Keesokan harinya. Aditya datang ke kantor Pras dan ingin menemuinya. Namun, staff disana mengatakan bahwa Pras sedang tidak masuk hari ini."Kemana lo, Pras, hahaha mungkin dia lagi ngabisin waktu sama selingkuhannya," gumam Aditya. Setelah mengetahui Pras tidak ada di kantor, Adit pun langsung pergi dari kantor tersebut. Adit merasa sangat emosional, padahal dia sangat ingin bertemu dengan Pras dan memberi perhitungan padanya. "Lupain kalo kita adalah temen deket, Pras. Gue bener-bener gak rela lo nyakitin Della kayagitu. Dan gue akan beri perhitungan juga sama selingkuhan lo," gumam Aditya sembari menyetir mobilnya. "Oh iya, kemarin kok gak gue minta nomornya Della. Bodoh banget gue," desis Aditya.Aditya pun ingat bahwa Della bercerita, Pras menghubunginya melalu Instagram karena dia memblokir nomor Pras. Adit pun langsung mencari-cari Instagram Della. Tak membutuhkan waktu lama, Adit pun mendapatkan Instagram Della dan langsung memfollow nya. Dua jam kemudian. Aditya duduk s
Malamnya. Pras lebih dulu tiba di club, dia duduk sendiri sembari menunggu kedatangan Aditya. Tak lama kemudian, Aditya pun tiba. Dia melihat Pras sedang duduk santai sembari meneguk segelas wine. Aditya pun menjadi emosi saat melihat wajah Pras. Aditya langsung menghampirinya dan menarik kera bajunya. "Ehhh apa-apaan nih." Pras kaget saat tiba-tiba seseorang menarik kera bajunya. "Aditya," ujar Pras heran. "Apa-apaan lo, Dit," sembari mencoba melepaskan tangan Aditya dari kera bajunya. "Brengsek lo Pras!" Aditya melayangkan tinjuan keras ke wajah Pras. Pras pun langsung jatuh tersungkur ke lantai. Pras bangkit sembaria memegangi wajahnya yang memar akibat tinjuan Aditya."Apa-apaan sih lo, Dit!" tanya Pras heran."Ini akibat lo udah berani nyakitin Della!""Apa?" Pras sangat kaget dengan ucapan Aditya. "Kenapa? lo kaget, karena gue tau perselingkuhan lo sama Sarah. Sekretaris lo yang gak seberapa itu," ujar Aditya. "Selama ini gue udah mundur dan ikhlasin Della nikah sama lo.
Setelah melihat story Della, Pras pun langsung membalasnya.["Mual? jangan-jangan kamu hamil, Dell,"] balasan Pras untuk story Della."Della kan baru dua Minggu pergi dari rumah. Dan seingat aku kami pernah berhubungan badan di awal bulan ini," ujar Pras. "Semoga aja Della beneran hamil. Kehamilan Della akan menjadi alasan untuk tetap mempertahankan rumah tangga kami," ujar Pras sembari tersenyum senang."Sedih banget rasanya, disaat kamu sakit aku malah gak bisa nemenin kamu, Dell. Maafin aku ya Del, udah gagal jadi suami yang baik buat kamu," ujar Pras dengan kata mata berkaca-kaca. "Aku janji, kalo kita rujuk nanti, aku akan tebus semua kesalahan aku dan aku akan jadi suami dan ayah yang baik buat kamu dan anak-anak kita." Setelah itu Pras memutuskan untuk beristirahat karena besok harus pergi bekerja.Keesokan harinya. Della sudah merasa enakan dan bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa. Della pun bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan. "Del, lo ngapain repot-repot bikin
Jam istirahat di kantor Fiola pun tiba,. Fiola langsung bergegas untuk makan siang, Fiola juga menyempatkan untuk bermain handphone di sela-sela jam istirahat. Fiola membuka WhatsApp dan membaca pesan masuk dari Della."Della? ada apa ya Della ngechat," tanya Fiola heran.["Fi, gue bisa minta tolong gak sama lo?"]["Ntar pas pulang ngantor, gue titip testpack ya, gue panik banget, Fi. Buat jalan keluar beli testpack aja gue gak sanggup."] "Ha!" mata Fiola langsung terbelalak lebar setelah membaca pesan dari Della. "Testpack? gue gak kepikiran sampe kesitu, gue ngiranya dia cuma masuk angin biasa. Kalo Della hamil, berarti dia gak bisa pisah dong dari Pras brengsek itu!" gumamnya Setelah membaca pesan dari Della. Fiola langsung meletak ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya.Hari mulai gelap, Fiola bergegas membereskan meja kantornya dan bersiap-siap pulang ke rumah. Fiola langsung buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi ke apotik untuk membeli testpack yang di pesan Della.Selesa
"Gue udah tau kok kalo Della hamil," celetuk Fiola.Pras yang mendengar ucapan Fiola langsung menoleh ke arahnya. "Apa lo bilang?" Pras mengerutkan alisnya."Kemaren Della nitip testpack ke gue, setelah itu dia ngecek ke kamar mandi. Dan ya, hasilnya positif. Dan dia ngelakuin itu setelah ngebaca DM lo," ujar Fiola. Pras hanya bisa terdiam mendengar perkataan Fiola. Fiola berubah menjadi sangat sinis pada Pras, semenjak mengetahui bahwa Pras telah mengkhianati sahabatnya tersebut. Fiola pun masuk ke dalam ruangan tempat Della di rawat, di susul oleh Pras dan Darren. "Del, lo udah sadar," ujar Fiola saat melihat Della sudah siuman.Della menatap kesal wajah Pras. Setelah itu Della mengalihkan pandanganya dari Pras."Del, kenapa kamu gak ngabarin aku kalo kamu hamil," ujar Pras. Della yang mendengar ucapan Pras langsung terbelalak kaget."Kenapa? kamu kaget aku mengetahui kehamilan kamu." Pras menurunkan Darren dan mendudukkannya di samping Della."Dokter bilang kamu gak boleh kecap
"Apa, Mas? kamu mau balikan lagi sama Della?" "Iya, karena itu aku suruh kamu buat gak ganggu-ganggu aku lagi," ujar Pras."Kamu benar-benar mau melupakan aku ya, Mas? kamu lupa sama apa yang udah kita lakukan." Sarah menangis sesenggukan."Udahlah, Sar. Hentikan drama mu ini, aku mau memulai kehidupan yang baru bersama Della." "Udah ya, aku ngantuk banget mau istirahat." Pras mematikan telpon."Ihhh! ngeselin banget kamu ya, Mas! awas aja, aku gak akan ngebiarin kamu kembali sama Della. Aku akan ngerebut kamu dari Della, Mas!" Sarah sangat marah dan emosional saat mengetahui bahwa Pras akan rujuk dengan Della."Kamu liat aja ya, Mas, aku akan melakukan segala cara agar kamu bisa menjadi milikku seutuhnya!" Keesokan harinya. "Emmm, jam berapa nih." Della menguap sembari mengucek-ngucek matanya.Della mengambil ponsel yang terletak di samping kasurnya. Della membuka ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Aditya."Chat dari Mas, Adit?" tanya Della sembari membuka pesan tersebut.
"Sudah cukup!" Bentakan Della membuat Pras dan Adit terdiam."Mas, kamu jangan senang dulu!" Della menoleh pada Pras."Kalo pun aku mau kembali ke rumah kamu, itu karena Darren, Mas! apa kamu tau kalo luka yang kamu beri ke aku begitu dalam sehingga bekasnya sulit untuk di hilangkan," ujar Della sembari menatap tajam Pras."Aku tau aku salah, Dell. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku janji sama kamu, Dell," ujar Pras sembari memegang tangan Della. "Sudah cukup! aku mohon kalian jangan ribut-ribut lagi, dan aku mohon sama kalian untuk keluar dari rumah ini sekarang! ini rumah Fiola dan kalian gak ada menghargai sebagai pemilik rumah." "Aku minta maaf ya, Dell. Oke aku akan pulang sekarang," ujar Aditya."Iya, Mas," jawab Della."Dan kamu, Mas!" Della menunjuk Pras. "Apa kamu tidak dengar ucapan ku tadi?""Dell, aku gak mau pulang sekarang, Dell. Aku mau ketemu dan ngabisin waktu sama Darren dulu," ujar Pras."Gak usah alasan, Mas! ini udah malam, Darren sebentar lagi mau tidur." ketu
Della mengambil ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Pras. Della pun langsung membaca pesan tersebut. [Selamat siang, Dell.][Jangan lupa makan siang, ya.][Aku kangen banget sama kamu dan darren.][Jadi, kapan kamu bisa aku jemput?][Aku gak sabar menantikan kehadiranmu dan Darren di rumah.][I love u so much, Istriku sayang.]"Ihh, kok aku jadi ilfeel gini ya sama Mas, Pras," gumam Della dalam hati."Dia nanya kapan aku mau di ajak pulang lagi, padahal aku males banget pulang dan satu rumah lagi sama dia.""kalo gak karena aku hamil aja, aku gak mau di ajak pulang sama Mas, Pras. Lagian aku juga gak mau ngerepotin Fiola dengan kehamilan aku ini. Apalagi pas aku lahiran nanti, pasti sangat repot dan butuh biaya besar." Della menghela nafas lalu membalas pesan Pras.[Siang juga, Mas][Aku dan Darren udah makan siang, kok.][Em, nanti ya, Mas. Dua mingguan lagi.] balas Della.Tak lama ada panggilan masuk dari Aditya."Loh Mas, Aditya. Ngapain dia nelpon," ujar Della heran.Della
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo
Malam ini Ibu Aditya mengajak Evelin dan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama, sekalian memperkenalkan Aditya dengan Evelin.Aditya tidak mengetahui bahwa Ibunya akan mengajak Evelin dan keluarganya. Dia mengira bahwa ini hanya makan malam biasa.Evelin sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Aditya, sehingga dia menyuruh kedua orang tuanya untuk cepat-cepat bergegas ke sebuah restoran yang sudah di pilih oleh Ibu Aditya untuk makan malam. Evelin terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna nude, serta rambut hitam panjang yang terurai."Ma, Pa, ayo cepetan, ntar Tante Lidia kelamaan nunggunya," ujar Evelin."Iya sayang, kamu keliatan gak sabar banget sih, apa kamu udah gak sabar mau ketemu sama anaknya Tante Lidia?" Ibunya menggoda Evelin."Ihh, Mama nih," ujar Evelin malu-malu.Mereka pun langsung bergegas ke sebuah restoran mewah yang sudah di pilih oleh Lidia untuk makan malam."Halo, Sis," ujar Anita, Ibunya Evelin sembari berpelukan dengan Lidia."Halo, udah lama b
"Kamu udah makan siang, Del? Darren mana?" tanya Aditya."Udah, Darren baru aja tidur," jawab Della singkat."Kamu kok cuek, Del? kamu marah ya sama Mas?" tanya Aditya, dia menyadari bahwa Della mungkin kesal karena dia sudah seminggu tidak mengabarinya. Aditya tidak mungkin memberitahu alasannya pada Della. Karena pasti Della akan sedih jika mendengarnya."Mas akan secepatnya pulang, dan kita akan menghabiskan waktu bertiga lagi bersama Darren." Mendengar perkataan Aditya membuat suana hati Della menjadi baik. Dia pun tersenyum senang dan tak sabar menunggu kepulangan Aditya."Bener, Mas?" tanya Della."Iya, sayang." Della tak lagi sedih ataupun kesal. Dia berpikir mungkin selama seminggu ini Aditya bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaannya di Amerika agar segera kembali ke Indonesia."Yaudah, kamu tidur siang ya, kamu gak boleh sedih ataupun mikir yang aneh-aneh sama Mas, karena Mas disini gak ada macam-macam, Mas disini fokus kerja aja," ujar Aditya.Della menjadi leb
"Mas, Pras?" Della mengerutkan alisnya. Dia kecewa karena bukan Aditya lah yang mengirim pesan.[Malam, Dell. Gimana kabar kamu dan Darren? Mas kangen banget sama kalian.] Pesan dari Pras."Apaansih Mas Pras! udah resmi bercerai pun dia masih ganggu aku." Kesal Della. Dia pun langsung membalas pesan dari Aditya.[Apasih, Mas! ngirim pesan tengah malam begini.][Pasti kamu nunggu Sarah tidur dulu kan.][Ingat ya, Mas! kita udah resmi bercerai! jadi aku minta sama kamu jangan pernah ganggu-ganggu aku lagi!][Kalau kamu kangen sama Darren kamu bisa datang temui dia, tapi jangan pernah ganggu aku!]Entah mengapa Della sangat kesal malam ini. Mungkin karena dia merindukan Aditya.Della pun mematikan ponselnya dan bergegas untuk tidur. Perasaannya benar-benar sangat kacau akhir-akhir ini. Di tambah lagi perasaan rindu yang menggebu-gebu dan Aditya tidak ada mengabarinya dalam seminggu ini.Sementara Pras. Dia sedari tadi menunggu balasan pesan dari Della. Dan ketika Della membalasnya dia la