"Apa, Mas? kamu mau balikan lagi sama Della?" "Iya, karena itu aku suruh kamu buat gak ganggu-ganggu aku lagi," ujar Pras."Kamu benar-benar mau melupakan aku ya, Mas? kamu lupa sama apa yang udah kita lakukan." Sarah menangis sesenggukan."Udahlah, Sar. Hentikan drama mu ini, aku mau memulai kehidupan yang baru bersama Della." "Udah ya, aku ngantuk banget mau istirahat." Pras mematikan telpon."Ihhh! ngeselin banget kamu ya, Mas! awas aja, aku gak akan ngebiarin kamu kembali sama Della. Aku akan ngerebut kamu dari Della, Mas!" Sarah sangat marah dan emosional saat mengetahui bahwa Pras akan rujuk dengan Della."Kamu liat aja ya, Mas, aku akan melakukan segala cara agar kamu bisa menjadi milikku seutuhnya!" Keesokan harinya. "Emmm, jam berapa nih." Della menguap sembari mengucek-ngucek matanya.Della mengambil ponsel yang terletak di samping kasurnya. Della membuka ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Aditya."Chat dari Mas, Adit?" tanya Della sembari membuka pesan tersebut.
"Sudah cukup!" Bentakan Della membuat Pras dan Adit terdiam."Mas, kamu jangan senang dulu!" Della menoleh pada Pras."Kalo pun aku mau kembali ke rumah kamu, itu karena Darren, Mas! apa kamu tau kalo luka yang kamu beri ke aku begitu dalam sehingga bekasnya sulit untuk di hilangkan," ujar Della sembari menatap tajam Pras."Aku tau aku salah, Dell. Aku akan memperbaiki semuanya. Aku janji sama kamu, Dell," ujar Pras sembari memegang tangan Della. "Sudah cukup! aku mohon kalian jangan ribut-ribut lagi, dan aku mohon sama kalian untuk keluar dari rumah ini sekarang! ini rumah Fiola dan kalian gak ada menghargai sebagai pemilik rumah." "Aku minta maaf ya, Dell. Oke aku akan pulang sekarang," ujar Aditya."Iya, Mas," jawab Della."Dan kamu, Mas!" Della menunjuk Pras. "Apa kamu tidak dengar ucapan ku tadi?""Dell, aku gak mau pulang sekarang, Dell. Aku mau ketemu dan ngabisin waktu sama Darren dulu," ujar Pras."Gak usah alasan, Mas! ini udah malam, Darren sebentar lagi mau tidur." ketu
Della mengambil ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Pras. Della pun langsung membaca pesan tersebut. [Selamat siang, Dell.][Jangan lupa makan siang, ya.][Aku kangen banget sama kamu dan darren.][Jadi, kapan kamu bisa aku jemput?][Aku gak sabar menantikan kehadiranmu dan Darren di rumah.][I love u so much, Istriku sayang.]"Ihh, kok aku jadi ilfeel gini ya sama Mas, Pras," gumam Della dalam hati."Dia nanya kapan aku mau di ajak pulang lagi, padahal aku males banget pulang dan satu rumah lagi sama dia.""kalo gak karena aku hamil aja, aku gak mau di ajak pulang sama Mas, Pras. Lagian aku juga gak mau ngerepotin Fiola dengan kehamilan aku ini. Apalagi pas aku lahiran nanti, pasti sangat repot dan butuh biaya besar." Della menghela nafas lalu membalas pesan Pras.[Siang juga, Mas][Aku dan Darren udah makan siang, kok.][Em, nanti ya, Mas. Dua mingguan lagi.] balas Della.Tak lama ada panggilan masuk dari Aditya."Loh Mas, Aditya. Ngapain dia nelpon," ujar Della heran.Della
Mereka tersentak saat Darren menarik tangan mereka agar berjalan lebih cepat."Ma, Om, ayok!" Aditya dan Della langsung berjalan dengan tangan yang di gandeng oleh Darren."Ma, Darren mau itu, Ma," sembari menunjuk mainan mobil remote.Della pun melihat mobil mainan itu dan melihat harganya. Mata Della langsung terbelalak lebar."Yaampun, mainan gini doang harganya 5 juta," ujar Della yang spontan kaget."Darren mau itu, Ma," rengek Darren sembari menunjuk mobil remote tersebut. "Darren, sayang. Mobil remote Darren udah banyak loh, masa mau beli mobil remote lagi," ujar Della sembari mengelus rambut Darren."Tapi yang itu bagus, Ma. Darren mau itu," rengek Darren sembari menarik-narik tangan Della."Yaudah kita beli ya," ujar Aditya sembari mengambil mobil remote tersebut."Yeayyy!" Darren melompat-lompat senang."Tapi, Mas. Harganya mahal banget, lagian Darren udah banyak mobil remote di drumah." "Udah gapapa, Del. Yang penting Darren seneng," ujar Aditya sembari memegang bahu Del
Keesokan paginya.Pras sedang menikmati secangkir kopi hangat dan roti selai coklat di meja makan. Karena hari ini hari minggu maka Pras bisa bersantai-santai di rumah. Pras pun mengambil ponselnya dan membuka WhatsApp. Dia melihat bahwa Della sudah membalas pesannya kemarin.[Em, nanti ya, Mas. Dua mingguan lagi.]"Dua minggu lagi? duh mama banget sih," ujar Pras sembari mengerutkan alisnya.Setelah membuka WhatsApp Pras beralih membuka akun instagramnya. Pras melihat Della membuat story dan langsung membuka story Della."Della sama Darren jalan-jalan kemana nih," ujar Pras setelah melihat video Darren yang sedang asik bermain."Ehh tunggu-tunggu." Pras menstop videonya dan memperhatikan seorang pria berkemeja putih yang ikut bermain dengan Darren."Loh, ini kan Aditya," ujar Pras kaget sembari melebarkan matanya."Jadi, Della dan Darren jalan-jalan sama Aditya? brengsek si Adit! berani-beraninya dia ngedeketin istri dan anak gue." Pras emosi sembari menggebrak meja."Kaya gak ada p
Sore harinya. Pras datang ke rumah Fiola karena ingin bertemu dengan Della dan Darren."Mas?" Della kaget saat Pras datang tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu."Masuk, Mas." Della mempersilahkannya masuk. "Darren mana, Del?" Pras mencari Darren karena tidak melihatnya di dalam."Darren masih tidur, Mas," jawab Della."Oh yaudah gapapa." "Kamu atas dasar apa kemari, Mas?" "Emangnya salah ya aku datang menemui istri dan anak aku," ujar Pras sembari menatap mata Della.Della menjadi terdiam mendengar perkataan Pras. Dia lupa bahwa statusnya masih menjadi istri Pras."Oh iya, Mas, tadi Ibu nelpon aku dan bilang mau berkunjung kerumah karena kangen sama Darren. Mau gak mau aku harus jujur sama Ibu tentang permasalahan rumah tangga kita. Dan aku menceritakan ke Ibu dengan sejujur-jujurnya gak ada aku tambah-tambahin atau aku kurang-kurangin, Mas." "Iya, Del. Tadi Ibu datang ke rumah dan marahin aku, aku malu banget, Dell, bahkan Ayah gak mau ngeliat muka aku, ayah cuma duduk
"Dell," Pras memanggil dan seketika Della menoleh."Iya, Mas," jawabnya "Kamu kenapa kok diem aja?" "Gapapa kok, Mas," jawabnya sembari tersenyum tipis.Setelah mendengar jawaban Della Pras tersenyum dan kembali fokus menyetir mobil."Kan gak mungkin aku bilang sama Mas, Pras kalo sebenarnya aku terpaksa pulang sama dia," gumam Della.Saat sedang fokus menyetir mobil. Tiba-tiba ada seseorang yang menabrak mobil mereka dari belakang."Mas, apa itu, Mas." Della panik dan langsung memeluk Darren dengan erat. Pras menoleh ke belakang dan melihat sebuah mobil putih yang memang sengaja menabrak-nabrak mobilnya."Apa-apaan sih! kayanya tu orang memang sengaja mau mencelakakan kita, Dell," ujar Pras sembari melajukan mobilnya. "Siapa sih yang ngelakuin ini, kenapa dia mau mencelakakan kita, Mas," ujar Della panik."Mas juga gak tau." Tiba-tiba mobil tersebut melaju kencang hingga berada tepat di samping mobil Pras. Antara panik dan emosi Pras mencoba tetap tenang dan menancap gas untuk me
Bu Ningsih tercengang mendengar pernyataan bahwa Aditya menyukai Della. Pantas saja Aditya menjadi sangat emosional saat mengetahui kecelakaan yang di alami oleh Della.Pak Hamdan dan Bu Sekar juga tercengang. Mereka merasa kasian pada Della saat mengetahui bahwa suaminya telah mengkhianatinya, bahkan suaminya pergi meninggalkan Della dan anaknya di dalam mobil. itulah yang saat ini ada di pikiran Pak Hamdan dan Bu Sekar."Emm, permisi, Bu, Nak. Kami mau izin pulang dulu," ujar Bu Sekar."Oh iya, Bu, terimakasih banyak ya Bu, Pak," jawab Bu Ningsih. Begitu pula dengan Fiola dan Aditya, mereka juga berterimakasih pada Pak Hamdan dan Bu Sekar.Setelah itu mereka pergi dari rumah sakit tersebut."Saya sudah mencoba menghubungi nomor Pras, tapi nomornya tidak aktif. Saya juga mencemaskan keadaan anak saya," ujar Bu Ningsih."Saya yakin pasti ada dalang di balik kejadian ini," geram Bu Ningsih."Kita doakan aja semoga Della dan Darren lekas siuman, setelah itu kita bisa tanya sama Della ba
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo
Malam ini Ibu Aditya mengajak Evelin dan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama, sekalian memperkenalkan Aditya dengan Evelin.Aditya tidak mengetahui bahwa Ibunya akan mengajak Evelin dan keluarganya. Dia mengira bahwa ini hanya makan malam biasa.Evelin sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Aditya, sehingga dia menyuruh kedua orang tuanya untuk cepat-cepat bergegas ke sebuah restoran yang sudah di pilih oleh Ibu Aditya untuk makan malam. Evelin terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna nude, serta rambut hitam panjang yang terurai."Ma, Pa, ayo cepetan, ntar Tante Lidia kelamaan nunggunya," ujar Evelin."Iya sayang, kamu keliatan gak sabar banget sih, apa kamu udah gak sabar mau ketemu sama anaknya Tante Lidia?" Ibunya menggoda Evelin."Ihh, Mama nih," ujar Evelin malu-malu.Mereka pun langsung bergegas ke sebuah restoran mewah yang sudah di pilih oleh Lidia untuk makan malam."Halo, Sis," ujar Anita, Ibunya Evelin sembari berpelukan dengan Lidia."Halo, udah lama b
"Kamu udah makan siang, Del? Darren mana?" tanya Aditya."Udah, Darren baru aja tidur," jawab Della singkat."Kamu kok cuek, Del? kamu marah ya sama Mas?" tanya Aditya, dia menyadari bahwa Della mungkin kesal karena dia sudah seminggu tidak mengabarinya. Aditya tidak mungkin memberitahu alasannya pada Della. Karena pasti Della akan sedih jika mendengarnya."Mas akan secepatnya pulang, dan kita akan menghabiskan waktu bertiga lagi bersama Darren." Mendengar perkataan Aditya membuat suana hati Della menjadi baik. Dia pun tersenyum senang dan tak sabar menunggu kepulangan Aditya."Bener, Mas?" tanya Della."Iya, sayang." Della tak lagi sedih ataupun kesal. Dia berpikir mungkin selama seminggu ini Aditya bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaannya di Amerika agar segera kembali ke Indonesia."Yaudah, kamu tidur siang ya, kamu gak boleh sedih ataupun mikir yang aneh-aneh sama Mas, karena Mas disini gak ada macam-macam, Mas disini fokus kerja aja," ujar Aditya.Della menjadi leb
"Mas, Pras?" Della mengerutkan alisnya. Dia kecewa karena bukan Aditya lah yang mengirim pesan.[Malam, Dell. Gimana kabar kamu dan Darren? Mas kangen banget sama kalian.] Pesan dari Pras."Apaansih Mas Pras! udah resmi bercerai pun dia masih ganggu aku." Kesal Della. Dia pun langsung membalas pesan dari Aditya.[Apasih, Mas! ngirim pesan tengah malam begini.][Pasti kamu nunggu Sarah tidur dulu kan.][Ingat ya, Mas! kita udah resmi bercerai! jadi aku minta sama kamu jangan pernah ganggu-ganggu aku lagi!][Kalau kamu kangen sama Darren kamu bisa datang temui dia, tapi jangan pernah ganggu aku!]Entah mengapa Della sangat kesal malam ini. Mungkin karena dia merindukan Aditya.Della pun mematikan ponselnya dan bergegas untuk tidur. Perasaannya benar-benar sangat kacau akhir-akhir ini. Di tambah lagi perasaan rindu yang menggebu-gebu dan Aditya tidak ada mengabarinya dalam seminggu ini.Sementara Pras. Dia sedari tadi menunggu balasan pesan dari Della. Dan ketika Della membalasnya dia la