Della mengambil ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Pras. Della pun langsung membaca pesan tersebut. [Selamat siang, Dell.][Jangan lupa makan siang, ya.][Aku kangen banget sama kamu dan darren.][Jadi, kapan kamu bisa aku jemput?][Aku gak sabar menantikan kehadiranmu dan Darren di rumah.][I love u so much, Istriku sayang.]"Ihh, kok aku jadi ilfeel gini ya sama Mas, Pras," gumam Della dalam hati."Dia nanya kapan aku mau di ajak pulang lagi, padahal aku males banget pulang dan satu rumah lagi sama dia.""kalo gak karena aku hamil aja, aku gak mau di ajak pulang sama Mas, Pras. Lagian aku juga gak mau ngerepotin Fiola dengan kehamilan aku ini. Apalagi pas aku lahiran nanti, pasti sangat repot dan butuh biaya besar." Della menghela nafas lalu membalas pesan Pras.[Siang juga, Mas][Aku dan Darren udah makan siang, kok.][Em, nanti ya, Mas. Dua mingguan lagi.] balas Della.Tak lama ada panggilan masuk dari Aditya."Loh Mas, Aditya. Ngapain dia nelpon," ujar Della heran.Della
Mereka tersentak saat Darren menarik tangan mereka agar berjalan lebih cepat."Ma, Om, ayok!" Aditya dan Della langsung berjalan dengan tangan yang di gandeng oleh Darren."Ma, Darren mau itu, Ma," sembari menunjuk mainan mobil remote.Della pun melihat mobil mainan itu dan melihat harganya. Mata Della langsung terbelalak lebar."Yaampun, mainan gini doang harganya 5 juta," ujar Della yang spontan kaget."Darren mau itu, Ma," rengek Darren sembari menunjuk mobil remote tersebut. "Darren, sayang. Mobil remote Darren udah banyak loh, masa mau beli mobil remote lagi," ujar Della sembari mengelus rambut Darren."Tapi yang itu bagus, Ma. Darren mau itu," rengek Darren sembari menarik-narik tangan Della."Yaudah kita beli ya," ujar Aditya sembari mengambil mobil remote tersebut."Yeayyy!" Darren melompat-lompat senang."Tapi, Mas. Harganya mahal banget, lagian Darren udah banyak mobil remote di drumah." "Udah gapapa, Del. Yang penting Darren seneng," ujar Aditya sembari memegang bahu Del
Keesokan paginya.Pras sedang menikmati secangkir kopi hangat dan roti selai coklat di meja makan. Karena hari ini hari minggu maka Pras bisa bersantai-santai di rumah. Pras pun mengambil ponselnya dan membuka WhatsApp. Dia melihat bahwa Della sudah membalas pesannya kemarin.[Em, nanti ya, Mas. Dua mingguan lagi.]"Dua minggu lagi? duh mama banget sih," ujar Pras sembari mengerutkan alisnya.Setelah membuka WhatsApp Pras beralih membuka akun instagramnya. Pras melihat Della membuat story dan langsung membuka story Della."Della sama Darren jalan-jalan kemana nih," ujar Pras setelah melihat video Darren yang sedang asik bermain."Ehh tunggu-tunggu." Pras menstop videonya dan memperhatikan seorang pria berkemeja putih yang ikut bermain dengan Darren."Loh, ini kan Aditya," ujar Pras kaget sembari melebarkan matanya."Jadi, Della dan Darren jalan-jalan sama Aditya? brengsek si Adit! berani-beraninya dia ngedeketin istri dan anak gue." Pras emosi sembari menggebrak meja."Kaya gak ada p
Sore harinya. Pras datang ke rumah Fiola karena ingin bertemu dengan Della dan Darren."Mas?" Della kaget saat Pras datang tiba-tiba tanpa memberitahunya terlebih dahulu."Masuk, Mas." Della mempersilahkannya masuk. "Darren mana, Del?" Pras mencari Darren karena tidak melihatnya di dalam."Darren masih tidur, Mas," jawab Della."Oh yaudah gapapa." "Kamu atas dasar apa kemari, Mas?" "Emangnya salah ya aku datang menemui istri dan anak aku," ujar Pras sembari menatap mata Della.Della menjadi terdiam mendengar perkataan Pras. Dia lupa bahwa statusnya masih menjadi istri Pras."Oh iya, Mas, tadi Ibu nelpon aku dan bilang mau berkunjung kerumah karena kangen sama Darren. Mau gak mau aku harus jujur sama Ibu tentang permasalahan rumah tangga kita. Dan aku menceritakan ke Ibu dengan sejujur-jujurnya gak ada aku tambah-tambahin atau aku kurang-kurangin, Mas." "Iya, Del. Tadi Ibu datang ke rumah dan marahin aku, aku malu banget, Dell, bahkan Ayah gak mau ngeliat muka aku, ayah cuma duduk
"Dell," Pras memanggil dan seketika Della menoleh."Iya, Mas," jawabnya "Kamu kenapa kok diem aja?" "Gapapa kok, Mas," jawabnya sembari tersenyum tipis.Setelah mendengar jawaban Della Pras tersenyum dan kembali fokus menyetir mobil."Kan gak mungkin aku bilang sama Mas, Pras kalo sebenarnya aku terpaksa pulang sama dia," gumam Della.Saat sedang fokus menyetir mobil. Tiba-tiba ada seseorang yang menabrak mobil mereka dari belakang."Mas, apa itu, Mas." Della panik dan langsung memeluk Darren dengan erat. Pras menoleh ke belakang dan melihat sebuah mobil putih yang memang sengaja menabrak-nabrak mobilnya."Apa-apaan sih! kayanya tu orang memang sengaja mau mencelakakan kita, Dell," ujar Pras sembari melajukan mobilnya. "Siapa sih yang ngelakuin ini, kenapa dia mau mencelakakan kita, Mas," ujar Della panik."Mas juga gak tau." Tiba-tiba mobil tersebut melaju kencang hingga berada tepat di samping mobil Pras. Antara panik dan emosi Pras mencoba tetap tenang dan menancap gas untuk me
Bu Ningsih tercengang mendengar pernyataan bahwa Aditya menyukai Della. Pantas saja Aditya menjadi sangat emosional saat mengetahui kecelakaan yang di alami oleh Della.Pak Hamdan dan Bu Sekar juga tercengang. Mereka merasa kasian pada Della saat mengetahui bahwa suaminya telah mengkhianatinya, bahkan suaminya pergi meninggalkan Della dan anaknya di dalam mobil. itulah yang saat ini ada di pikiran Pak Hamdan dan Bu Sekar."Emm, permisi, Bu, Nak. Kami mau izin pulang dulu," ujar Bu Sekar."Oh iya, Bu, terimakasih banyak ya Bu, Pak," jawab Bu Ningsih. Begitu pula dengan Fiola dan Aditya, mereka juga berterimakasih pada Pak Hamdan dan Bu Sekar.Setelah itu mereka pergi dari rumah sakit tersebut."Saya sudah mencoba menghubungi nomor Pras, tapi nomornya tidak aktif. Saya juga mencemaskan keadaan anak saya," ujar Bu Ningsih."Saya yakin pasti ada dalang di balik kejadian ini," geram Bu Ningsih."Kita doakan aja semoga Della dan Darren lekas siuman, setelah itu kita bisa tanya sama Della ba
Saat ini Pras sudah berada di dalam taxi dan ingin menuju ke lokasi kecelakaannya. Dia pun menghidupkan ponselnya dan ternyata batre ponselnya lowbat."Pak, apa Bapak ada power bank?" tanya Pras pada supir taxi tersebut."Ada, Mas," jawab supir taxi tersebut."Boleh saya pinjam sebentar, Pak?" "Boleh, Mas." Supir taxi tersebut langsung mengambil power bank nya dan memberikannya pada Pras.Pras langsung mengecas ponselnya selama beberapa menit, setelah itu dia menghidupkan ponselnya.Ada banyak sekali pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari Ibunya. Dia pun langsung membuka pesan tersebut.[Pras, kamu dimana?][kenapa kamu ninggalin Della dan Darren di dalam mobil][kenapa kamu hanya menyelamatkan diri kamu sendiri? kamu sayang gak sih sama istri dan anak kamu.]Pras tercengang setelah membaca pesan Ibunya. Dia pun langsung menelpon Ibunya. Namun, ternyata nomornya tidak aktif. "Syukurlah ada seseorang yang menyelamatkan Della dan Darren, aku benar-benar khawatir dengan keadaan me
Keesokan harinya, mereka semua berkumpul di rumah Aditya, karena Aditya menyekap Sarah di rumahnya agar Sarah tidak bisa kabur. Di sana terdapat Pras, Della, Fiola, serta Ayah dan Ibu Pras."Ini dia dalangnya!" Aditya menunjuk Sarah."Dia udah berusaha untuk membunuh Della dan Darren agar dia bisa bersatu dengan Pras." Mereka semua tercengang termasuk Ayah dan Ibu Pras."Dasar wanita kriminal! saya gak setuju jika anak saya berhubungan dengan wanita jahat seperti kamu!" "Seharusnya kamu sadar diri! Pras sudah mempunyai anak dan istri, dan kamu tidak boleh mengganggu rumah tangga mereka, dasar pelakor!" ujar Ibu Pras."Kenapa kalian semua hanya menyalahkan aku? bukannya orang asing tidak akan masuk jika si tuan rumah tidak membuka pintu," jawab Sarah sembari menatap wajah Pras. "Seharusnya kalian tanya sama si brengsek ini!" Sarah menunjuk Pras."Dia merayuku dengan segala cara, setelah mendapatkan apa yang dia mau, dia langsung mencampakkan aku begitu saja,""Dimana tanggung jawab