Share

Tika Pulang ke Rumah Yuni

Penulis: Fetina
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-30 12:26:47

Tika dibantu perawat dan olehku untuk duduk di kursi rodanya. Kami meninggalkan kamar perawatan. Aku bersyukur bisa keluar dari sini. Semoga Tika berangsur sehat agar ia tak kembali lagi ke sini.

"Rumahku jauh nggak?" Ia bertanya saat kami sedang di mobil.

"Dekat. Sebentar lagi juga sampai," jawabku.

"Baiklah. Aku mau tidur dulu ya! Nanti Bapak sama Ibu ada di rumah kan?" tanyanya.

"Ada Ibu. Kalau Bapak sedang diluar," jawabku.

Aku menjawab tanpa memandangnya karena fokus ke depan. Kulihat dari ekor mata, ia sudah tertidur. Mirip Kia yang tidur saat ia sudah capek.

Kami tiba di rumah, sedangkan Tika masih tidur.

"Dek, udah sampe!"

Ia bangun mengerjapkan matanya, lalu melihat kearahku. Ia masih bergeming, apa mungkin karena baru bangun tidur?

"Ini dimana? Aku siapa? Kamu siapa? Kenapa aku di sini?" tanya Tika tiba-tiba.

"Udah, Dek. Kita masuk saja dulu. Nanti dijelaskan di dalam." Aku langsung meminta perawat untuk mengurusinya.

Saat suster membukakan pintu untuknya, aku pun membantuny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Tika pulang ke Rumah Yuni

    Aku meminta Ibu untuk membawa Tika ke kamar yang sudah disiapkan untuknya. Sementara aku akan memberikan pengertian pada anakku--Faiz."Faiz, ke sini sebentar!" Aku memintanya duduk di sampingku."Iya, Yah." Ia datang dengan bibir cemberut. Ku berikan senyuman untuk Faiz karena ia sudah semringah menyambut bundanya. Tapi yang ia dapatkan malah kekecewaannya. Aku tak mau menambah beban kecewa di hatinya."Sayang, maafkan bundamu ya! Memang sebenarnya Bunda masih capek. Jadi tak terlalu menanggapi Faiz," sahutku."Iya, Yah. Nggak apa-apa. Aku ngerti.""Kamu memang dewasa sekali." Aku memujinya."Terima kasih, Yah. Aku tak ingin merepotkan Ayah dan Bunda. Kalau misalnya Bunda masih sakit, aku menerima semuanya, Yah. Kata Bu Guru, kita harus menerima ketentuan dan ketetapan Allah SWT. Aku belajar seperti itu, Yah.""Masya Allah kamu pintar sekali, Faiz. Ayah bangga sama kamu." Kali ini aku memeluk Faiz. Laki-laki kecil ini sudah memahami keadaan orang tuanya.Selanjutnya kudengar Kia terb

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Telepon dari Cynthia

    Mereka nanti bisa memaklumi keadaan bundanya. "Kalo nggak percaya, tanya Ayah aja," sahut Faiz sembari mencuci piringnya yang telah ia pakai."Mana Ayah?" Kia melihat ke arahku. Ia tersenyum dan berlari memeluk aku. Lama sekali ia berada dalam pelukan. Kudengar ia menangis sesenggukan."Ayah ... memangnya Bunda udah nggak kenal kita lagi ya? Bunda kenapa sih, Yah?" Kali ini ia membenamkan kepalanya di bahuku."Bunda lagi sakit, Kia Sayang. Kita doakan Bunda cepat sembuh ya! Nanti kalau Bunda nggak kenal Kia ataupun Faiz, jangan sedih. Sebenarnya Bunda juga tak mau seperti itu. Tapi ... Allah sedang menguji Bunda dan kita yang menyayangi Bunda," jawabku."Allah kok ngujinya gitu sih, Yah. Orang lain aja bundanya sehat-sehat. Mereka sering anterin sekolah teman-temanku. Kenapa kalau bundaku seperti ini. Kemarin Bunda menghilang, udah ketemu, Bunda malah sakit," ucap Kia kecewa. Ya, Kia memang kecewa."Sabar ya, Kia. Kita banyakin doa aja untuk kesembuhan Bunda. Kalau kita yakin, Insya

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Rencana Jalan-jalan ke Ragunan

    Sudah jelas juga kalau Cynthia yang melakukan semua pada Yuni. Jelas ia harus mendapatkan hukumannya.Gegas aku ke rumah sakit. Akan kuberikan rekamanku sebagai bukti pada kepolisian dan mudah-mudahan Yuni sudah sadar.Aku yang mengantuk, akhirnya terbangun kembali. Kali ini aku menuju rumah sakit karena ingin mencari tau apakah sudah diketahui kalau Cynthia pelakunya atau otak dari perbuatan tersebut.Sampai di rumah sakit, Yuni sudah dipindahkan ke ruang perawatan. Bapak masih menunggui dengan setia dan ternyata Yuni sudah sadar."Mas Wahyu," ucap Yuni pelan.Aku masuk dan mencium tangan Bapak, selanjutnya mendekat di samping ranjang Yuni."Gimana keadaanmu?" tanyaku khawatir. Perban sudah terpasang di beberapa tempat seperti wajah dan lengan."Baik, Mas. Tadi polisi udah menanyaiku" jawabnya "Lalu gimana?""Aku udah ceritakan semua. Ada dua orang yang membawaku ke suatu tempat. Di sana aku dibilang sebagai perusak rumah tangga orang. Mereka memukuliku berkali-kali.""Ada yang kau

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Berita tentang Cynthia di Televisi

    "Kita mau jenguk Bunda sekalian ajak ke ragunan. Bunda mau?"Anak-anak mengobrol dengan bundanya, aku sekalian bertanya dengan suster yang merawatnya. Ia ada di dekat Tika."Gimana, Sus? Boleh kan kami ajak bundanya anak-anak jalan-jalan?" tanyaku."Gimana, ya? Tapi besok kan jadwal terapi," katanya."Nanti lusa, hari Sabtu kok," jawabku."Baiklah. Besok saya tanyakan pada dokter dulu ya!" sahut Suster.Anak-anak masih mengobrol dengan bundanya. Mereka memperkenalkan diri lagi satu per satu. Kali ini Tika menganggap kedua anak kami sebagai temannya, teman mainnya."Kamu ajak aku ke Ragunan, berarti nanti bawa bekel yang banyak ya! Eh, memangnya di Ragunan ada apa sih?" Tika mengernyitkan dahinya."Ada banyak hewan, Bunda. Hewan baik dan hewan buas juga ada di sana. Bunda kenapa Bunda anggep aku temen Bunda? Aku anak Bunda. Boleh nggak aku peluk Bunda?" Kali ini Kia berkata-kata dengan air mata yang berderai. Sang Bunda tak mengerti. Ia berkali-kali mengerutkan keningnya ketika Kia me

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Andhini Sakit karena Cynthia

    "Andhini sakit. Saat Cynthia kesal, ia selalu lampiaskan pada bayi itu. Anakmu jarang diberi ASI, makanya Bapak dan Ibu memberikan air tajin atau kami berikan susu formula. Suatu ketika susu formula yang biasa ia minum, tak ada. Trus, Andhini meminum formula yang jenis lainnya, tapi ia malah mencret-mencret," cerita Bapak."Ya Allah, Pak. Kenapa aku nggak diberitahu?""Kami tak boleh menghubungi Nak Wahyu. Maaf ya, Nak Wahyu! Bapak juga bingung sekarang. Tia malah ditangkap, bagaimana Andhini nanti?" tanya Bapak."Sekarang Andhini siapa yang jaga? Bapak ada di mana?" tanyaku karena ingin sekali bertemu dengan putriku ini. Kasihan ia masih setahun, harus mengalami hal pahit dalam hidup."Andhini di rumah sakit Berlian. Bapak sedang jaga dia. Tapi, Ibu di rumah Cynthia juga katanya sakit. Tadi sempat pingsan saat Cynthia dibawa polisi," sahut Bapak."Ya sudah, Bapak tunggu di sana. Aku saja yang jagain malam ini. Nanti Bapak bisa pulang ya!" sahutku."Iya, Nak Wahyu. Baiklah, ditunggu y

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Mengurus Andhini di Rumah Sakit

    Berbagai kejadian membuatku setegar ini. Semua tak lain karena semua memang ketetapan dan ketentuan Allah. Aku hanya berusaha menjalaninya dengan baik. "Nggak usah, nanti Nak Wahyu capek loh!" timpal Bapak. "Nggak Pak. Wahyu senang kok bisa bantu, lagipula Andhini anakku Pak. Oya, aku bawakan nasi goreng buat Bapak, pasti Bapak belum makan malam kan?" tanyaku."Mmm ... nggak usah repot-repot Nak Wahyu! Bapak masih kenyang," katanya."Makan saja, Pak! Sayang kalau nggak ada yang makan. Aku tau, pasti Bapak belum makan. Makanlah, Pak. Nanti Bapak sakit kalau nggak makan," sahutku sembari memberikan kotak nasi goreng di tangannya."Alhamdulillah, terima kasih, Nak Wahyu. Ya udah, Bapak makan dulu," katanya.Bapak makan di luar. Katanya takut ruangannya kotor. Aku mengiyakan saja, senyamannya Bapak saja.Seusai makan, aku memintanya pulang agar aku saja yang menunggui Andhini malam ini di kamar ini."Pak, silahkan istirahat dulu di rumah. Besok baru Bapak ke sini lagi. Sekarang biar aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Jalan-jalan ke Ragunan

    "Pak, bagaimana ini? Bu Tika ingin jalan-jalan ke Ragunan hari ini. Ia memaksa saya dan anak-anak untuk ikut dengannya ke ragunan," kata Suster."Bagaimana bisa ia ingin ke sana?""Tadi Faiz dan Kia ke sini lagi. Mereka bilang kangen sama Bunda mereka dan ingin membawa bundanya ke ragunan. Mereka bercerita sebagai teman. Faiz dan Kia bilang bunda mereka nggak ada. Jadi, Bu Tika ingin mengantarnya sebagai teman yang baik buat mereka.""Oh, jadi saat ini Bu Tika jadi teman yang baik buat anak-anak?""Ya, Pak. Kali ini Bu Tika seperti seumuran anak Bapak.""Ya sudah, tak apa! Sebentar lagi saya sampai rumah, insya Allah.""Baiklah, Pak."Aku segera memantapkan langkahku menuju rumah karena akan ikut ke Ragunan bersama mereka.Setibanya di rumah, semua sudah siap. Mereka sudah rapi dan siap berangkat."Ini siapa?" Seperti biasa Tika menanyaiku."Aku ayahnya Faiz dan Kia. Kamu teman mereka ya?" tanyaku."Teman? Siapa Faiz sama Kia?" Tika bertanya tanpa ekspresi."Itu mereka berdua." Aku me

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06
  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Harapan Faiz dan Kia untuk Bundanya

    "Hati-hati jangan dekat-dekat, ya Bunda!" sahutku ketika Tika semakin dekat dengan kandang buaya. Sedangkan perawatnya sedang ke toilet saat ini. Gegas kucegah kursi roda yang akan mendekati kandang tersebut. "Untung Ayah segera menolong Bunda!" Faiz mengelus dadanya."Alhamdulillah," timpal Kia."Ayo Yah, kita foto Ayah sama Bunda."Kali ini Faiz mengambil ponselku, kemudian aku berdiri di samping kursi roda Tika. Tika memegangi lenganku seperti tingkah anak-anak pada umumnya."Sudah, Yah!" Faiz memberikan kembali ponselku.Kulihat hasil foto Faiz. Fotonya mengingatkanku masa di mana aku dan Tika sering foto bersama seperti ini dahulu."Yah! Ayo makan yuk! Faiz udah laper!" katanya. Kebetulan Perawat sudah datang, kami mencari tempat untuk makan bersama.Tika tak bisa makan sendiri, ia disuapi oleh perawat. Kali ini Faiz dan Kia juga membantu menyuapi bundanya. Tika senang saat disuapi kedua anaknya."Enak! Siapa yang masak?" tanyanya."Yang masak Nenek, Ibunya Bunda loh!" "Aduh, p

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-06

Bab terbaru

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Keluarga Bahagia

    Kesadaranku akhirnya sudah penuh. Aku lepaskan ia, dan ternyata ia Yuni, bukan Tika. Beruntung aku tak menyebut nama almarhumah istriku, takutnya nanti Yuni tersinggung jika aku menyebutnya."Eh, iya. Maafkan ya, Yun. Mas Wahyu masih kangen dan ingin selalu dekat kamu. Kamu benar-benar ngegemesin buat Mas," sahutku sambil menjawil hidungnya yang bangir."Eh, Mas Wahyu terus aja colek-colek. Aku mau wudhu lagi sekarang. Mas jangan gangguin lagi ya!" sahutnya dengan wajah galaknya. Lebih tepatnya sok galak, padahal aku tau kalau Yuni nggak bakal bisa galakin suaminya."Iya, silahkan Dek. Aku juga dari tadi nungguin kamu kok, sampe ketiduran gini."Yuni kembali ke kamar mandi, sementara pandanganku tertuju pada ponselku.[Mas, aku sudah keluar dari sel tahanan kemarin. Bisa kita bertemu?] tanyanya di pesan aplikasi hijau.Mau apa Cynthia menghubungiku? Apa ia mau menjadi istriku kembali? Ah, jangan harap karena aku sudah memiliki istri shalihah seperti Yuni.Pikiranku masih dipenuhi pert

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Malam yang Indah

    Aku memandangi wajahnya lagi. Menelisik kebenaran yang ada padanya. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap di kamar ini, bersama dengan Yuni dan Kia. Biarlah aku dengan mereka malam ini."Yah, ayo kemari!" Kia menunjuk-nunjuk pada tempat tidur yang sudah ia naiki lebih dulu.Aku melempar senyum dan menghampiri anakku. Yuni pun mengikuti di belakang. "Iya, Sayang. Ayah akan tidur di sebelah Kia. Sekarang udah malam, Kia cepat-cepat tidur karena esok kita ada agenda untuk bertemu bunda," sahutku mengingatkannya.Kia mengerutkan dahinya. Ia baru mengingat agenda kami esok. Atau mungkin Kia belum tau kalau kami memang akan mengunjungi makam Almarhumah Tika."Iya, Yah. Aku mau tidur sekarang aja. Kan mau ketemu Bunda. Tapi, sepertinya aku tidur di kamarku saja. Kasian Kak Faiz tidur sendirian di sana. Biar aku di sana saja, takutnya kakak besok kesiangan, jadi aku harus membangunkannya," jawab Kia.Gadis kecilku malah akan meninggalkan kamar kami. Pandanganku beralih pada Yuni, ia menunduk,

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Ada Kia di Malam Pertama Wahyu dan Yuni

    Yuni menganggukkan kepalanya. Setelah terlihat agak sepi, Kia meminta Yuni duduk. Ia memijati Yuni, kulihat Yuni jadi salah tingkah saat kakinya diminta diangkat dan bertumpu pada salah satu kursi yang dibawa Kia. Kia memijat Yuni pada posisi jongkok."Udah ... udah Kia. Nggak usah, nanti aja ya. Kamu juga pasti capek kan?" Yuni berusaha mendaratkan kakinya. Ia merayu Kia dan akhirnya Kia tak meneruskan pijatannya karena tamu datang kembali. Mereka sudah antri untuk bersalaman dengan kami."Kia, udah ya! Tolong bawa kembali kursinya. Nanti kalau acara sudah selesai, kamu bisa pijat kaki Mama," jelasku. Ia mengerti dan tak meneruskannya. Bapak membantu Kia untuk membawakan kursi ke tempatnya kembali.Acara berlangsung lancar dan tak ada kendala yang begitu sulit. Semua bisa diatasi dengan baik oleh tim panitia.Tibalah kami untuk beristirahat. Yuni sudah ke kamar lebih dulu, sedangkan aku masih mengobrol dengan Ibuku dan kedua orang tua Yuni."Nak Wahyu, kalau sudah capek, kamu istirah

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Pernikahan Wahyu dan Yuni

    Yuni diam. Ia tidak mau berkata-kata lagi terhadapku. Aku masih menunggu ia bicara sambil menghela napas berkali-kali."Maksudnya aku mau jadi istrimu, Mas. Insya Allah aku kan fokus mengurus Kia, Faiz, Andini dan anak-anakku nanti."Aku tak percaya dengan yang baru saja kudengar dari mulut Yuni. Ia mengatakan mau menjadi istriku.Puji syukur pada Allah yang sudah memberikan jawabannya. Akhirnya Kia dan Faiz punya Bunda lagi, begitu juga Andini, mamanya masih menjalankan hukuman. Tapi, ia bisa menganggap Yuni sebagai mamanya juga nanti."Alhamdulillah, terima kasih, Yun. Setelah ini, aku kan menemui Bapak dan Ibu untuk membicarakan pernikahan kita. Kamu maunya gimana?" Aku harus tau maunya Yuni karena ia masih gadis. Setidaknya seorang gadis ingin melaksanakan pesta pernikahannya nanti. Aku tak keberatan dan akan melaksanakan keinginannya."Kalau aku terserah Mas Wahyu saja. Aku ikut saja keputusan pembicaraan Mas Wahyu dan kedua orang tuaku," sahut Yuni."Kamu juga harus ikut karena

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kejutan dari Anak-anak dan Yuni

    "Kan Kia yang minta Tante Yuni selalu jagain Kia. Masa lupa sih?" Aku menimpali anakku yang kebingungan ada tantenya bersamanya saat ini."Iya, Kia yang minta Tante. Kalau Kia nggak mau Tante temenin, ya udah deh. Tante mau pulang dulu," kata Yuni.Kia mencegahnya dan mengatakan kalau ia sangat senang ditemani oleh tantenya."Tante, kapan jadi bundaku?"Tetiba Faiz datang dan nyeletuk pada Kia."Iya aku juga mau kalau yang jadi bundaku selanjutnya itu Tante Yuni. Aku bisa lihat bundaku pada diri Tante," ungkap Faiz. Anak ini juga bicara berdasarkan hatinya."Ya Allah, Tante nggak nyangka kalian punya pikiran seperti itu. Tante hanya nggak mau kalau dianggap sebagai perebut Ayah kalian dari Bunda Tika," sahut Yuni."Nggak dong, Tante. Kan Bunda udah nggak ada. Pasti Bunda seneng kalau Ayah ada yang urus," jawab Faiz bijak.Aku hanya diam mendengarkan percakapan mereka. Sesekali tersenyum mendengar ocehan anak-anak cerdas ini."Baiklah, akan Tante pikirkan dulu ya!" sahut Yuni. Semoga p

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Membawa Kia ke Klinik

    "Ya, aku yakin Yun. Bagaimana tanggapanmu? Apa kamu mau menerimaku?" tanyaku dengan penuh keyakinan."Aku ... aku butuh waktu, Mas. Aku tak mau jadi pengkhianat bagi kakakku. Kuburan Teh Tika masih basah, Mas. Mas udah mau menikahiku. Rasanya aku merasa bersalah jika itu terjadi," jawabnya.Ia menolakku. Itu berarti ia tak menginginkannya. "Baiklah jika itu keputusanmu. Itu berarti kamu tak mau kan?" Aku menegaskan kembali."Bukan seperti itu, Mas. Aku hanya tak mau dianggap sebagai perebut mantan suami kakakku," sahut Yuni dengan suara bergetar."Tenang, Yun. Takkan ada yang menganggapmu seperti itu. Aku akan menghadapi mereka langsung. Ini juga keinginan Kia dan Faiz. Mereka tak menginginkanku menikahi wanita lain selain kamu, Yun," sahutku."Tapi, Mas. Aku takut. Bolehkah aku berpikir dan meminta pertimbangan pada Bapak dan Ibu?" tanya Yuni."Baiklah kalau seperti itu. Aku akan menunggu jawabanmu. Sebenarnya Bapak udah tau, beliau memintaku untuk bertanya langsung padamu." Aku ber

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Kia Sakit

    Kia benar-benar mencecar kami. Terlihat wajah Yuni yang bersemu karena malu. Aku pun jadi tak enak dengannya atas ulah anakku.Yuni tak menjawab pernyataan Kia. Ia mohon diri untuk ke kamarnya. Aku mengizinkannya karena memang kasihan juga dicecar oleh Kia."Kia, udah ya! Nggak boleh ngomong yang aneh-aneh. Kasian Tante Yuni," sahutku sambil membawanya pulang.Kubiarkan Yuni beristirahat karena ia butuh waktu untuk sendiri.***Kia benar-benar menginginkan pernikahan antara aku dan Yuni. Saat ini Kia sedang demam. Ia bergumam terus agar Yuni menjadi bundanya.Faiz juga akhirnya mendesakku untuk menikahi Yuni. Hingga akhirnya aku menghubungi Bapak di kampung, meminta izin padanya untuk menikahi Yuni."Pak, mohon maaf mendadak menelepon Bapak.""Ada apa Nak Wahyu?" tanya Bapak dengan nada khawatir."Kia sedang sakit tiga hari ini. Sebenarnya sudah sepekan ini, Kia memintaku untuk menikahi Yuni. Kalau Bapak tak keberatan, insya Allah aku berniat menikahinya." Akhirnya kuungkapkan juga ke

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Permintaan Kia

    "Ayah belum berpikir untuk menikah lagi, Sayang," sahutku.Kia mencebik. Ia melipat kedua tangannya di depan dada."Tapi aku kasian sama Ayah. Aku nggak mau kalau Ayah nanti nikah lagi, tapi sama orang lain," jelas Kia. Ia bicara seolah orang dewasa yang menasehati anaknya."Hush ... kamu kenapa sih? Tiba-tiba minta Ayah nikah lagi? Kasian kan Ayah masih sedih," timpal Faiz."Kasian Ayah. Aku juga pengen punya Bunda kayak bundaku," terang Kia.Aku melirik mereka, mereka pun diam."Iya, nanti Ayah pikirkan lagi ya! Kalian tenang saja, kalau Allah sudah menakdirkan, insya Allah bisa berjodoh. Tapi, nggak mungkin Tante Yuni mau sama Ayah. Kan Ayah udab tua." Aku terbahak karena memang aku sudah tua, berbeda dengan Yuni yang masih muda dan masa depan yang cerah."Ah, Ayah payah deh!" kata Kia. Kia tak mau memandang padaku, ia memandang ke arah jendela, pandangannya jauh ke samping jendela.Aku hanya tersenyum mendengar tanggapan anak perempuanku itu. Pemikirannya benar-benar diluar predik

  • Kucari Lagi Istri Pertamaku yang Telah Kumadu   Duka yang Dirasakan Anak-anak

    Pemakaman berlangsung lancar dan cuaca mendukung. Anak-anak dan Yuni menangis terus sehingga aku harus menghentikan mereka. Bapak dan Ibu yang membawa Yuni ke kamarnya untuk ditenangkan."Sudah ya, sekarang Bunda udah nggak sakit. Kia dan Faiz masih punya Ayah yang sayang banget dengan kalian.""Iya, Yah." Faiz menyeka air matanya. Kemudian ibu memberi mereka minum teh manis hangat agar mereka lebih tenang."Nak Wahyu juga minum, silahkan!" sahut Ibu. Beliau melirik Kia yang sepertinya sudah mengantuk. "Kia bobo sama Nenek yuk!" Kia mengangguk, ia dan Faiz ikut neneknya. Mereka harus istirahat."Nak Wahyu, makan dulu yuk!" ajak Bapak.Aku ikut saja walau perut tak lapar. "Bu, anak-anak nanti diajak makan juga ya!" pintaku."Iya, sekarang biar istirahat sebentar ya Nak Wahyu! Tadi mereka udah makan roti kok. Tinggal makan nasi yang belum," sahut Ibu."Baiklah, Bu. Terima kasih."Seusai makan, aku diminta istirahat juga oleh Bapak. Katanya kasian karena aku yang paling banyak tak isti

DMCA.com Protection Status