Share

202. Bagian 5

last update Last Updated: 2023-07-17 01:05:13

“Aku tak ingin mati... Aku tak mau mati! Aku akan kawin! Pasedayu... Guru... Aku harus menemui Guru...” kata-kata itu keluar dari mulut si nenek. Dia kumpulkan seluruh sisa tenaga yang ada dan berusaha bangkit berdiri. “Sudah    mau mampus masih sempat-sempatnya mengigau!” kata Jin Berpipa Emas lalu tertawa gelak-gelak. Dia sisipkan pipa emasnya ke pinggang. Lalu pindahkan Sendok Pemasung Nasib ke tangan kanan. Begitu Jin Selaksa Angin mencoba berdiri, Jin Berpipa Emas tusukkan sendok emas ke tenggorokan si nenek!

Pada saat itulah tiba-tiba menggelegar satu suitan keras. Disusul berkiblatanya sinar putih menyilaukan. Hawa panas tiba-tiba menghampar laksana matahari terik berada satu jengkal di atas kepala.

Craaassss!

Jin Berpipa Emas keluarkan jeritan setinggi langit. Tubuhnya terlempar dua tombak lalu bergulingan di tanah.

 Darah membersit ke mana-mana. Di udara tampak melayang dua buah benda. Yang pertama adal

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 6

    Bintang mengambil bungkusan daun pisang kedua. Di dalam bungkusan daun pisang ini ditemuinya bubuk hitam. Sesuai ucapan makhluk tanpa ujud tadi Ksatria Pengembara tebarkan bubuk itu pada kening, kepala bagian belakang serta dada Jin Selaksa Angin yang cidera berat akibat keganasan kakek bernama Jin Berpipa Emas yang kini telah melarikan diri. Dengan ujung jubah kuning yang dikenakan si nenek Bintang bersihkan noda-noda darah di muka dan kepala Jin Selaksa Angin.Sambil menunggu apa yang bakal terjadi dengan si nenek, Ksatria Pengembara perhatikan seputar ruangan goa berbentuk empat persegi itu. Beberapa kali dia mendongak memperhatikan langit-langit goa berbentuk kerucut. Pada ujung kerucut dia melihat satu titik putih, bersinar seperti permata.“Goa aneh. Udara di sini terasa sejuk. Apakah ini tempat kediaman nenek tukang kentut ini? Sombong amat dia punya goa sebagus ini!” kata Bintang dalam hati. Tiba-tiba dilihatnya sosok si nenek menggeliat. Lalu ada s

    Last Updated : 2023-07-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 7

    “Muridku! Dewa telah memberikan kesembuhan padamu! Ingatanmu telah pulih kembali! Hai! Bagaimana keajaiban ini bisa terjadi?! Muridku, aku akan mengajukan beberapa pertanyaan lagi. Aku ingin membuktikan bahwa kesembuhan benar-benar telah kau alami!”“Aku tidak mengeri Guru...” ujar si nenek. Dia berpaling pada Bintang dan bertanya. “Kau mengerti?” Ksatria Pengembara gelengkan kepala.“Muridku, aku pernah menuturkan padamu perihal riwayat pertama kali aku menemui dirimu. Aku akan mengulanginya kembali. Kau kutemukan pertama kali tergeletak pingsan di muara sungai Pahulupanjang. Menurut kabar yang aku sirap pada masa itu, di sebelah utara telah terjadi malapetaka air bah besar. Mungkin sekali kau salah satu korban yang dihanyutkan banjir tetapi selamat tak sampai menemui ajal. Apakah kini penuturanku itu bisa mengingatkanmu pada apa yang sebenarnya telah kau alami puluhan tahun silam?”Sepasang mata kuning Jin Selaks

    Last Updated : 2023-07-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 8

    Saat itu goa dipenuhi suara tawa Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. “Anak muda, bicara soal jodoh bukan berarti selalu menyangkut perkawinan. Ketika aku melihat Pedang yang kau pergunakan untuk menolong Ruhpingitan, aku segera maklum kalau inti ilmu kepandaian dan kesaktian yang kumiliki sebenarnya bersumber sama dengan senjata yang kau punyai itu. Aku tak bisa menjelaskan dan bagimu mungkin tak masuk akal. Tapi melihat bagaimana titik putih di ujung kerucut bersatu dengan cahaya senjatamu lalu memecah menjadi empat, itulah satu pertanda bahwa nenek moyang kita berasal dari rumpun yang sama...”“Aku tidak mengerti...” kata Bintang.“Kau tak perlu mengerti,” jawab makhluk tanpa ujud. “Aku sudah mewariskan banyak ilmu kepandaianku pada Ruhpingitan. Aku bermaksud meneruskannya padamu Hai anak muda. Kau akan menerima semua ilmuku dari Ruhpingitan...”“Aku tak berani menerima. Aku tidak punya maksud...”Si

    Last Updated : 2023-07-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 9

    KSATRIA PENGEMBARA memandang seputar telaga lalu berpaling pada nenek muka kuning di sampingnya yang tegak setengah termenung dan unjukkan wajah muram."Nek, kau yakin memang di sini Jin Terjungkir Langit berada sebelumnya?"Si nenek muka kuning yang bukan lain adalah Jin Selaksa Angin Alias Jin Selaksa Kentut dan bernama asli Ruhpingitan tidak segera menjawab. Sepasang matanya yang kuning menyapu seantero telaga. Sambil pandangi air telaga yang bening kebiruan dari mulutnya keluar suara mendesah."Pasedayu... Pasedayu, dimana kau...? "Nenek ini kemudian berpaling pada Ksatria Pengembara. "Aku tidak keliru. Walau dulu otakku mungkin tidak karuan tapi aku yakin. Di tempat ini Pasedayu dan Si Jin Budiman berada sebelumnya. Kau lihat saja, di sebelah situ masih ada bekas-bekas kayu perapian. Lalu di seberang sana..." Si nenek menunjuk ke arah seberang telaga. "Itu pohon rimbun tempat aku mendekam bersembunyi mendengarkan pembicaraan mereka. Di situ aku mend

    Last Updated : 2023-07-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 10

    "Lupakan hal itu Nek. Bukankah aku sudah mendapatkan llmu Empat Penjuru Angin Menebar Suara dari gurumu? Itu sudah lebih dari cukup.""Tidak bisa. Aku harus mengikuti Perintahnya. llmu yang dari dia ya dari dia. Yang dari aku ya dari aku!" kata Ruhpingitan alias Jin Selaksa Angin. Agar Bintang tidak bergerak dia sengaja cekal tangan pemuda itu. "Dengar, aku punya beberapa ilmu kepandaian. Pertama llmu Menahan Darah Memindah Jazad. Kau sudah pernah menyaksikan kehebatannya. Dengan ilmu itu kau bisa memindahkan lalu mengembalikan kemana saja setiap bagian tubuh orang yang jahat terhadapmu. ""Itu ilmu hebat luar biasa Nek. Tapi aku ngeri!" kata Bintang lalu memperagakan dirinya seperti orang menggigil ketakutan. "Aku tidak berminat memilikinya. Lagi pula bukankah sudah kukatakan kau tak perlu memberikan ilmu apapun padaku?""Kalau kau tak suka ilmu itu aku masih punya ilmu pukulan, disebut Tombak Kuning Pengantar Mayat" Ha

    Last Updated : 2023-07-18
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 11

    "Hemmm, jadi kau tidak mencintainya? Jangan kau berani dusta anak muda! Aku melihat dari air muka serta pancaran matamu! Kau mencintai gadis itu!""Dengar Nek, sebagai lelaki waras aku memang tertarik pada Ruhcinta. Tapi bukan aku saja. Kurasa semua pemuda di Negeri Jin menyukai gadis itu. Tapi...""Tapi yang dicintainya cuma kau seorang! Apa kau mau berkilah""Soal dia mencintaiku mana tahu Nek""Kau tolol atau pura-pura dungu? Hik... hik... hik! Saat ini aku tahu bagaimana perasaanmu. Kau hendak keluar dari balik semak belukar ini, ingin menemui gadis itu! Aku dapat membaca isi hatimu di mukamu yang toiol! Hik... hik.hik!"Di atas batu Ruhcinta masih tampak duduk sambii pandangi air telaga yang kini seolah disepuh kuning akibat siraman cahaya sang surya yang hendak tenggelam. Tiba-tiba gadis itu melangkah ke sederetan batu-batu setinggi pinggang di arah timur tepian telaga. Di sini dia memandang ke langit, lalu memperhatikan berkeliling. Merasa y

    Last Updated : 2023-07-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 12

    Sebaliknya Jin Selaksa Angin juga terkejut ketika belum lagi dia melepas pukulan maut orang berjubah hitam ternyata sudah mengetahui ilmu kesaktiannya itu. Untuk sekejapan gerakan dua tangannya hendak menghantam jadi tertahan. Walau sesaat namun kesempatan ini dipergunakan oleh orang berjubah hitam untuk dorongkan dua tangannya kedepan. Dua larik gelombang angin menderu. Sosok nenek muka kuning terhuyung-huyung. Sambil imbangi diri dan kuatkan kuda-kuda kakinya Jin Selaksa Angin pukulkan dua tangannya. Sepuluh kuku si nenek pancarkan sinar kuning, menderu menggidikkan ke arah lawan. Namun orang berjubah hitam dengan kecepatan luar biasa masih sempat berkelebat selamatkan diri. Sepuluh larik sinar kuning melabrak deretan batu-batu besar di tepi telaga. Akibatnya batu-batu itu hancur berantakan, bertabur di udara yang dingin dan berbau setanggi!"Kurang ajar! Siapa adanya jahanam itu! Aku rasa-rasa bisa menduga! Hanya sedikit orang yang tahu ilmu pukulan yang hendak kulepaskan.

    Last Updated : 2023-07-19
  • Ksatria Pengembara Season 2   202. Bagian 13

    "Perlu apa menyusahkan diri? Bukankah lebih baik bagimu menemani istri sendiri.?" Wajah Ksatria Pengembara kembali memucat. Nenek muka kuning kerenyitkan wajahnya. "Ruhcinta, kau ini bicara apa? Apa maksudmu dengan semua ucapan itu. Memangnya pemuda ini sudah kawin? Kawin dengan siapa. ? Kawin di Negeri Jin ini?""Tanyakan sendiri padanya!" sahut Ruhcinta lalu membuang muka, memandang ke arah telaga."Butt prett!""Gila! Kentutku sampai terpancar mendengar semua pembicaraan kalian! Bintang, aku tak pernah tahu. Memangnya benar kau sudah kawin? Dengan siapa?""Nek... aku... aku tak bisa menjelaskan...""Aku tidak suka orang berdusta! Antara kita saat ini sudah terjalin hubungan sangat erat Bintang. Ingat hal itu baik-baik. Aku tidak perduli kau sudah kawin dan dengan siapa. Aku hanya ingin tahu apa yang dikatakan gadis ini benar?""Benar dan tidak Nek," jawab Bintang. "Hai! Sialan amat jawabanmu!""Memang sialan Nek. Aku me

    Last Updated : 2023-07-19

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status