Share

201. Bagian 18

“Kek, kau tak apa-apa?”

“Sial betul nasibku! Mengapa aku begitu tolol pergunakan tangan kanan memukul lawan! Tangan ini pasti sudah patah lagi! Celaka betul!”

“Aku akan menolongmu. Mari kulihat dulu lenganmu,” kata Si Jin Budiman sambil hendak membuka pelepah pisang yang membalut lengan si kakek.

“Jangan pikirkan diriku. Awasi dulu sepasang kakek nenek sesat itu! Mereka tidak segan-segan membokong kita secara curang!”

“Tak usah khawatir Kek. Si nenek cidera berat akibat pukulanmu! Kekasihnya kakek satu itu agaknya tak akan sadar dalam waktu satu minggu!”

Apa yang terjadi dengan Pajahilio seperti yang disaksikan oleh si nenek kekasihnya?

Ketika tadi sinar kuning berbentuk tombak menghantam ke arahnya mau tak mau perhatian Pajahilio jadi terbagi. Dia merasa masih punya kesempatan untuk menambus perut Si Jin Budiman. Karena itu sambil jatuhkan diri ke samping dia betot celuritnya demik

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status