Share

20. Bukan Pelakor 2

Author: Pineaple
last update Last Updated: 2024-09-27 07:57:34

"Oh iya kak, boleh ditunggu sebentar! Silakan duduk dulu!" Tini sedang melayani salah satu pelanggan yang datang dan meminta barangnya kembali, karena memang sudah tertera di kertas nota jika pakaian yang ia serahkan tempo hari akan selesai hari ini.

"El, tolong ambilin punya kak Putri donk!" pinta wanita itu dari luar seraya meneriakiku yang masih sibuk dengan setrikaan di bilik lain.

"Iya bentar ih, nunggu mbak Riri kelar deh." balasku lagi, ikut berteriak karena menyetrika sebenarnya adalah pekerjaan karyawan baru itu. Berhubung ia tadi sakit perut, akupun inisiatif menggantikan tugasnya sementara ini.

By the way semenjak aku yang sempat tidak pulang kerumah gara-gara kesorean dihari kerja, mbak Lena tiba-tiba saja menambah lowongan untuk sepuluh orang karyawan baru, juga menambah beberapa unit mesin cuci kualitas tinggi dan alat-alat keperluan lainnya dengan alasan agar usaha laundry ini semakin berkembang.

Namun, aku sempat curiga jika perluasan jangkauan usaha kami ini ada campu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
yg lg kasmaran diajak ngobrol j langsung kabur.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   20. Bukan Pelakor 3

    "Udah lama Mas?" tanyaku sembari mengatur napas yang ngosngosan setelah berhasil menemukan suamiku yang menunggu di salah satu sudut restoran. Pria itu langsung berdiri begitu melihatku dan menarik kursi lalu memintaku segera duduk. "Kamu kenapa lari-lari?" tanyanya panik seraya memegang tanganku. "Gapapa mas, cuma tadi pas ganti baju mau kesini, ada mbak Lena!" jawabku pelan dan ragu. "Oh!" Pria dingin itu hanya ber-oh ria sembari menduduki kursinya yang berhadapan denganku. "Kenapa gak telpon Septo aja!" ucapnya lagi menyebut nama si supir pribadi yang kemarin. "Takut yang lain makin curiga mas!" jawabku sekenanya, ponsel yang tadi kupegang untuk mencari lokasi kini kuletakkan sembarang diatas meja. "Yang lain, siapa?" tanyanya menaikkan sebelah alis. "Kamu takut dilihat laki-laki yang diceritakan bapak kemarin?" selidiknya, yang mungkin tertuju pada Kak Abizar. "Bukan mas ..." Aku menjeda kalimat itu cepat, karena seketika aku terpikir jika terus meladeni kec

    Last Updated : 2024-09-27
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   22. Berakhir Kecewa

    "Kalau kamu yang marah, itu lucu! harusnya saya yang marah!" sentak mas Azka dingin, ia tiba-tiba menghempas lamunanku yang dibarengi rasa ngantuk."Marah, memangnya siapa yang marah?" tanyaku menegakkan kepala yang tadinya bersandar pasrah."Kamu kan?" tuduhnya ketus."Enggak, adek gak marah loh!" tolakku meyakinkan."Trus kenapa bibirmu maju?" tanya mas Azka tanpa menoleh namun anehnya ia bisa tahu aku yang sedang cemberut disisinya."Gada apa-apa mas?" sahutku canggung, seraya memutar pandangan kesamping demi melihat wajah datar suamiku yang sedang mengemudi mobil.Ia menghela napas panjang mendengar jawabanku yang tidak memuaskan, lalu kembali diam tanpa suara yang membuatku serba salah.Kujatuhkan kedua bahu ini lagi dengan lemas, sesungguhnya aku sangat menyayangkan keromantisan kami yang baru dimulai namun semuanya terpaksa hancur karena kelalaianku menaruh ponsel."Masih belum mau menjawab?" tanyanya lagi menoleh sekali lalu kembali fokus kedepan."Jawab apa?" tanyaku balas."

    Last Updated : 2024-09-28
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   23. Suamiku adalah Papanya

    "Isshh, kamutu malu maluin banget sih El, gak mikir apa resikonya buat gerai, mana udah habis modal banyak, malah kamu mau seenaknya ngancurin nama besar laundry!" gerutu mbak Lena sepanjang jalan menarikku untuk segera pergi ke kamar dan berganti pakaian."Maaf mbak, maaf !" seruku dengan wajah menyesal sebab baru saja membenarkan tuduhan wanita itu.Ya... aku terpaksa melakukannya karena tak ingin mereka tahu jika aku baru saja selesai makan malam berdua dengan Mas Azka."Pokoknya kamu harus cuci lagi baju itu dan kembalikan ketempatnya semula, ingat jangan sampai ada yang lecet dan rusak, itu baju harganya mahal!" peringatnya lagi seraya menghempas tubuh didepan meja makan."Apasih, berisik!" mbak Damai menyela."Itu mbak si Elva, ketahuan pinjem baju mahal punya pelanggan di gerai, katanya biar hedon pas datang ke ulangtahun teman SMA." jawab mbak Lena . Meski bergeleng kepala karena jawabannya yang berlebihan, Namun aku tidak berniat membela diri atau menyangkalnya karena menur

    Last Updated : 2024-09-30
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   24. Muncul kecurigaan

    Mas Azka terlihat melirikku saat terpaksa menuruti keinginan anak itu.Akupun mengangguk pelan sembari berisyarat padanya memberi kerelaan, karena malam ini ia harus tidur di kamar mbak Sonia.Memangnya apa hakku untuk melarang, bukankah mbak Sonia adalah istri pertama mas Azka.Entah mengapa, mas Azka terlihat berat melakukannya, namun mengingat janjinya padaku yang akan bersikap baik pada Chandra, pria itupun tak kuasa mengelak.Mbak Sonia pun tadinya hampir tak percaya jika mas Azka akan mau mengikuti keinginan putranya. Wanita itu sempat memastikan beberapa kali jawaban mas Azka saat menerima permintaan Chandra. Betapa tidak, selama ini mas Azka yang selalu bersikap dingin dan cuek pada anak itu tiba-tiba saja berubah ramah dan sopan. Apalagi, ia tak marah sedikitpun ketika sang bocah sangat rewel dan merengek menyebalkan, sampai membuat ruang kerja mas Azka berantakan."Kalau papamu gak mau, ya gak usah dipaksa Can!" ucap mbak Sonia menasihati putranya saat masih menarik-narik b

    Last Updated : 2024-10-01
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   25. Butuh Kejelasan

    "Ayo berangkat!" ajak mas Azka tiba-tiba menarik tanganku yang baru selesai sarapan pagi ini."Mas!" aku terpekik seraya meneguk saliva kelat, menyadari sikap suamiku yang kembali dingin.Sejak semalam, saat aku tak sengaja hampir membalas pesan kak Abizar, pria itu seketika berubah menjadi begitu kasar. Aku bahkan tak diberi kesempatan untuk menjelaskan duduk perkaranya. Ia yang datang setelah menidurkan Chandra tiba-tiba menutup pintu kamar dan memaksaku melayaninya.Memang, memang aku sempat mulai cemburu dan tidak tenang mengetahui mas Azka yang terpaksa tinggal dikamar mbak Sonia. Tapi, aku sama sekali tidak berniat untuk membalas dendam ataupun melampiaskan perasaan ini pada orang lain. Apalagi harus melampiaskannya pada Kak Abizar. Tidak, tidak pernah terpikir sedikitpun olehku untuk menjadikan pria itu sebagai pelarian. Namun, sejak mas Azka mendapati pesan tersebut, iapun sangat murka, bahkan ikut terbawa emosi disaat melampiaskan hasratnya kepadaku tadi malam."Ke kemana M

    Last Updated : 2024-10-03
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   26. Tertangkap Basah

    "Mbak Lena, sejak kapan ada disini?" akupun menoleh pada wanita itu dengan tanya tergagap. Mengabaikan pertanyaannya yang lebih dulu. "Tempat ini milik saya ya, penting banget jawab pertanyaan kamu!" sahutnya bersedekap acuh. "Enggak maksud saya...!" "Siapa tadi yang ada main sama sugerdaddy?" tegasnya lagi mengulang pertanyaan yang terlewat. Kedua matanya melirik bergantian kepadaku dan Tini. Tapi selain itu, tingkah mbak Lena pun terlihat jauh lebih aneh, melalui matanya yang juga melirik kesana kemari, ia bahkan lebih gelisah dari kami berdua. "Nggak ada mbak, tadi saya cuma bercanda." Tini pun lekas menyanggahnya. Tatapan curiga sang owner itu kemudian beralih padaku, lalu mendesah panjang karena tak mungkin ia menuduhku tanpa ada bukti. "Trus ngapain kamu masih disini?" tanyanya lagi. Sementara Tini merasa bingung dengan pertanyaan mbak Lena. "Masih mau ketemuan sama si cemong itu?" lanjutnya menunjuk dengan lirikan ke arah bengkel yang tepat berada di seberang tempa

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   27. Semakin Kacau

    Aku meniup bagian ujung hijab dikepala seraya mendengkus kasar saat mendengar panggilan dari kak Abizar yang kini heboh menyambut kedatanganku. Mampus!! Padahal aku sudah mencoba secepat mungkin meninggalkan tempat itu tanpa sepengetahuannya. Tak kusangka rupanya Kak Abizar tidak seceroboh yang aku kira. Ia telah jeli menemukan keberadaanku bersamaan dengan mas Azka yang sengaja mengajaknya bicara tapi memantauku dari kejauhan. "Ayo sini El, duduk dulu!" ucap kak Abi ingin meraih tanganku dan mengajak duduk. Akan tetapi, aku berhasil menebak pergerakannya, dan bisa menghindari genggaman pria itu. "Enggak usah kak, aku cuma kebetulan lewat." ucapku berkelit panik. Akupun terpaksa ikut masuk dua langkah menghargainya. "Owh, emangnya kamu dari mana?" tanya kak Abi tanpa melunturkan senyuman. Pria itu menarik kursi plastik dan duduk sambil memeluk sandaran kursinya yang sengaja diposisikan terbalik, Iapun sedikit mendongak memandangiku tak berkedip menunggu jawaban. "El barus

    Last Updated : 2024-10-04
  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   28. Menjelaskan

    Lelaki itu terlihat kikuk saat aku memandangnya curiga. Iapun langsung pamit dan melengos pergi meninggalkan rumah ini tanpa berbasa-basi.Sedangkan mbak Damai yang tadinya juga salah tingkah kini berusaha menegakkan kepala seolah tak terjadi apa-apa."Gausah heran, itu kakak saya!" jelasnya sebelum aku bertanya. Meski menganggukkan kepala pelan, namun aku tak bisa menutupi ketidakpercayaanku dan raut itu terlihat jelas dari keningku yang masih menukik kedalam."Dia kesini cuma numpang mandi!" ungkapnya lagi tanpa diminta.Akh... bukannya menuduh, tapi entah mengapa aku sama sekali tak percaya, jika mereka adalah kakak adik mengapa tatapannya seperti itu dan tautan tangannya sangatlah mesra. Lagi, aku tidak tuli dan tadi aku mendengar jelas panggilan yang disematkan mbak Damai, tidak mungkin rasanya seorang adik memanggil kakak lelaki dengan sebutan my honey, apa tidak risih? Aku sering mendengar panggilan mesra dari mereka yang bersaudara, untuk menunjukkan rasa sayangnya biasanya

    Last Updated : 2024-10-06

Latest chapter

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   54. Rumah Baru

    "Sudahlah Elva, ayo kita pulang!" tak henti-henti kak Abi dan bapak mengatakan kalimat memuakkan itu.Bukankah sudah kukatakan, aku ingin bermalam disini menemaninya."El, kamu gak bisa disini, ini bukan tempatmu!" kak Abizar kembali membujukku, begitu pula dengan beberapa petugas disana."Aku tahu ini bukan tempatku, dan seharusnya ini juga bukan tempat yang pantas untuk bapak!" Kutepis semua nasihat itu, karena yang kukatakan adalah kebenaran, aku harus berjuang untuk itu."Kita selesaikan ini besok, El!" Astaga, kak Abizar tak bosan-bosan mengajakku untuk pulang.Tentu saja, itu membuatku mengeratkan pelukan pada bapak, sekalipun sudah terbatas oleh besi."Kamu istirahat dirumah ya nak, datanglah besok, bapak gak mau kamu tinggal disini." sejak tadi setelah makan dengan lauk tumis kangkung buatannya, dengan penuh kelembutan dan kesabaran bapak memang terus mengatakan hal yang sama, yaitu menyuruhku segera pulang. Tapi bukankah itu sangat kejam? Sebagai anak, aku tidak mungkin be

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   53. Tempat Bermalam Yang Dingin

    "Pak, tolong jangan bawa orangtua saya, dia tidak bersalah!" mohonku segera berlutut menarik kaki seorang Polisi yang sudah memegang kedua tangan orang yang aku sayangi."Ini perintah, mbak tidak boleh menghalang-halangi kami!" dengan tegas, pak polisi berkumis tebal itu menjawabku. Ia juga memperlihatkan surat itu lagi, surat yang tadi kuabaikan karena merasa ketentuannya tidaklah adil dan mendasar."Mana mungkin bapak saya mencelakai orang, dia sudah berhenti bekerja sebagai supir truck sejak empat bulan yang lalu." Sebagai bukti, akupun menunjukkan kebun sayuran organik yang dikelola bapak dibelakang rumah, pun dengan menunjukkan tidak adanya mobil truck yang terparkir didepan rumah. Hanya saja, untuk sementara ini aku memang tidak bisa memperlihatkan surat pemberhentian kontrak atas pekerjaan bapak, karena ia memang hanya sebagai sopir lepas. Entahlah... setahuku bapak memang tidak menerima jaminan apa-apa di perusahaan tempatnya bekerja, sekalipun pekerjaan itu cukup beresiko.

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   52. Tabrak Lari, Terulang Lagi

    Belum tuntas rasa penasaranku tentang skandal yang disembunyikan mas Azka dan mbak Sonia akhir-akhir ini, tapi sekarang pria itu membuat perkara baru, yakni tak membiarkan aku bertemu muka dengan para istri-istrinya, ada apa sebenarnya?Padahal, baru saja aku ingin membuka komunikasi lagi dengan mereka termasuk pula Chandra, karena harus kuakui aku mulai menerima mereka semua, yang kini telah kuanggap adalah bagian dari diriku. Sekalipun tidak serta-merta kami semua akan selalu berbahagia dan saling menghormati, dan tak ada jaminan jika kami akan terus selalu akur, tapi aku yang menginginkan kerukunan terus terjaga tentu akan berusaha berbuat yang semestinya. Namun, belum apa-apa semangatku sudah terpatahkan oleh sikap mas Azka yang tidak jelas."Apa mas? Kamu kembalikan aku ke bapak, apa itu artinya kamu benar-benar ingin melepaskan aku?" tentu saja, dengan cepat kuajukan pertanyaan itu, mempertanyakan maksudnya, aku butuh kejelasan, aku butuh konfirmasi tentang sikapnya.Sekalipun

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   51. Tetap Tinggal

    "Hueeekkk..." Terjadi lagi, dihari ketigaku dirumah bapak, aku mengalami mual-mual yang cukup parah, entah apa sebabnya setiap bangun tidur aku merasa kepala ini berputar-putar sampai-sampai aku tak kuasa untuk bangun walau hanya sekedar melaksanakan sholat subuh yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit.Alhasil, selama dua hari ini aku selalu sholat dalam keadaan tak menentu, kemarin aku bisa sholat berdiri meski tak mampu lama dan itu bisa kuatasi dengan menambahkan surah pendek saja, akan tetapi hari ini aku tak bisa bangun sama sekali, dan hasilnya aku baru bisa bangun jam setengah sebelas pagi.Anehnya lagi, setelah pagi hari berakhir dan matahari mulai meninggi aku kembali segar seolah tak terjadi apa-apa. Dan masa segarku itu kumanfaatkan dengan memakan makanan beragam yang dibawa bapak sepulang dari pasar.Seperti pagi ini misalnya, setelah mual-mualku berhenti, akupun dengan lahap memakan buah pisang segar yang baru dipetik dari pohon. Rasa buahnya terasa sangat nikmat u

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   50. Kepalaku Pusing

    Dak dek dak dek, dalam suasana seperti ini, malah pura-pura mesra.. gak ngaruh!Aku langsung saja tersenyum kecut setelah membaca pesan mas Azka. Bagaimana mungkin ia bisa bersikap seolah tak terjadi apa-apa setelah mengabaikanku begitu saja. Aku sangat tidak mengerti dengan jalan pikirannya.Pesan mas Azka tak kugubris sama sekali, jangankan untuk membalasnya, menyentuh ponselnya pun aku sangat malas. Karena diri ini sudah mulai lelah, bergegas kuambil handuk dan menuju kamar mandi. Hari masih pagi dan udara sekitar pun masih segar dan dingin, Dihalaman belakang, kulihat bapak yang mulai memanen pakcoy yang siap dipilah pilih sebelum akhirnya diedarkan kepada para langganan. Halaman belakang rumah kami memang memiliki luas yang tidak seberapa, akan tetapi dengan lahan itu cukup membuat bapak kewalahan merawatnya, apalagi beliau belum memiliki anakbuah yang membantu pekerjaannya, semuanya dilakukan sendiri, untungnya lagi sayuran organik tidak terlalu sulit dibudidayakan."Ngapain l

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   49. Kamu Dimana?

    "Hahahaaa, kamu lebay nak." Gelak tawa bapak yang menggema diruang utama kediaman kami segera membuatku mendesah berat. Setelah mendengar ceritaku tentang mas Azka yang tiba-tiba membawaku ke Australia, lalu tiba-tiba mengajak pulang padahal belum sempat kami menikmati waktu berdua, kemudian aku yang istri sah mendadak diminta untuk bersandiwara menjadi asisten, seolah tidak ada hubungan apa-apa selain karena pekerjaan. Tak membuat pria yang telah merawatku sejak kecil itu emosi.Lantas ia malah menertawakan cerita itu, memangnya ada yang lucu?Lebay??? ada yang bisa menjelaskan, dimana lebaynya.Tak habis pikir dengan tanggapannya, hingga bibirku sudah maju seperti bebek. Apalagi sejak memulai cerita, aku sudah sesegukan merasa yang kualami ini teramat pahit. Anehnya, bukannya membelaku bapak malah tertawa gelak, ia gemas padaku dan mencubit pipiku. "Kok bapak malah ketawa sih?" kulontarkan pertanyaan itu dengan nada kecewa, apakah bapak tidak kasihan pada anaknya ini? harusnya b

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   48. Memilih Pulang

    ByurTanpa mau mendengar ucapan mas Azka, wanita itu tiba-tiba saja mendekat lalu menyiram kepalaku dengan segelas air. Air minum yang baru saja kupesan untuk makan malam dengan suamiku. Seketika aku menggigil kedinginan, bukan hanya karena air yang baru dibawa pelayan itu adalah air es, namun juga bercampur dengan perasaan sakit serta kecewa hati yang tak terbendung, ditambah lagi mas Azka tak melakukan pembelaan sedikitpun setelah melihat kejadian itu."Irmaaa!" teriaknya mungkin cukup menggema namun tubuhnya mematung kaku seperti robot yang nonaktif.Sekalipun bola matanya melotot, dia tak membentak, menampar atau menyiram balik tubuh wanita itu dengan segelas air minum yang tersisa, melainkan ia menarik tangan wanita itu untuk menjauh dari hadapanku, membiarkan aku sendirian memeluk tubuh diselimuti tatapan miring orang-orang sekitar termasuk para karyawan restoran.Jujur aku kecewa, mengapa disaat seperti ini sikap mas Azka malah tidak tegas, sebagai perempuan yang menyandang s

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   47. Asisten

    KletakKletakJari jariku secara berurutan mengetuk permukaan meja hingga berbunyi. Sedangkan sebelah tangan menopang dagu dengan siku yang bertumpu pada meja itu pula.Aku mendesah malas seorang diri, semangatku dan rasa laparku yang tadi kubawa ke tempat ini akhirnya tak terasa lagi. Semuanya berganti dengan rasa bosan yang mendera.Setelah membalas pesanku dan memberi jawaban bersedia, mas Azka kembali membuatku kesal karena aku harus menunggunya seorang diri. Walaupun menyetujui ajakan itu, nyatanya aku masih merasa tak diinginkan mengingat pertemuan ini dilakukan secara sembunyi-sembunyi, aku tidak tahu seluas apa pengaruh keluarga mbak Sonia di Sukabumi, sampai-sampai suaminya yang cukup memiliki power pun tak bisa leluasa."Mas!" seruku terjengkit saat seseorang tiba-tiba menepuk bahuku, akupun reflek menyebut sosok yang sedang aku tunggu-tunggu."Sudah lama?" tanyanya tanpa basa-basi mengambil posisi duduk didepanku, tempat duduk yang memang tersedia untuknya."Enggak kok!" j

  • Kukira Istri Keempat Ternyata aku Istri Pertama Suamiku   46. Makan Malam

    Aku melirik mas Azka yang lebih dulu keluar dari mobil. Sementara aku diminta membawa berkas-berkasnya.Layaknya seorang asisten, akupun menyusul dengan kehebohan dari beberapa barang bawaan, sedang mas Azka kini berjalan mendahuluiku menemui kliennya.Jam menunjukkan pukul empat sore. Tak tahu berapa lama kami diperjalanan dari Australia hingga akhirnya sampai ke Sukabumi, tapi yang kurasakan disini adalah rasa lelah yang luar biasa, rasanya aku tak kuat untuk sekedar mengangkat ujung kaki, apalagi harus mengangkat seluruh tubuh apalagi medan yang harus kami lalui ternyata adalah perbukitan yang dikelilingi perkebunan teh. Ingin sekali aku berhenti dan menjatuhkan diri saat melihat bentangan vertikal alam yang menghijau, karena dari sudut pandangku yang lelah ini, semuanya bagai kasur empuk yang melambai dan minta ditiduri. "Akhh... jatuh diatas daun teh yang merapat ini sakit tidak ya?" tanyaku pada diri sendiri, sekedar untuk memberi semangat agar aku bisa melanjutkan perjalanan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status