"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
Della berlari terburu-buru sembari menggendong putranya yang tengah pingsan tak sadarkan diri. Darren, putranya yang baru berusia tiga tahun terbaring lemas tak berdaya di rumah sakit. "Kamu yang kuat ya, Nak." Air mata Della menetes membasahi pipinya, ia tak kuasa menahan tangis ketika melihat Darren, putranya yang masih kecil harus terbaring lemah di rumah sakit.Tak lama, Della ingat bahwa dia lupa mengabari Pras, suaminya. Della pun langsung menelpon Pras dengan Isak tangis yang tak bisa dia tahan. "NOMOR YANG ANDA TUJU TIDAK DAPAT DIHUBUNGI"Deggg. Detak jantung Della berdetak semakin cepat setelah mengetahui suaminya tidak bisa di hubungi. Della pun mencoba menelponnya untuk kedua kali. Namun, tetap saja Pras tidak bisa dihubungi. "Kamu ngapain aja sih, Mas!" Emosi Della semakin tak karuan. Dia benar-benar marah pada suaminya, karena tidak ada disaat anaknya membutuhkannya. Tak lama, Dokter datang menghampiri Della. "Apakah Anda Della? Ibu dari Darren?" tanya dokter."Iya do
Setelah itu Della bergegas pergi dari ruangan tersebut. Dia pun langsung masuk ke dalam mobil dan menangis. Memang saat itu Della tampak kuat dan tak menangis di hadapan Pras. Namun, sebenarnya hatinya sangat terluka."Tega sekali kamu, Mas." Della menangis tersedu-sedu. Setelah itu dia teringat kepada Darren, dan langsung bergegas kembali kerumah sakit. Della kembali kerumah sakit sekitar jam setengah satu malam. Dan Della tidur di rumah sakit untuk menemani Darren. "Syukurlah kamu gak terbangun saat Mama gak ada di samping kamu, Nak." Della menatap wajah Darren dengan penuh kesedihan. Darren adalah hasil buah cintanya dengan Pras. Dan saat dia memandang wajah Darren, dia langsung teringat pada Pras. Della membuka tasnya untuk mengecek kunci mobil, dan dia melihat ponselnya. Dia ingin mengambil ponselnya. Namun, dia ingat bahwa dia merekam wajah wanita yang sudah merebut suaminya. "Enggak, enggak sekarang, Dell." Della langsung menutup kembali tasnya. Della berniat membuka rekaman
Tak lama, Darren menangis memanggil Della.Della langsung tersentak dan menghampirinya. "Ada apa, Nak?" tanya Della sembari menggendong Darren. Setelah itu Della membawa Darren ke dalam kamar. Darren masih harus banyak istirahat karena baru sembuh dari sakitnya. Sementara Pras, dia pergi ke kamar mandi untuk kembali menelpon Sarah. "Halo," jawab Sarah.Tanpa basa-basi Pras langsung memarahi Sarah. "Apa maksud kamu ngomong gitu ke Della? gak seharusnya kamu bahas masalah privasi kita, Sar." "Loh, kenapa emangnya, Mas? aku kan ngomong yang sebenarnya ke Della.""Meski banget ya ngomongin itu ke Della?" "Kamu kok malah marah-marah sama aku sih, Mas? kamu takut banget ya kehilangan istri kamu itu?""Iya! Della itu istri aku dan kami udah punya satu anak. Gak mungkin aku pisah sama dia, Sar." "Jadi, kamu berharap masih bisa baikan sama istri kamu?""Istri mana sih, yang masih mau pertahanin suami yang udah selingkuhin dia. Bahkan sampai berhubungan badan sama selingkuhannya." "Lagia
Aditya sangat kaget saat melihat orang yang berada di hadapannya ini. Dia langsung melihat Eveline, untunglah Eveline masih sibuk memilih-milih baju. "Siapa wanita itu?" Tanya Pras sembari melihat ke arah Eveline. Aditya saat itu pun terdiam cukup lama karena tidak tau harus menjawab apa."Lo udah putus dari Della?" Tanya Pras lagi. "Belum, dan gak akan!" Jawab Aditya lalu pergi meninggalkan Pras.Ansal Prastyo merupakan mantan suami Della yang dahulu mengkhianatinya dan berselingkuh dengan Sarah, sekretarisnya. Meskipun saat ini Pras sudah menikah dengan Sarah. Namun, Pras masih saja mengganggu Della, Pras selalu berharap agar Della bisa kembali lagi padanya, apalagi mereka sudah di karuniai satu orang putra. Hal itu lah yang membuat Aditya khawatir. Aditya khawatir jika Pras mengadukan hal ini pada Della dan berkata yang tidak-tidak.Aditya menjadi gelisah setelah bertemu dengan Pras tadi. Rasanya dia ingin pergi menemui Della sebelum Pras mengadukan hal yang tidak-tidak pada Dell
"Ini sudah tidak bisa di biarkan, aku harus segera menjauhkan Aditya dari Della," gumam Ibu Aditya.Aditya merebahkan tubuhnya di kasur dan ingin tidur. Namun, tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Dia teringat dengan ekspresi wajah Eveline tadi. Aditya yakin pasti Eveline akan mengadukannya pada ibu Aditya.Dan benar saja. Ibu Aditya menelpon dan mengatakan bahwa dia akan pulang ke Indonesia besok. Aditya merasa sangat kesal pada Eveline. Dia langsung bergegas untuk menemui Eveline.Tok tok tok! Arlos mengetuk pintu kamar Eveline cukup keras, hingga tak lama Eveline pun membuka pintu."Mas, Adit?" Eveline tampak kaget dan senang melihat kedatangan Aditya di kamarnya. Padahal dia tidak tau bahwa saat ini Aditya sangat kesal padanya."Kamu ngomong apa sama Mama?" Tanya Aditya dengan muka kesal."Ngapain sih kamu ngadu-ngadu ke Mamaku, emangnya kamu siapa? Kamu juga gak berhak ngurusin hidup aku."Perkataan Aditya membuat Eveline terdiam seribu bahasa. Aditya yang saat itu sama seka
"Ini kamar kamu, Lin," ujar Aditya sembari mengantarkan Evelin ke depan pintu kamarnya."Wahh bagus banget kamarnya, Mas," jawab Evelin dengan terkagum-kagum setelah memasuki kamar tersebut."Yaudah, selamat beristirahat," ujar Aditya sembari keluar dari kamar Evelin.Aditya pun masuk ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dia mengambil ponsel dan langsung menelpon Della. Namun, nomor Della tidak aktif."Apa Della udah tidur ya?" tanya Aditya dalam hati.[Del, kamu udah tidur ya?][Good night, Del, mimpi indah ya]Pesan Aditya untuk Della.Aditya pun menarik selimut dan tidur. Sementara Evelin, dia masih sedang asik bervideo call dengan Ibunya dan Ibu Aditya. Mereka melakukan video call sambung tiga."Jadi gimana, sayang, kamu suka gak kamarnya?" tanya Ibu Aditya."Suka banget, Tante," ujar Evelin dengan girang."Kamarnya megah dan mewah banget, Tante, Evelin suka banget.""Hehe iya dong, sayang, kamar itu di desain khusus untuk kamu, apalagi kamu calon menantu Tante." Perkataan I
"Ttapi, Ma." Belum selesai Aditya berbicara Ibunya sudah mematikan telpon. Aditya mengatur nafasnya dan berusaha untuk meredakan emosinya. Kebahagiaan Della tidak boleh hancur malam ini hanya karena dia emosi dengan Ibunya yang mengatakan bahwa Evelin akan ke Indonesia dan tinggal di rumahnya. Namun, jika benar hal itu terjadi, apakah dia mampu menutupinya dari Della? jika Della tau pasti Della akan sangat sedih saat mengetahui bahwa Ibunya berusaha untuk menjodohkannya dengan Evelin.Aditya menghela nafas dan mengusap wajahnya. Dia harus tetap terlihat tenang dan tersenyum. Dia tidak ingin kebahagiaannya dengan Della hancur malam ini."Maaf ya kalo lama," ujar Aditya pada Della."Iya gapapa kok, Mas," jawab Della sembari tersenyum manis. Syukurlah Della tidak mempertanyakan apa saja yang di bahas Ibu Aditya saat di telpon tadi, sehingga Aditya bisa bernafas lega.Mereka kembali berbincang hangat sembari menikmati pizza yang di bawa Aditya tadi. Hingga waktu semakin larut yang mengha
"Sejak kapan Mama mencampuri urusan percintaan Aditya?" tanya Ayah Aditya."Sejak Mama tau Aditya dekat dengan janda beranak satu itu! selama ini Mama membebaskan Aditya memilih pasangannya sendiri, tapi Mama gak akan tinggal diam saat mengetahui bahwa wanita pilihan Aditya adalah seorang janda," ujar Ibu Aditya."Kenapa kalau dia seorang janda, Ma? kan yang penting Aditya bahagia sama dia." Ibu Aditya langsung menatap wajah suaminya dengan sinis."Papa!" teriak Ibu Aditya."Kok Papa malah dukung Aditya sama janda itu sih! coba Papa pikir baik-baik, Aditya itu pengusaha sukses, dia tak pantas bersanding dengan janda itu!" "Papa sih gak masalah, yang penting Aditya bahagia," ujar Ayah Aditya sembari pergi meninggalkan meja makan.Hari ini Aditya menuju ke bandara untuk pulang ke Indonesia, Aditya benar-benar tidak memperdulikan Ibunya yang melarangnya untuk kembali ke Indonesia, karena bagaimana Aditya harus segera menemui Della karena rindu yang sudah menggunung. "Tunggu aku ya, Del
"Mas, aku pengen beli dress deh," ujar Evelin sembari menatap wajah Aditya.Seketika Aditya langsung teringat pada Della. Dia ingat saat pertama kali dia membelikan dress untuk Della. "Mas, gimana menurut kamu? bagus gak?" tanya Evelin sembari menunjukkan sebuah dress berwarna nude."Bagus, cocok untuk kamu," jawab Aditya. "Mas, kamu gak mau belanja? beli kemeja atau apa gitu," tanya Evelin."Enggak, aku cuma nemenin kamu aja," jawab Aditya singkat.Selesai berbelanja, mereka pun langsung bergegas untuk pulang. Evelin terlihat sangat senang karena Aditya sudah menemaninya berbelanja. Baru pertama kali bertemu Evelin sudah merasa nyaman dengan Aditya. Dia merasa bahwa Aditya adalah suami idamannya."Mas, makasih ya udah mau luangkan waktu untuk nemenin aku shopping," ujar Evelin sembari reflex menggandeng tangan Aditya. Setelah itu Evelin langsung sadar dan melepaskan tangannya dari lengan Aditya."Iya, sama-sama," ujar Aditya sembari tersenyum tipis.Mereka telah tiba di parkiran mo
Malam ini Ibu Aditya mengajak Evelin dan kedua orang tuanya untuk makan malam bersama, sekalian memperkenalkan Aditya dengan Evelin.Aditya tidak mengetahui bahwa Ibunya akan mengajak Evelin dan keluarganya. Dia mengira bahwa ini hanya makan malam biasa.Evelin sangat tidak sabar ingin bertemu dengan Aditya, sehingga dia menyuruh kedua orang tuanya untuk cepat-cepat bergegas ke sebuah restoran yang sudah di pilih oleh Ibu Aditya untuk makan malam. Evelin terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna nude, serta rambut hitam panjang yang terurai."Ma, Pa, ayo cepetan, ntar Tante Lidia kelamaan nunggunya," ujar Evelin."Iya sayang, kamu keliatan gak sabar banget sih, apa kamu udah gak sabar mau ketemu sama anaknya Tante Lidia?" Ibunya menggoda Evelin."Ihh, Mama nih," ujar Evelin malu-malu.Mereka pun langsung bergegas ke sebuah restoran mewah yang sudah di pilih oleh Lidia untuk makan malam."Halo, Sis," ujar Anita, Ibunya Evelin sembari berpelukan dengan Lidia."Halo, udah lama b
"Kamu udah makan siang, Del? Darren mana?" tanya Aditya."Udah, Darren baru aja tidur," jawab Della singkat."Kamu kok cuek, Del? kamu marah ya sama Mas?" tanya Aditya, dia menyadari bahwa Della mungkin kesal karena dia sudah seminggu tidak mengabarinya. Aditya tidak mungkin memberitahu alasannya pada Della. Karena pasti Della akan sedih jika mendengarnya."Mas akan secepatnya pulang, dan kita akan menghabiskan waktu bertiga lagi bersama Darren." Mendengar perkataan Aditya membuat suana hati Della menjadi baik. Dia pun tersenyum senang dan tak sabar menunggu kepulangan Aditya."Bener, Mas?" tanya Della."Iya, sayang." Della tak lagi sedih ataupun kesal. Dia berpikir mungkin selama seminggu ini Aditya bekerja sangat keras untuk menyelesaikan pekerjaannya di Amerika agar segera kembali ke Indonesia."Yaudah, kamu tidur siang ya, kamu gak boleh sedih ataupun mikir yang aneh-aneh sama Mas, karena Mas disini gak ada macam-macam, Mas disini fokus kerja aja," ujar Aditya.Della menjadi leb
"Mas, Pras?" Della mengerutkan alisnya. Dia kecewa karena bukan Aditya lah yang mengirim pesan.[Malam, Dell. Gimana kabar kamu dan Darren? Mas kangen banget sama kalian.] Pesan dari Pras."Apaansih Mas Pras! udah resmi bercerai pun dia masih ganggu aku." Kesal Della. Dia pun langsung membalas pesan dari Aditya.[Apasih, Mas! ngirim pesan tengah malam begini.][Pasti kamu nunggu Sarah tidur dulu kan.][Ingat ya, Mas! kita udah resmi bercerai! jadi aku minta sama kamu jangan pernah ganggu-ganggu aku lagi!][Kalau kamu kangen sama Darren kamu bisa datang temui dia, tapi jangan pernah ganggu aku!]Entah mengapa Della sangat kesal malam ini. Mungkin karena dia merindukan Aditya.Della pun mematikan ponselnya dan bergegas untuk tidur. Perasaannya benar-benar sangat kacau akhir-akhir ini. Di tambah lagi perasaan rindu yang menggebu-gebu dan Aditya tidak ada mengabarinya dalam seminggu ini.Sementara Pras. Dia sedari tadi menunggu balasan pesan dari Della. Dan ketika Della membalasnya dia la