SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Sebenarnya saya tak punya hubungan apa-apa dengan Laila. Benar saya membawa wanita itu selama dua Minggu, tapi tidak untuk tinggal di kontrakan untuk jadi pasangan kumpul kebo, tapi hanya sekedar membantu wanita itu. Dia depresi dan nyaris bunuh diri kalau tidak segera di tolong. Saya membawanya ke rumah sakit jiwa milik paman saya dan meminta Sarah untuk merawatnya, sayang wanita itu punya niat jahat hingga rela melemparkan fitnah keji.Tapi tak perlu mencemaskan nama baik lingkungan kita. Saya pastikan semua akan baik-baik saja, dua atau tiga hari lagi pihak kepolisian akan mencari mereka, yang terlibat dalam fitnah keji pada saya. Semua bukti dan saksi sudah lengkap. Tinggal menunggu tindakan dari pihak kepolisian, paman saya juga sudah bersiap untuk menghancurkan dokter Sarah, yang berani mencemarkan nama baik saya.""Tolong jangan lakukan ini Mas! Ampuni aku karena ikut memfitnah mu."Semua orang terkejut saa
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Sudah selesai mandinya? Duduk sini biar mas bantu keringkan rambutmu."Maya mengikuti perintah Fandy, lalu duduk membiarkan pria itu mengeringkan rambutnya dengan handuk, lanjut mengunakan hairdryer. Setelah kering Fandy memutar tubuhnya untuk menatap wajah sang suami, Maya menutup mata karena malu ketika menginggat kejadian semalam.Cup ...Maya membuka mata lagi, karena terkejut mendapatkan kecupan di bibirnya. Suaminya tersenyum sembari mengusap bibirnya dengan jari jempolnya."Mas masak nasi goreng, kita makan. Mas sudah bersihkan rumah dan membersihkan tempat tidur juga, jadi kau bisa istirahat seharian, karena semalam sudah kerja bakti.""Hanya istirahat saja, tak kerja rodi lagi kan?"Dengan tampang polos Maya bertanya, membuat Fandy tertawa keras. Dia tak menyangka istrinya telah kembali seperti semula setelah pertarungan semalam. Tak sia-sia dia mengerahkan semua tenaganya, untuk membuat istrinya berteriak me
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Bagaimana di kantor polisi tadi Mas? Apa mereka bisa ditahan semua?"Maya bertanya setelah melihat Fandy pulang dari kantor. Dia mengambil tas kerja suaminya, lalu melepaskan dasi dan meminta pria itu untuk mandi dulu sebelum makan."Aku lelah Yang, bisa tidak beri aku tenaga agar semangat lagi."Fandy merentangkan tangannya, membuat Maya langsung masuk dalam pelukannya. Wanita itu mengecup bibir suaminya sembari berbisik dengan suara pelan."Pergi mandi lalu makan, setelah itu kita bisa enak-enak sampai pagi."Tawa Maya meledak, saat melihat Fandy berlari seperti anak kecil menuju ke kamar. Maya tau suaminya pasti pergi mandi, dia segera menyiapkan makan malam untuk mereka berdua.Shanum di bawa lagi oleh para orangtua. Kali ini Maya dan Fandy harus menyelesaikan masalah yang dibuat Laila dan Sarah."Yang.""Aduh kaget aku Mas."Maya menarik napas sembari meraih air minum. Degup jantungnya berdebar karena perbuatan
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Maya menuju ke lemari mengambil baju tidur. Meraih handuk langsung ke kamar mandi, gerah jadi dia memilih mandi, Fandy tak bersuara hanya melirik sebentar.Tak lama Maya keluar mengenakan kimono. Dia melirik Fandy yang masih sibuk dengan laptopnya, Maya jadi kesal karena pria itu ngambek seperti anak kecil."Mas."Hum ...."Fandy menjawab pendek tanpa melihat istrinya. Maya membuka kimononya namun Fandy tak meliriknya, Maya menarik napas kesal melihat ulah suaminya."Ok, jadi mau puasa beneran. Kalau begitu tak usah tiga hari, selamanya aja."Fandy menarik napas lalu menatap istrinya. Kali ini dia tak terkejut hingga lupa bernapas."Lanjutkan kerjamu, aku tidur duluan.""Jangan!"Fandy berteriak lalu meletakkan laptopnya. Dia segera berlari menghampiri tubuh berbalut lingerie berwarna hitam, tanpa permisi langsung menerkam istrinya.Maya pasrah saja saat Fandy mencium bibirnya lalu turun ke bawah. Membuka lingerie ya
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Maya, tolong maafkan kami. Sungguh semua ini karena salah Laila, dia yang bilang kalau pergi dibawa suamimu tinggal di kontrakan dan kumpul kebo."Maya menatap Darma dengan tatapan jijik. Sungguh pria itu semakin lama semakin tak berotak."Lalu kau percaya begitu saja Mas? Kau tau kebodohanmu hampir saja merusak rumahtanggaku. Kau bersama mereka datang tanpa bertanya tapi langsung membawa warga. Niat busukmu itu sudah tercium, sekarang biar suamiku yang bertindak karena dia yang kalian rugikan."Maya menepis tangan Darma yang akan menyentuh kakinya. Sungguh dia muak dengan pria yang pernah dia cintai dulu."Tinggallah kalian di sini untuk merenungi diri. Ingat fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan, aku rasa setahun atau dua tahun cukup untuk memberi kalian pelajaran."Fandy dan Maya akan berdiri ketika datang seorang pria. Fandy mengenal baik pria itu karena sama-sama berprofesi sebagai pengacara."Pak Budiman
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Fandy dan Maya terkejut karena seseorang mengetuk kaca mobil mereka. Fandy membuka pintu dan melihat siapa yang datang, ternyata seorang warga yang sepertinya curiga karena mereka berhenti di tempat yang sepi."Maaf pak, istri saya sedang hamil. Kami berhenti karena perutnya keram."Pria itu menatap ke arah Maya, lalu tersenyum sembari menunjukkan tempat istirahat dan juga rumah sakit terdekat."Terima kasih Pak. Kami akan melanjutkan perjalanan, karena istri saya sudah membaik perutnya."Fandy segera melajukan mobilnya, meninggalkan bapak yang baik itu. Maya tertawa melihat wajah suaminya, karena tak sempat menciumnya.Cup "Sudah jangan cemberut lagi. Mas sih main berhenti aja gak lihat tempat, untung kita gak disangka selingkuh. Kalau gak kan bisa kena grebek juga."Fandy mengacak rambut istrinya, dia senang karena semua masalah bisa selesai dan istrinya kembali seperti semula. Wanita itu sudah bisa menunjukkan la
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA."Jadi kau istri cucuku Fandy?"Aku menarik napas menatap wanita tua di hadapanku. Uluran tanganku diterima namun jelas tak ikhlas, matanya menatap dari atas sampai bawah. Meski sudah duduk tetap saja dia melotot padaku."Kerja apa? Diperusahaan apa?"Aku menelan ludah sebelum menjawab pertanyaan nenek suamiku. Sejak menikah aku belum pernah menemuinya, waktu menikah dia tak bisa datang katanya tak sanggup naik mobil ke kota kami."Hanya ibu rumah tangga saja Nek, sekalian mengawasi butik milik sendiri.""Butik?""Toko baju Eyang, biar keren dibilang butik."Bukan aku yang menjawab tapi Hera. Wanita itu seperti lintah, lengket di tubuh nenek mas Fandy. Aku heran kemana mas Fandy dan orangtuanya, dari tadi tak ada yang keluar menemaniku."Benalu rupanya, apa yang dilihat cucuku padamu? Kau tak mengunakan pelet kan? Heran aja Fandy sampai bertekuk lutut pada seorang janda. Atau kau gunakan tubuhmu itu, jangan-jangan kau
SUNDUL YA KAK DENGAN CARA KLIK VOTE. TERIMA KASIH SUMBANGAN GEMSNYA.Aku segera meninggalkan wanita tua itu, setelah memastikan semua selesai dan rapi."Sudah selesai Yang, cepat juga. Siapkan makan malam ya, biar aku temani nenek di kamar.""Maya!"Aku terkejut mendengar teriakan mas Fandy. Aku berlari ke kamar tamu, takut terjadi sesuatu pada nenek suamiku. Aku menatap wajah mas Fandy yang sedang marah, lalu mengerti apa yang membuatnya marah.Wanita tua itu bergerak cepat rupanya. Bantal, guling dan seprai berserak. Wanita itu mulai melancarkan fitnahnya."Kenapa kau terlihat marah Mas, mungkin nenek mau merapikan tempat tidurnya sendiri. Mungkin juga dia tak suka orang lain merapikannya."Plak ....Aku terkejut untuk pertama kalinya mas Fandy menampar wajahku. Dia bahkan tak mendengarkan ucapanku sama sekali."Terima kasih mas, kau tau kan tamparan ini berarti sudah jatuh talakmu padaku. Aku akan pergi dari rumah ini, sebelum itu kau bisa melihat rekaman ini dan juga CCTV itu."Ak