Setelah itu Della bergegas pergi dari ruangan tersebut. Dia pun langsung masuk ke dalam mobil dan menangis. Memang saat itu Della tampak kuat dan tak menangis di hadapan Pras. Namun, sebenarnya hatinya sangat terluka.
"Tega sekali kamu, Mas." Della menangis tersedu-sedu. Setelah itu dia teringat kepada Darren, dan langsung bergegas kembali kerumah sakit.
Della kembali kerumah sakit sekitar jam setengah satu malam. Dan Della tidur di rumah sakit untuk menemani Darren. "Syukurlah kamu gak terbangun saat Mama gak ada di samping kamu, Nak." Della menatap wajah Darren dengan penuh kesedihan. Darren adalah hasil buah cintanya dengan Pras. Dan saat dia memandang wajah Darren, dia langsung teringat pada Pras.
Della membuka tasnya untuk mengecek kunci mobil, dan dia melihat ponselnya. Dia ingin mengambil ponselnya. Namun, dia ingat bahwa dia merekam wajah wanita yang sudah merebut suaminya.
"Enggak, enggak sekarang, Dell." Della langsung menutup kembali tasnya. Della berniat membuka rekaman tersebut. Namun, itu hanya akan membuatnya menangis lagi malam ini. Dan itu akan membuat matanya semakin membengkak. Dia tidak ingin besok pagi, saat Darren terbangun. Darren malah menanyakan soal matanya yang membengkak akibat menangis.
Tak lama Della pun tertidur sembari memegang tangan Darren. Della tak sadar ponselnya berkali-kali berdering, dan ternyata itu telpon dari Pras.
"Dell?"
"Kenapa kamu gak mau angkat telpon?"
"Kamu ada di rumah sakit mana, Dell?"
"Mas mau jenguk Daren."
Pras mengirim pesan pada Della. Namun, Della tidak mengetahuinya, karena Della sedang tertidur.
Keesokan harinya. Della terbangun dan melihat Darren masih terlelap dalam tidurnya. Della membuka ponselnya untuk melihat jam, dan betapa kagetnya dia saat melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari Pras. "Ngapain dia nelponin aku sebanyak ini?" tanya Della dalam hati. Della pun langsung membaca pesan masuk dari Pras. "Oh, dia mau jenguk Darren. Setelah puas dengan selingkuhannya baru dia ingat sama Darren." Gumam Della.
Della pun tak membalas pesan dari Pras. Dia masih sangat sakit hati dengan perbuatannya tadi malam.
"Mamaaaa." Darren terbangun dan memanggil Della.
"Eh, anak Mama udah bangun." Della mengecup kening Darren.
"Kita lagi dimana, Ma?" tanya Darren dengan suara imutnya. "Papa mana, Ma?" Della langsung terdiam mendengar pertanyaan Darren.
"Emm, Papa kerja sayang." Sembari mengelus kepala Darren.
"Papa kok kerja terus, Ma? Kapan pulangnya?" Tanya Darren dengan wajah polosnya. Della pun hanya bisa tersenyum tipis mendengar perkataan Darren. Dia mencari alasan agar Darren tak lagi banyak bertanya soal Pras.
"Papa pulang kerjanya malam, kalo malam kan Darren udah tidur. Jadi Darren gak tau."
"Udah ya, Darren sarapan dulu. Selesai sarapan kita pulang kerumah."
"Papa dirumah ya, Ma?" tanya Darren.
"Hm, Mama gak tau. Makanya cepat sarapan. Habis sarapan langsung pulang kerumah, biar Darren sendiri yang lihat Papa udah pulang atau belum."
Setelah menenangkan Darren dengan jawaban tersebut. Della langsung menyuapi Darren sarapan dan langsung bergegas pulang kerumah.
Saat tiba di rumah. Della melihat Pras sedang duduk di sofa, ternyata Pras sudah sampai lebih dulu. Pras pun langsung memeluk Darren yang baru saja pulang dari rumah sakit.
"Uhhh anak Papa." Pras menggendong Darren dan menciumnya. "Maafin Papa ya, Nak. Papa gak bisa jenguk kamu di rumah sakit." ucap Darren.
"Ya Iyalah gak bisa jenguk. Orang Papanya sibuk selingkuh!" sahut Della.
"Apaansih kamu, Dell? gak sepantasnya kamu ngomong gitu di hadapan Darren."
"Suatu saat Darren juga bakal tau, kalo Papanya tukang selingkuh!"
Pras langsung membawa Darren ke ruang tengah dan memberikannya mainan. Agar Darren bermain dan tidak mendengar pertengkaran orang tuanya.
"Udah ya, Dell. Gak usah kamu bahas lagi." Ucap Pras.
"Enak aja kamu, Mas! habis selingkuh tapi gak ada perasaan bersalah. Pokoknya aku mau pisah dari kamu, Mas!"
"Pisah? Kamu gak mikirin Darren? kasian dia, Dell."
"Kasian kamu bilang? Udah tau kasihan kenapa kamu tega selingkuh, Mas? seharusnya kamu pikirkan dulu resikonya."
"Pantes kamu berubah, ternyata ada wanita lain selama ini. Kamu bahkan mengorbankan waktu kamu buat Darren."
"Aku tau aku salah, Dell. Aku minta maaf." sembari memegang tangan Della.
"Awas kamu, Mas!" Della menyingkirkan tangan Pras. "Enak aja kamu minta maaf, dasar gak punya hati! coba aja aku yang selingkuh, gimana perasaan kamu?"
"pokoknya aku gak mau tau. Aku minta kamu talak aku sekarang, Mas!" pinta Della.
"Aku gak mau, Dell!" Pras mencoba memeluk Della. Namun, Della menepisnya.
"Awas kamu, Mas! aku udah benci sama kamu. Jangankan di sentuh! ngeliat muka kamu aja udah males."
"Aku janji bakal ninggalin dia demi kamu, Dell." Pras meyakinkan Della agar Della tidak meninggalkannya.
"Hahaha, ninggalin dia?" Della tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Pras.
"Mau kamu ngomong apapun aku tetap gak percaya lagi sama kamu, Mas. Dan aku tetap ingin bercerai dari kamu!"
Pras langsung menunduk sedih. Dia tidak menyangka bahwa perselingkuhan yang dia lakukan akan berakibat fatal seperti ini. Rasanya dia tidak siap untuk kehilangan istri dan anaknya.
Saat sedang berlarut dalam kesedihan. Tiba-tiba ponsel Pras berdering. Dan ternyata itu telpon dari Sarah. Pras tampak ragu-ragu mengangkat telpon tersebut, dan Della langsung mengetahui bahwa Sarah lah yang menelpon.
"Kenapa gak kamu angkat? itu telpon dari selingkuhan kamu kan." Della langsung mengambil ponsel Pras dan mengangkat telpon Sarah.
"Heh, wanita murahan! gak ada kerjaan lain selain mengganggu suami orang? sampe nelponin pagi-pagi gini."
"Kok kamu sih yang angkat?" tanya Sarah dengan nada kesal.
"Aku minta sama kamu, jangan pernah menyebarkan video aku ke media sosial!"
"Kenapa? kamu takut viral dan di cap sebagai PEREBUTAN SUAMI ORANG?" Della mengancam reputasi Sarah.
"Sebelum kamu memutuskan berhubungan dengan Mas Pras. Apa kamu tau kalau dia sudah punya anak dan istri? tanya Della.
"Awalnya Mas Pras bilang kalo dia belum menikah. Namun, setelah berbulan-bulan menjalin hubungan denganku, baru dia jujur dan mengaku sudah punya anak dan istri."
"Dan udah tau begitu kamu tetap masih mau berhubungan dengannya? Dasar pelakor!" ucap Della.
"Ya mau bagaimana lagi, aku dan Mas Pras sudah terlanjur tidur bersama. Bagaimana mungkin aku meninggalkannya?"
Deggg. Detak jantung Della berdetak kencang, seketika dia langsung terdiam membeku. Pras langsung menatap Della dengan panik. Ia tak menyangka Sarah akan mengatakan hal tersebut pada Della.
Tak sadar air mata Della menetes membasahi pipinya. Pras langsung mengambil ponselnya dan mematikan telpon dari Sarah. Pras tidak bisa berkata apapun di hadapan Della. Dia menunduk dan meratapi kesalahannya.
Tak lama, Darren menangis memanggil Della.Della langsung tersentak dan menghampirinya. "Ada apa, Nak?" tanya Della sembari menggendong Darren. Setelah itu Della membawa Darren ke dalam kamar. Darren masih harus banyak istirahat karena baru sembuh dari sakitnya. Sementara Pras, dia pergi ke kamar mandi untuk kembali menelpon Sarah. "Halo," jawab Sarah.Tanpa basa-basi Pras langsung memarahi Sarah. "Apa maksud kamu ngomong gitu ke Della? gak seharusnya kamu bahas masalah privasi kita, Sar." "Loh, kenapa emangnya, Mas? aku kan ngomong yang sebenarnya ke Della.""Meski banget ya ngomongin itu ke Della?" "Kamu kok malah marah-marah sama aku sih, Mas? kamu takut banget ya kehilangan istri kamu itu?""Iya! Della itu istri aku dan kami udah punya satu anak. Gak mungkin aku pisah sama dia, Sar." "Jadi, kamu berharap masih bisa baikan sama istri kamu?""Istri mana sih, yang masih mau pertahanin suami yang udah selingkuhin dia. Bahkan sampai berhubungan badan sama selingkuhannya." "Lagia
Selesai membeli makan siang Della bergegas pulang ke rumah. Dan saat di rumah, Della melihat Darren masih tertidur di kamar. Sementara Pras, dia belum pulang sampai sekarang.Della pun duduk di meja makan untuk makan siang. Saat tengah menikmati makanannya, tiba-tiba ada pesan masuk dari Pras.Pesan tersebut berisi sebuah video yang belum terunduh. Della pun langsung membukanya dan mengunduh video tersebut. "Hah? Mas Pras," Sentak Della saat membuka video tersebut. Betapa kagetnya dia saat melihat suaminya terbaring di sebuah kasur dengan bertelanjang dada. Ternyata Sarah merekam Pras yang sedang tertidur di kamarnya. Dia merekam Pras diam-diam dan mengirimkannya pada Della."Jadi kamu lagi berduaan sama Sarah ya, Mas," gumam Della."Dia juga ngerekam dan ngirim video ini pake hp kamu, Mas. Dia tau password hp kamu. Sementara aku, istri kamu sendiri gak tau!" Della sangat geram dan ingin melabrak mereka berdua. Namun, dia masih memikirkan Darren yang sedang terlelap di kamar."Breng
Keesokan harinya.Pras terbangun dan langsung mengecek ponselnya. Dia membuka WhatsApp dan membaca pesan yang Della kirim tadi malam. Betapa kagetnya dia saat mengetahui Sarah telah merekam dan mengirim videonya pada Della, yang membuat Della sangat marah padanya sehingga Della pergi meninggalkan rumah bersama Darren."Apa apaan si Sarah. Kenapa dia ngirim video ini ke Della," gumam Pras. Pras bingung harus berkata apa pada Della. Karena Pras memang bersalah padanya. Pras sangat marah pada Sarah karena tindakan Sarah sudah sangat keterlaluan.Pagi ini Pras harus pergi ke kantor. Dia merasa sangat kerepotan saat tidak ada Della di rumah. Karena biasanya Della yang menyiapkan semuanya. Membuatkannya sarapan dan mempersiapkan baju kerjanya. Rumah pun tampak sunyi tanpa kehadiran Della dan Darren.Pras duduk termenung merenungi kesalahan yang dia buat. Della sudah menemaninya dalam suka maupun duka. Pras merasa tidak siap jika harus kehilangan Della.Pras pun sadar bahwa dia harus bekerj
Della merasa bosen dan membuka aplikasi Instagram. Della mengajak Darren selfie menggunakan filter-filter lucu di Instagram. Setelah itu dia mempostingnya ke story. Della mengecek Instagramnya dan melihat ada permintaan pesan. Della membukanya dan menyadari bahwa itu adalah Pras. Della kaget karena dia membuka akun instagramnya hanya untuk menghubungi dirinya."Mas, Pras? dia main Instagram lagi," tanya Della dalam hati. "Apa mungkin dia buka Instagram karena mau hubungi aku doang, soalnya WhatsApp dia kan aku blok." Della membaca pesan dari Pras yang berisi penyesalan dan permintaan maafnya. Pras juga menanyakan keberadaan Della dan Darren. Namun, Della enggan memberitahukannya.Della tidak membalas pesannya dan hanya mengkonfirmasinya saja. "Mas, kata-kata kamu memang sangat meyakinkan, tapi aku udah gak percaya lagi sama kamu, Mas," ujar Della."Kamu gak mungkin ninggalin Sarah, selingkuhan kamu yang sangat kamu cintai itu." Della langsung mematikan ponselnya dan meletakkannya d
Setelah tiba di rumah. Fiola langsung menemui Della dan menceritakan kejadian tadi pada Della."Dell," Fiola menepuk bahu Della. "lo tau, gak? tadi gue ga sengaja ketemu Pras." "Ha?" Della langsung tersentak."Iya, Del, dia nanyain lo sama gue, trus gue bilang aja gue gak tau dan gak ada ketemu sama lo," ujar Fiola. "Syukurlah, soalnya gue gak mau kalo dia tau keberadaan gue. Lagian gue udah gak mau liat muka dia lagi." Della tampak sedih dan teringat saat Pras berselingkuh di depan mata kepalanya sendiri. "Jujur, masih sakit banget hati gue, Fi," ujar Della. "Padahal gue selalu kasih yang terbaik buat dia, tapi dia malah tega selingkuhin gue." Mata Della berkaca-kaca, dia tak sanggup menahan rasa sakit yang dia alami. Sementara Pras. Pras tampak setres karena kepergian Della. Dia pun pergi ke club malam untuk bersenang-senang dan menghilangkan stresnya. Di dalam club, Pras hanya duduk menyendiri sembari menikmati segelas wine. Namun, tak lama ada seorang pria datang dan duduk
Keesokan harinya. Pukul sepuluh pagi. Pras terbangun dari tidurnya dan melihat Sarah berada dalam pelukannya. "Eh, Ssarrah?" Pras mengusap matanya seolah tak percaya dengan apa yang dia lihat. Dia dan Sarah berada dalam satu selimut dengan keadaan tanpa busana. "Ha, apa-apaan ini?" Pras sangat terkejut dengan apa yang dia lihat. Sampai-sampai suaranya membangunkan Sarah yang tadinya tertidur lelap. "Emm, Mas?" Sarah terbangun dan merenggangkan tubuhnya. "Duhhh, lemes banget badan aku, Mas. Kamu tadi malem agresif banget sih," ujar Sarah sembaria memberikan ciuman manis di bibir Pras."Maksud kamu?" Pras menjauhkan tubuhnya dari Sarah. "Kok kamu kaget gitu sih, Mas? kaya baru pertama kali aja. Padahal dulu kita sering loh tidur bareng," ujar Sarah."Kok aku bisa ada di apartemen kamu sih?" tanya Pras."Iya, Mas. Tadi malam kamu mabuk berat, gak mungkin kan kamu bisa pulang kerumah nyetir mobil sendiri. Takutnya ada apa-apa sama kamu, jadi aku bawa kamu kesini deh.Pras tampak meng
Sore hari di kediaman rumah Fiola. Della dan Darren tengah asik bermain dan bercanda riang di dalam kamar. Namun, Della tampak bosan dan memainkan ponselnya. Della pun melihat ada DM masuk dari Pras, Della pun langsung membuka DM tersebut. Della cukup tersentuh setelah membaca DM dari Pras, DM tersebut berisi permintaan maaf dan penyesalan darinya. Della pun menjadi sedih dan menangis. Sebenarnya Della masih sangat menyayangi suaminya tersebut. Namun, dia tidak bisa menoleransi kesalahan yang di perbuat oleh suaminya.Della masih sangat sakit hati atas perselingkuhan Pras. Bahkan dia sangat membenci Sarah.Setelah Della membaca DM dari Pras. Della langsung mengecek rekeningnya. Karena Pras mengatakan akan mentransfernya uang. "Ha? sepuluh juta? banyak banget." Della terkejut setelah mengecek rekeningnya."Hm, aku kan memang masih menjadi istrinya Mas, Pras. Mungkin dia sadar akan tanggung jawabnya atas aku dan Darren. Lagian kan aku bisa bantu-bantu Fiola juga. Gak enak sama Fiola,
Selesai makan. Della pun langsung bersiap-siap untuk pulang ke rumah."Mas, Adit. Aku sama Darren balik duluan ya," sembari membereskan belanjanya. "Kamu pulang naik apa, Dell? mau aku antar, gak? tanya Adit. "Oh, enggak usah, Mas. Aku naik grab aja." Della menolak ajakan Adit, karena dia tidak mau Adit mengetahui keberadaannya. "Oh yaudah, hati-hati ya, Dell. Kalo ada apa-apa jangan sungkan untuk cerita sama aku ya," ujar Adit sembari menepuk bahu Della. "Iya, Mas. Makasih ya," jawab Della.Setelah itu, Della dan Darren keluar dari mall dan langsung memasuki grab yang dia pesan.Suasana hati Della mendadak buruk setelah mengetahui Pras masih berhubungan dengan Sarah. "Apa arti semua kata-katamu, Mas? kamu bilang menyesal dan akan meninggalkan Sarah. Tapi nyatanya kamu malah bertemu dengannya di club. Bahkan kamu mabuk berat dan pergi bersamanya tadi malam," gumam Della dalam hati. "Apa yang mereka lakukan tadi malam? ah sudahlah, kenapa aku harus memikirkan hal itu," desisnya.
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo
Malam ini Ibu Aditya mengajak Evelin dan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama, sekalian memperkenalkan Aditya dengan Evelin.Aditya tidak mengetahui bahwa Ibunya akan mengajak Evelin dan keluarganya. Dia mengira bahwa ini hanya makan malam biasa.Evelin sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Aditya, sehingga dia menyuruh kedua orang tuanya untuk cepat-cepat bergegas ke sebuah restoran yang sudah di pilih oleh Ibu Aditya untuk makan malam. Evelin terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna nude, serta rambut hitam panjang yang terurai."Ma, Pa, ayo cepetan, ntar Tante Lidia kelamaan nunggunya," ujar Evelin."Iya sayang, kamu keliatan gak sabar banget sih, apa kamu udah gak sabar mau ketemu sama anaknya Tante Lidia?" Ibunya menggoda Evelin."Ihh, Mama nih," ujar Evelin malu-malu.Mereka pun langsung bergegas ke sebuah restoran mewah yang sudah di pilih oleh Lidia untuk makan malam."Halo, Sis," ujar Anita, Ibunya Evelin sembari berpelukan dengan Lidia."Halo, udah lama b
"Kamu udah makan siang, Del? Darren mana?" tanya Aditya."Udah, Darren baru aja tidur," jawab Della singkat."Kamu kok cuek, Del? kamu marah ya sama Mas?" tanya Aditya, dia menyadari bahwa Della mungkin kesal karena dia sudah seminggu tidak mengabarinya. Aditya tidak mungkin memberitahu alasannya pada Della. Karena pasti Della akan sedih jika mendengarnya."Mas akan secepatnya pulang, dan kita akan menghabiskan waktu bertiga lagi bersama Darren." Mendengar perkataan Aditya membuat suana hati Della menjadi baik. Dia pun tersenyum senang dan tak sabar menunggu kepulangan Aditya."Bener, Mas?" tanya Della."Iya, sayang." Della tak lagi sedih ataupun kesal. Dia berpikir mungkin selama seminggu ini Aditya bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaannya di Amerika agar segera kembali ke Indonesia."Yaudah, kamu tidur siang ya, kamu gak boleh sedih ataupun mikir yang aneh-aneh sama Mas, karena Mas disini gak ada macam-macam, Mas disini fokus kerja aja," ujar Aditya.Della menjadi leb
"Mas, Pras?" Della mengerutkan alisnya. Dia kecewa karena bukan Aditya lah yang mengirim pesan.[Malam, Dell. Gimana kabar kamu dan Darren? Mas kangen banget sama kalian.] Pesan dari Pras."Apaansih Mas Pras! udah resmi bercerai pun dia masih ganggu aku." Kesal Della. Dia pun langsung membalas pesan dari Aditya.[Apasih, Mas! ngirim pesan tengah malam begini.][Pasti kamu nunggu Sarah tidur dulu kan.][Ingat ya, Mas! kita udah resmi bercerai! jadi aku minta sama kamu jangan pernah ganggu-ganggu aku lagi!][Kalau kamu kangen sama Darren kamu bisa datang temui dia, tapi jangan pernah ganggu aku!]Entah mengapa Della sangat kesal malam ini. Mungkin karena dia merindukan Aditya.Della pun mematikan ponselnya dan bergegas untuk tidur. Perasaannya benar-benar sangat kacau akhir-akhir ini. Di tambah lagi perasaan rindu yang menggebu-gebu dan Aditya tidak ada mengabarinya dalam seminggu ini.Sementara Pras. Dia sedari tadi menunggu balasan pesan dari Della. Dan ketika Della membalasnya dia la