu ini nggak butuh apa pun apa giman? Kenapa kamu hanya menggunakan uangku untuk makan, gunakanlah berbelanja baju dan yang lainnya sekali-kali."Suatu hari Gallen mengirim pesan yang lumayan panjang untuk Nilam, kesempatan itu tidak diabaikan oleh Nilam yang yang secara aneh merindukan pesan-pesan singkat pria tersebut.Beberapa hari ini memang Gallen tak mengirim chat apa pun, mungkin dia sangat sibuk. Pria seperti Gallen kan super sibuk, jadi Nilam memahami keadaannya.Nilam buru

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   45. Sugar Daddy Posesif

    Gallen menyeringai senang saat bibir Nilam menyentuh bibirnya sekilas ketika hendak mengambil black card, sementara gigi wanita itu kini menggigit ujung black card di mulut Gallen untuk mengambilnya."Gunakan sepuasmu."Ucapannya tersebut dilontarkan oleh Gallen dengan senyum lebar, sementara Nilam menatap black card yang kini berada di tangannya tersebut dengan mata berbinar-binar.Dulu saat menikah dengan Keenan, dia hanya pernah memegang kartu seperti ini tanpa bisa menggunakannya karena Keenan suami yang pelit, tapi sekarang dia bisa mendapatkannya dengan mudah, benda di tangannya itu seperti harta karun baginya.Seandainya dia sudah melupakan rasa malu, mungkin Nilam akan menciumi black card pemberian Gallen, tapi tentu saja Nilam masih memikirkan image-nya yang mungkin sudah tak tersisa di mata Gallen setelah dia menggigit black card dari mulut pria arogan yang memiliki kepribadian aneh ini. Gallen yang menatap puas Nilam karena berhasil menjatuhkan harga diri perempuan sombong

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   44. Gigit Blackcard Ini Kalau Mau Uangku

    "Kau kayaknya lagi butuh uang banget, ya? Karena itu kamu datang ke sini begitu cepat?"Gallen, berbisik dengan suara rendah di belakang Nilam. Nilam segera berbalik dan memandang wajah tampan dengan hidung mancung tersebut seraya menelan ludah."L, lalu, apa yang harus kulakukan agar mendapatkan uang darimu?"Dia tergagap, sejujurnya, sampai detik ini tak tahu apa yang membuat Gallen tertarik padanya.Wajah cantiknya?Nilam memang cantik sejak rajin memakai make up dan skincare, tapi tak secantik itu sampai membuat seorang Gallen, pria muda kaya raya yang sudah biasa dikelilingi wanita super cantik, tertarik padanya.Buktinya, beberapa hari ini Gallen telah mengabaikan dirinya. Mungkin pria itu sudah menemukan partner yang lebih cantik. Atau trauma nya sudah sembuh. Lalu apa yang sebenarnya membuat pria ini tertarik dan memanggilnya kembali malam ini?Body-nya?Ah, buah dada yang dimiliki Nilam memang sedikit besar, tapi juga tak sebesar itu sehingga membuat pria tergila-gila.Lalu

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   43. Jatuh Ke Pelukan Sugar Daddy

    Namun, hidup seperti surga bagi Nilam, di mana dia hanya perlu menyodorkan bibir pada Gallen dan mendapatkan uang yang banyak, tidaklah berlangsung lama.Entah karena apa, pria muda tampan itu seakan membuangnya dan tak pernah mengenal dirinya sama sekali.Bahkan ketika Nilam kebetulan di tempat yang sama, Gallen sama sekali tak menoleh kepada Nilam, tatapannya dingin dan menganggap Nilam seperti lalat atau apa pun yang mengganggu dirinya.Padahal Nilam pernah, sudah berdandan secantik dan semenarik mungkin, tapi tetap saja, Gallen tidak menoleh padanya.Ini sangat aneh.Apakah dia sudah bosan?Apakah dia melakukan kesalahan yang tak disadari dan menyinggung perasaan pria itu?Pertanyaan itu terus berputar, tapi tak menemukan jawaban.Tatapan dingin dan acuh tak acuh, disertai wajah muram seperti tak tertarik, adalah tatapan khas Gallen pada orang yang menurut dirinya tak penting, Nilam merasa sedikit sakit hati saat akhirnya ditatap seperti itu oleh Presdir muda tersebut.Padahal saa

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   42. Pria Kaya Yang Aneh

    "Tentu saja," jawab Gallen dengan enteng, menatap Nilam dengan ekspresi malas."Kamu sama saja telah kubeli seharga 600 juta, setelah dipotong 100 juta atas permintaan ganti rugimu tadi. Jadi, bukankah posisimu sekarang nggak lebih dari sebuah barang di mataku?"Mendengar itu, Nilam tak bisa berkata-kata, melihat ke arah Gallen sebelum kemudian menatap pakaiannya sendiri."Kamu sungguh-sungguh ingin aku melepas semua ini?"Gallen hanya mengangkat satu alis, duduk di kursinya dengan menopang dagu."Yah, sisakan pakaian dalam, aku nggak ingin mataku yang suci ini ternodai."Nilam hanya mendengus sesaat ketika mendengar Gallen menyebut bahwa areas sensitifnya membuat matanya ternoda.Belajar dari pengalaman sebelumnya, semakin dia mengelak maka si berengsek ini akan menghukum lebih kejam, karena itu, tanpa mengajukan protes, Nilam mulai membuka kancing kemejanya satu persatu.Meski dengan perasaan dongkol bukan main.Satu kancing, dua kancing, sudah terbuka, ketika tangan Nilam menyentuh

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   41. Merayu Gallen

    Nilam mendesah.Matanya menatap sayu pada Gallen,Dengan wajah sedih dan terlihat sangat putus asa, Nilam mengucap kata-kata yang keluar dari mulutnya."Kamu tahu sebagai pegawai rendahan, aku nggak mungkin punya uang sebanyak itu, bukan, Tuan Gallen," ucap Nilam dengan wajah memelas, berharap Gallen ini merasa kasihan padanya dan membatalkan tuntutan.Namun, hal itu sepertinya sama sekali tak mempengaruhi Gallen. Dia memasang wajah tanpa ekspresi, hanya mengangkat satu alisnya dengan tak tertarik.Tahu bahwa ekspresi andalan tidak berpengaruh pada Gallen, Nilam menarik napas panjang.Seluruh sendi rasanya sudah lemas. Tak bisa berpikir apa pun lagi saat ini, dia merasa uang itu sangat banyak, membayangkannya saja sudah tak sanggup. Kenapa cobaan datang bertubi-tubi seperti ini?Nilam menjambak pelan rambutnya, merasa sangat frustrasi.Mengenaskan.Gallen yang mulai kasihan kepada wanita yang duduk di depannya tersebut, menarik napas panjang."Baiklah. Untukmu aku punya dua tawaran

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   40. Menampar Pipi Tuan Direktur

    Nilam seperti kehilangan akal sehat, saat kini tengah duduk di sebuah ruangan super mewah dengan interior luar biasa, milik seseorang yang beberapa saat lalu dia tampar pipinya.Wajah wanita cantik itu sedikit memucat saat melihat plakat di depan meja pria itu, ada tulisan jabatan PRESIDEN DIREKTUR di sana.Gallen, pria yang telah ditampar Nilam pagi tadi, duduk dengan nyaman di kursi milik Presiden direktur, menatap Nilam tanpa ekspresi."Nona Nilam."Suaranya berat saat memanggil Nilam, matanya yang tajam menatap lurus ke arah wanita itu, mengirimkan intimidasi.Namun, bukannya takut atau terintimidasi, Nilam malah menghela napas panjang.Pasalnya, gaya seperti itu mengingatkan dia pada seseorang pria yang sangat dibencinya, Keenan. Gayanya yang dingin dan mengintimidasi membuat Nilam muak, dia teringat pada sosok yang menghancurkan hidupnya dan mengantarkan Nilam pada penderitaan panjang. "Langsung katakan saja apa maksud tujuanmu, kalau kau ingin memberiku 100 juta seperti yang

  • Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor   39. Apa Pria Ini Takdir Baru Nilam?

    "Mungkin ini shock yang terjadi setelah kecelakaan, tolong Anda jangan terlalu mengejutkan dirinya dan berilah penjelasan yang lembut tentang apa yang terjadi saat dia kembali sadar nanti, Tuan Muda."Dokter yang dipanggil oleh Gallen, menjelaskan kondisi Nilam dengan sopan. Gallen hanya bisa menarik napas panjang.Dia menyugar rambutnya ke belakang dengan ekspresi lelah, memandang seorang perempuan muda yang kini kembali terbaring tak sadarkan diri di atas kamar tidur rumah sakit."Kenapa sejak tinggal di kota ini, aku terus terlibat peristiwa yang merepotkan, sih?" desahnya lelah.Ini hari kesepuluh sejak dia dipanggil oleh kakeknya ke kota ini karena akan diangkat sebagai direktur utama hotel yang dikelola sang kakek.Sejak hari pertama, dia terus mendapatkan masalah, berurusan dengan staff hotel yang korup dan para penjilat, sangat melelahkan.Lalu, mobil yang dia kendarai menabrak wanita ini saat sedang dalam perjalanan pulang dari hotel, mengakibatkan dia koma sehingga dirawat d

DMCA.com Protection Status