Pagi hari, seperti biasa, Nilam menyiapkan sarapan untuk Keenan sebelum sang suami berangkat bekerja. Mereka memang hanya tinggal berdua tanpa satu orang pun pembantu di rumah besar ini, meskipun Keenan kaya raya. Bukan karena Keenan pelit, melainkan ini memang permintaan dari Nilam sendiri yang memilih untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tanpa pembantu, toh dia juga tidak melakukan apa-apa di rumah, karena itu, dengan alasan agar tidak bosan, Nilam memilih untuk mengerjakan pekerjaan rumah sendirian. Ibu mertua Nilam semakin menyukai dirinya yang giat dan rajin, sementara Keenan juga nyaman hanya tinggal berdua dengan Nilam, karena dengan begitu, dia bebas melakukan apa pun, termasuk meminta Nilam melayani dirinya di atas ranjang kapan pun tanpa malu atau sungkan dengan penghuni lain di rumah ini. Namun, pagi ini ada yang sedikit aneh. Nilam yang biasanya cekatan, sekarang melakukan pekerjaannya dengan agak lambat, sehingga Keenan yang sudah bersiap berangkat pergi ke kantor tap
"Haaaa! Luar biasa! Sangat luar biasa! Dia benar-benar nggak mencariku!"Jihan uring-uringan sendiri sambil melihat ponsel, setelah dia seminggu lalu menyuruh Keenan menjauh dan tak menghubungi dirinya lagi. Dia pikir Keenan tahu bahwa Jihan hanya sedang merajuk seperti biasa, seperti dulu saat mereka masih berpacaran, tapi sial! Pria itu benar-benar tidak menghubungi Jihan lagi atau menemuinya, bahkan setelah seminggu berlalu dari kejadian itu. "Ini nggak mungkin, apa benar perasaannya padaku sudah luntur? Nggak, itu nggak bisa terjadi. Aku harus bisa mendapatkan Keenan, dia kan bucin banget ke aku sejak dulu, aku juga bahkan udah ngasih bubuk guna-guna, tapi kenapa... kenapa sekarang Keenan berubah? Kenapa???"Jihan mengacak rambutnya sendiri sambil mondar-mandir tak tentu arah. Jihan sudah bosan hidup berhemat dari uang hasil pekerjaannya, dia perlu pria kaya seperti Keenan untuk menopang hidup setelah dia kabur dari Will. Dia pikir akan mudah mendapatkan hati Keenan kembali, b
"Jangan salah paham denganku," ujar Jihan dengan senyum manis yang mencurigakan saat Nilam memandang dirinya dengan senyum kebencian. "Aku datang ke sini hanya ingin membuat dirimu sadar, bahwa di mata Keenan, kamu ini hanya istri pajangan. Suatu hari, kamu akan diusir dari rumah ini, jadi bangunlah dari mimpimu," lanjutnya dengan sinis, yang membuat kepala Nilam semakin mendidih saja rasanya. Saat melihat Jihan, Nilam tahu. Wanita ini sungguh seperti tong kosong nyaring bunyinya, semakin ditabuh, semakin memekakkan telinga. Tahu apa dia sampai berani mengatakan bahwa Keenan akan mengusir Nilam dari rumah ini? Meski mereka mungkin saat ini tidak saling mencintai dengan begitu dalam tapi Nilam tahu betul bahwa Keenan tak mungkin begitu saja mengusir dirinya. Dia adalah pria yang akan bertanggung jawab sampai akhir, itulah Keenan yang Nilam kenal. Dan bukankah Nilam favorit keluarga mertuanya? Tidak mudah bagi Keenan untuk begitu saja menceraikan Nilam. Namun bodohnya, Nilam mal
Tak terasa waktu sudah sore hari, Nilam yang yakin bahwa Keenan akan pulang cepat malam ini, mulai melakukan perawatan agar bisa melayani suaminya tersebut dengan sangat maksimal.Setelah hampir setahun hidup dengan Keenan, Nilam mencatat satu fakta penting, bahwa Keenan adalah seorang pria yang sangat perkasa dengan nafsu yang luar biasa.Dia tak cukup keluar sekali dalam satu kali bercinta, Keenan baru puas jika sudah keluar berkali-kali dan tubuh istrinya kelelahan bahkan pingsan, seakan ada kepuasan tersendiri bagi pria itu tiap kali berhasil menumbangkan istrinya.Dan selama hampir setahun ini Nilam telah berhasil menghadapi nafsu Keenan yang seperti itu dan memuaskannya, sehingga pria itu perlahan melupakan Jihan dan memandang dirinya sebagai Nilam. Karena itu, untuk mencegah Keenan ingat pada Jihan lagi, Nilam, menggunakan tubuhnya yang padat dan berisi, berjanji akan benar-benar memuaskannya malam ini, sampai pria itu yang tumbang lebih dulu dan tak bisa menghajar tubuh bagia
Pagi hari. Keenan terbangun dari tidurnya karena suara alarm di ponselnya. Bersungut-sungut, dia menjulurkan tangan untuk mengambil ponsel yang tak jauh darinya tersebut dan mematikan alarm.Kepalanya terasa sangat pening, dia sepertinya minum banyak semalam, dia harus meminta Nilam untuk membuatkan sup anti mabuk sebagai sarapan nanti untuk menyembuhkan rasa pening ini. Tadi malam, rencana untuk segera pulang ke rumah dan melepas penat dengan menikmati tubuh sintal istrinya terpaksa tertunda karena atasan Keenan yang tiba-tiba menelepon dan mengajak dirinya menemani minum. Keenan tentu saja tidak bisa menolak dan segera menyanggupi tawaran itu. Akibatnya sekarang kepalanya terasa begitu berat karena terus menerus menerima minuman dari atasannya tadi malam. Keenan duduk seraya memegangi sebagian sisi kepalanya dengan telapak tangan.Tangannya meraih segelas air putih yang tak jauh darinya duduk, lalu meminum air dalam gelas sampai habis setengah.Setelah sepenuhnya sadar dari tidu
"Badanmu panas, mananya lagi yang sakit?"Keenan yang kini duduk di samping istrinya bertanya dengan khawatir, sedang Nilam yang semalam terusir dari kamar, hanya tersenyum canggung. "Perutku sedikit kembung," jawab Nilam malu-malu, sedang Keenan menatap dirinya dengan ekspresi bersalah.Dia merasa bersalah karena lagi-lagi lupa mengabari Nilam bahwa rencana yang dia buat batal, bahwa dia juga pulang terlambat karena ada acara minum minum dengan Bos, sehingga Nilam tak perlu menunggu dirinya dan sakit seperti ini. "Apakah sudah diolesi minyak angin? Perlukah kupanggilkan dokter?"Nilam buru-buru menggeleng atas tawaran suaminya tersebut. "Tidak perlu, Mas. Sakitku nggak separah itu," jawab Nilam yang menolak dipanggilkan dokter dan mengatakan sudah mengolesi minyak angin ke perutnya yang kembung. Keenan yang masih merasa bersalah, menghela napas panjang, memegang tangan Nilam istrinya."Maafkan aku, semalam aku mabuk berat sehingga kayaknya nggak sadar menelepon Jihan untuk menjem
Mereka berpelukan untuk waktu yang lama, sebelum kemudian Keenan menggulingkan tubuhnya ke samping dan berbaring di sebelah istrinya.Bercinta di pagi hari selalu terasa menyenangkan."Kita mandi dulu, atau melakukan ronde kedua di kamar mandi, Lam?"Keenan berbisik sambil memainkan rambut panjang milik Nilam. Dia bahkan telah benar-benar melupakan keberadaan Jihan di kamar utama, pikirannya sekarang dipenuhi ekstasi untuk terus bersentuhan dengan istrinya. Dalam segi postur tubuh, Nilam jauh lebih berisi daripada Jihan, terutama bagian dada dan pantatnya, sehingga enak untuk diremas remas. Jihan tubuhnya langsing seperti tubuh tubuh artis Korea, wajahnya kecil dan tampak lembut, sehingga membuat pria merasakan dorongan untuk melindungi wanita seperti dirinya. Namun tetap saja, jika untuk masalah berhubungan badan, jenis tubuh Nilam lebih memuaskan, Keenan saja sampai ketagihan dan tak bisa berhenti, apalagi semenjak Nilam melakukan perawatan dan rajin memakai skincare, sehingga wa
Keenan berteriak memanggil istrinya, satu kali, dua kali, tapi tak ada jawaban."Nilam! Sini! Nilam!"Barulah di panggilan ketiga, Keenan mendegar sahutan dari isterinya tersebut."Ada apa, Mas?"Dia terdengar bertanya di luar pintu kamar mandi, membuat pusaka milik Keenan mengacung semakin kencang hanya karena mendengar suaranya."Masuk!"Dia memberi perintah tegas. "Ada apa?"Nilam membuka pintu kamar mandi dan masuk ke tempat Keenan berada dengan tatapan penasaran, sementara itu Keenan yang sedang berdiri tanpa busana di bawah shower yang sedang menyala, segera menarik tubuh Nilam mendekat sehingga tubuh wanita itu pun basah karena percikan air shower."Tolong aku, aku kesakitan," ucap Keenan dengan wajah memelas."Hah? Sungguh? Mana, Mas? Bagian mana yang sakit, apakah kamu tanpa sengaja tertabrak sesuatu pas sedang mandi?"Nilam bertanya dengan panik, sementara itu Keenan dengan sengaja tak menjawab, malah meraih tangan Nilam, dan menggenggamkannya di pusaka miliknya yang teracun