Share

202. Bagian 5

“Aku tak ingin mati... Aku tak mau mati! Aku akan kawin! Pasedayu... Guru... Aku harus menemui Guru...” kata-kata itu keluar dari mulut si nenek. Dia kumpulkan seluruh sisa tenaga yang ada dan berusaha bangkit berdiri. “Sudah    mau mampus masih sempat-sempatnya mengigau!” kata Jin Berpipa Emas lalu tertawa gelak-gelak. Dia sisipkan pipa emasnya ke pinggang. Lalu pindahkan Sendok Pemasung Nasib ke tangan kanan. Begitu Jin Selaksa Angin mencoba berdiri, Jin Berpipa Emas tusukkan sendok emas ke tenggorokan si nenek!

Pada saat itulah tiba-tiba menggelegar satu suitan keras. Disusul berkiblatanya sinar putih menyilaukan. Hawa panas tiba-tiba menghampar laksana matahari terik berada satu jengkal di atas kepala.

Craaassss!

Jin Berpipa Emas keluarkan jeritan setinggi langit. Tubuhnya terlempar dua tombak lalu bergulingan di tanah.

 Darah membersit ke mana-mana. Di udara tampak melayang dua buah benda. Yang pertama adal

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status