Share

Tatapan Berbeda

26

Sebisa mungkin Amira menahan dirinya agar tawanya tidak meledak saat mendengar permintaan Rendra yang aneh malam itu. Tetapi, akhirnya tawanya pecah juga.

"Kenapa kamu ketawa? Ada yang aneh dengan ucapanku?" tanya Rendra yang tidak lagi formal dalam berbicara dengan Amira.

"Maaf, Pak," sahut Amira menghentikan tawa kecilnya.

"Sudah kubilang, aku bukan bapakmu!" protes Rendra.

"Iya, M–Mas. Maaf."

"Bagus. Kalau di kantor boleh bersikap formal," ujar Rendra.

"Baiklah."

"Sekarang tidurlah, besok aku akan mengabari Davin untuk memberimu izin cuti sampai minggu depan. Besok kamu nggak perlu berangkat ke kantor." Rendra berucap panjang lebar.

Posisi mereka kini saling bersandar di kepala ranjang. Debaran di hati Amira muncul lagi. Saat mereka berdua sedekat ini, debaran itu kembali ada.

Namun, lagi-lagi Amira membuang jauh-jauh perasaan terlarang itu. Rendra hanya milik Aleesha. Begitupun sebaliknya. Sekali lagi, Amira mengingatkan posisinya di rumah ini, juga di hati Rendra.

"M–ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status