Share

Laki-laki Sama saja

“Jadi Afif meninggal?” Mata Lala membola. Perempuan itu syok mendengar kematian anak sulung Sultan dan Ririn.

Anak yang sebelum ini terus memanggil papanya saat pria itu sedang bersama Lala. Dan bodohnya, Lala tak punya firasat sedikit pun tentang itu. Andai tahu ini adalah saat –saat terakhir Afif, perempuan itu pasti tidak akan menahan suami agar tetap berada di sisinya.

“Apa ini salahku?” lirihnya. Namun, suara lirih itu didengar Wati dan Haikal. Mereka berdua semakin bertanya –tanya. Sayangnya, pertanyaan itu cukup menjadi tanya dalam kepala, tanpa bisa meminta penjelasan dari pasien yang sikapnya aneh itu. Lagi pula ini bukan urusan mereka.

“Apa kamu sudah menghubungi dokter Anisa?” bisik Haikal.

“He em.” Wati menyahut singkat. Dia sudah memberi tahu rekannya tadi agar memanggil dokter yang bertanggung jawab atas kondisi Lala. Namun, tumben lama begini datangnya.

Beberapa detik kemudian, seorang perempuan masuk tergesa. “Huft, syukurlah kalau Ibu sudah sadar. Saya sampai meningga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status