Beranda / Pernikahan / Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor / 1. Malam Pertama Yang Menyedihkan

Share

Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor
Kuserahkan Suamiku Untuk Pelakor
Penulis: Lil Seven

1. Malam Pertama Yang Menyedihkan

"Bodoh!"

Umpatan yang sama lagi. 

Sudah keberapa kali? Apakah sepuluh? 

Nilam hanya bisa duduk kaku di pinggir ranjang, memandang kosong suaminya yang tampan, Keenan. 

Wajah putih itu mengerutkan kening tak suka saat mata mereka bertemu, ekspresi jijik tak disembunyikan Keenan dari wajahnya ketika melihat Nilam. 

"Sudah nggak cantik, bodoh lagi! Bisa nggak, sih, kamu melakukannya dengan baik? Kenapa begitu bodoh dan kaku kayak pohon pisang?!"

Keenan memuntahkan semua amarahnya kepada Nilam yang duduk sambil menyembunyikan gemetar di tubuhnya. 

"I-ini juga pertama kalinya bagiku, Mas. Aku... aku nggak tahu apa yang harus dilakukan."

Nilam menggigit bibir bawah ketika mendapatkan pelototan Keenan. Ini malam pertama pertama mereka, tapi malam pertama ini rasanya seperti di neraka. 

Nilam tahu Keenan tidak menyukai pernikahan mereka ini, sepanjang prosesi pernikahan dia terus cemberut dan tak melihat Nilam sedikit pun. 

Namun, Nilam tak menyangka jika dia akan semakin jahat saat mereka hanya berdua. 

"Wajahmu benar-benar jelek tanpa riasan, membuat aku muak!"

Ejekan menyakitkan keluar dari mulut Keenan saat mereka berada di ranjang yang sama. 

Nilam hanya bisa menunduk, menahan rasa sakit di dada karena hinaan dari suaminya di malam pertama pernikahan mereka. 

"T-tapi... malam pertama harus dilakukan, kan, Mas?"

Keenan mengeluarkan dengusan jijik mendengar ucapan Nilam, matanya menyipit tak suka. 

Bukannya Nilam juga ingin melakukan hal ini, apa yang kamu rasakan saat pertama kali bertemu suamimu di pelaminan? Tidak ada rasa apa pun. 

Dia juga terpaksa menerima perjodohan ini atas paksaan halus kakaknya yang sudah tak mau menanggung hidup Nilam, jadi ini bukanlah pernikahan yang diharapkan. 

Mereka baru pertemu pertama kali tadi pagi saat akad nikah, Nilam berpikir ini akan baik-baik saja, tapi melihat wajah cemberut Keenan, dia tahu semua tak pernah baik-baik saja sejak awal. 

Namun, orang tua Keenan memaksa mereka harus melakukan malam pertama untuk membuang sial. 

Pernikahan pertama Keenan gagal karena kekasih yang dia nikahi tiba-tiba kabur saat malam pertama tanpa alasan yang jelas. 

Semenjak itu bencana demi bencana menimpa mereka. 

Ayah Keenan yang tiba-tiba ditipu, Keenan turun jabatan dan sang ibu sakit parah. 

Itulah kenapa pernikahan ini dilaksanakan untuk membuang sial, keluarga Keenan percaya bahwa semua bencana yang mereka dapatkan karena Keenan bercerai sehari setelah pernikahan. 

Nilam adalah kandidat yang cocok, dia sudah tak punya orang tua, hidup dengan kakaknya yang sudah mulai lelah menghidupi Nilam. 

Dengan wanita itulah akhirnya Keenan menikah. 

"Keenan, apa pun yang terjadi, malam pertamamu harus dilaksanakan agar kita semua terhindar dari semua kesialan ini."

Ayah Keenan mewanti-wanti agar Nilam pecah perawan malam itu, menurut dukun yang dia datangi, hanya itu satu-satunya cara menyingkirkan kesialan dari keluarga mereka. 

"Cih! Kenapa aku harus menghabiskan malam pertama denganmu, aku jijik melihat wajah jelekmu!"

.

Kata-kata pedas Keenan kembali mengiris hati Nilam. 

Dia begitu benci dan jijik padanya, tapi kenapa mau menikah dengannya? 

Pertanyaan tersebut berputar di kepala Nilam. 

Namun, tentu saja Nilam tak bisa bertanya, dia sudah dijual kakaknya kepada Keenan, jadi dia tak bisa melakukan apa pun kecuali patuh pada suaminya yang kejam ini. 

"L-lalu apakah kita tunda saja malam pertama ini, Mas?"

Nilam bertanya dengan putus asa. 

Dia juga manusia, kata-kata pedas Keenan sangat menyakiti hatinya. 

"Tidak bisa!"

Keenan menjawab cepat, dia harus menyelesaikan hal menyebalkan ini agar keluarganya terbebas dari sial. 

Namun, dia benci wanita bodoh ini. 

Tidak ada alasan khusus, hanya karena Nilam terlihat sangat polos tanpa riasan apa pun, menurut Keenan yang terbiasa dengan wajah cantik penuh riasan milik mantan istri yang lari dari pernikahan mereka, Nilam terlihat sangat jelek. 

"H-haruskah kita mematikan lampu?"

Jika masalahnya ada di wajah jelek Nilam, bukankah bisa selesai dengan mematikan lampu? 

"Masalahnya aku tak punya hasrat padamu!" bentak Keenan yang membuat Nilam makin mengkerut ketakutan. 

Dia benci. 

Benci kepada Nilam yang tampak polos dan kampungan. Dia mendambakan mantan istrinya yang cantik, manja, genit dan terlihat pintar. 

Tidak seperti Nilam yang seperti gadis bodoh dan tak punya wawasan. 

Apa pekerjaannya sebelum menikah dengan Keenan? 

Tidak ada. 

Dia hanya menghabiskan waktu sebagai pengasuh keponakan, putri kakaknya yang kini berusia 4 tahun. 

Keenan merasa jijik menikah dengan orang rendahan seperti Nilam. 

Namun, malam pertama ini harus berhasil, Nilam harus pecah perawan jika ingin keluarga Keenan lepas dari semua kesialan. 

Lalu apa yang harus dia lakukan agar punya hasrat kepada Nilam? Barang Keenan tak mau berdiri karena jijik dengan istrinya. 

"Hey, kamu."

Keenan bahkan tak mau menyebut namanya karena setiap melihat Nilam, hidung mancungnya mengerut jijik. 

"Y-ya, Mas?"

"Berdiri di depanku!" perintah Keenan dengan tegas. 

Nilam bangkit dari duduknya dan berdiri di depan Keenan, pria itu memandang Nilam dari atas ke bawah dengan dahi berkerut. 

"Lepaskan seluruh pakaianmu!"

Mata Nilam terbelalak lebar mendengar perintah Keenan. 

"Lelet banget, sih! Aku nyuruh apa tadi? Lepaskan ya lepaskan! Kamu ingin malam pertama ini terjadi apa enggak?!"

Keenan lagi-lagi membentak. 

Nilam tahu betul apa syarat dia diterima menjadi menantu keluarga ini, malam pertama mereka harus berhasil atau mereka akan segera mengirim Nilam kembali kepada kakaknya. 

Itu akan menjadi hal yang lebih menakutkan daripada perintah Keenan untuk melepaskan seluruh pakaiannya. 

Meski enggan, sambil melirik ke arah sang suami yang menatap tajam padanya, Nilam mulai melucuti sseluruh pakaiannya satu persatu. 

"Kamu ini manusia apa siput, sih?! Lakukan dengan cepat!" sergah Keenan saat Nilam terlihat ragu melepaskan bra dan celana dalamnya. 

Keenan berdiri dan merobek pakaian dalam Nilam sehingga kini dia berdiri tanpa memakai apa pun di tubuhnya. 

Wajah Nilam memerah saat dia menjadi tontonan Keenan.

Keenan menelusuri tubuh Nilam dengan tatapan tajam dan bibir terkatup rapat. 

Sebenarnya tubuh Nilam cukup bagus, tidak ada lemak berlebih yang membuat tubuhnya menjadi jelek, buah dadanya besar dan terangkat, jelas-jelas Nilam adalah perawan yang mekar. 

Namun, bahkan sesudah melihat tubuhnya tanpa sehelai benang pun, hasrat dalam diri Keenan belum juga muncul. 

Ini semua karena wajahnya yang jelek. Pasti! 

"Jalan! Jalan berlenggok-lenggok di depanku seperti wanita genit!"

Keenan memberi perintah, meminta Nilam berjalan seperti wanita genit, seperti jalan Jihan, mantan istrinya. 

Meski canggung, Nilam tak punya pilihan lain selain mematuhi perintah Keenan. 

Namun, apa pun yang ia lakukan, tak pernah memuaskan Keenan. 

"Kamu ini lagi jalan apa cosplay jadi robot, hah? Kamu sudah jelek, nggak bisa jalan centil lagi!"

"Aku sudah berusaha, Mas," desah Nilam dengan putus asa, mendengar itu, Keenan semakin marah. 

"Kamu nggak tahu cara jalan cewek centil? Busungkan dadamu dan angkat bokongmu! Begitulah cara jalan cewek genit, cepat lakukan!"

Air mata berderai di wajah Nilam, saat seperti badut dia memenuhi permintaan Keenan suaminya. 

Menahan malu luar biasa, Nilam mulai membusungkan dadanya dan mengangkat pantat, berjalan se genit mungkin di depan Keenan. 

Hatinya lebam, pecah. 

Pernikahan ini sudah hancur sejak awal. 

 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status