Share

192. Bagian 6

Hidung besar kakek bernama Pahidungbesar mengembang tambah besar. Mulutnya menggerutu lalu diam. Di atasnya Pasulingmaut bergumam keras lalu tiup suling tengkoraknya.

Di sebuah lereng bukit berbatu-batu Pahidungbesar hentikan larinya. Yang disebut sumur melintang seperti dikatakan oleh kakek itu ternyata adalah sebuah goa batu di lamping bukit sedalam tiga tombak. Sepanjang bagian dasar goa ada hamparan batu rata setinggi pinggul hingga goa itu tidak bedanya merupakan sebuah pembaringan. Karena saat itu sinar sang surya berada di sisi lain dari lereng bukit maka bagian dalam goa batu tersebut tidak terlihat jelas.

"Hai Junjungan Jin Muka Seribu, ini sumur melintang tempat aku meninggalkan Dewi Awan Putih,” berkata Pahidungbesar, memberi tahu Jin Muka Seribu.

Jin Muka Seribu memberi isyarat. Empat pengusung tandu segera turunkan tandu ke tanah. Sepasang mata Jin Muka Seribu membesar berbinar-binar. Tatapannya tidak beralih ke arah goa yang gelap. ”Kau

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status