Share

192. Bagian 3

last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-15 01:02:45

"Kau bisa menghancurkan, tapi apakah kau sanggup mengembalikan debu karang itu ke bentuknya semula?”bertanya kakek api Pamanyala.

"Aku tidak mengerti...” jawab makhluk berlumut.

”Kau tidak mengerti! Ha... ha... ha! Lihat apa yang aku lakukan!”Kakek api ulurkan tangan kanannya lalu disapukan ke tanah. Debu hancuran batu karang yang tadi dipukul makhluk berlumut membubung ke udara, menyatu kembali secara aneh. Si kakek gerakan tangan kanannya dua kali, kali ketiga dia seperti memukul ke arah lobang di depan makhluk berlumut.

"Wuuttt! Seetttt! Setttt!

Bluuupppp!"

Lobang besar akibat hantaman pukulan tadi kini tertutup oleh gumpalan debu, rata tak berbekas seperti keadaan semula! Pabahala hanya bisa leletkan lidah menyaksikan kejadian itu. Kakek api menyeringai lebar lalu berkata.

"Sungguh hebat ilmu pukulan Menghancur Karang Membentuk Debu yang kau perlihatkan padaku. Hai, bukankah itu nama pukulan yang barusan kau Perli

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 4

    Tidak terasa si makhluk berlumut usap mukanya sebelah depan dan gosok-gosok kepalanya sebelah belakang. Pamanyala tertawa. ”Belum, kepalamu masih belum berubah Hai Pabahala. Kepalamu masih tetap memiliki satu wajah. Ha... ha. ha! Sekarang dengar apa yang harus kau lakukan begitu berada di Negeri Jin. Pertama sekali kau harus mencari makhluk sakti bernama Jin Tangan Seribu. Dia memiliki beberapa ilmu kesaktian. Satu yang paling hebat adalah ilmu pukulan bernama Tangan Jin Tanpa Suara. Kau harus merampas ilmu itu dari tangannya. Dengan akal kejimu kau harus menundukkan Jin Tangan Seribu karena saat ini dialah yang paling tinggi ilmu kepandaiannya. Selesai urusanmu dengan Jin Tangan Seribu kau harus mencari seorang berjuluk Jin Lumpur Hijau. Makhluk ini diam di satu tempat bernama Kubangan Palumpur. Dari dia kau harus merampas ilmu kesaktian bernama Jin Hijau Penjungkir Roh. Bilamana dua tugas itu sudah kau selesaikan maka kau harus pergi ke sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 5

    "Pasedayu, dendamku puluhan tahun silam akan segera terbalaskan! Kau tidak pernah tahu siapa sebenarnya yang mencelakai dirimu! Kau akan hidup sengsara terkutuk seumur-umur! Celakalah kau Pasedayu!"Kakek yang tubuhnya geroak dan terbungkus nyala api itu tertawa panjang dan puas. Namun tawanya mendadak sontak lenyap ketika di langit ada cahaya putih disusul suara mengiang di kedua telinganya."Pamanyala, Wakil Para Dewa di Negeri Jin. Kami memang menginginkan hukuman dijatuhkan atas diri Pasedayu. Namun bukan dengan cara seperti yang telah kau kerjakan. Pelaksanaan hukuman bukan berarti membakar dan menebar dendam. Apa lagi kau sadar penuh siapa adanya Pasedayu dan siapa pula adanya makhluk berlumut yang kau beri nama Pabahala itu!"Si kakek api menatap ke langit. Lalu rapatkan dua tangan dan letakkan di atas kening. Lututnya ditekuk sedikit"Hai Junjungan Dari Atas Langit, mohon maaf kalau aku telah keliru bertindak. Namun bukan maksud hati membakar dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 6

    Hidung besar kakek bernama Pahidungbesar mengembang tambah besar. Mulutnya menggerutu lalu diam. Di atasnya Pasulingmaut bergumam keras lalu tiup suling tengkoraknya.Di sebuah lereng bukit berbatu-batu Pahidungbesar hentikan larinya. Yang disebut sumur melintang seperti dikatakan oleh kakek itu ternyata adalah sebuah goa batu di lamping bukit sedalam tiga tombak. Sepanjang bagian dasar goa ada hamparan batu rata setinggi pinggul hingga goa itu tidak bedanya merupakan sebuah pembaringan. Karena saat itu sinar sang surya berada di sisi lain dari lereng bukit maka bagian dalam goa batu tersebut tidak terlihat jelas."Hai Junjungan Jin Muka Seribu, ini sumur melintang tempat aku meninggalkan Dewi Awan Putih,” berkata Pahidungbesar, memberi tahu Jin Muka Seribu.Jin Muka Seribu memberi isyarat. Empat pengusung tandu segera turunkan tandu ke tanah. Sepasang mata Jin Muka Seribu membesar berbinar-binar. Tatapannya tidak beralih ke arah goa yang gelap. ”Kau

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 7

    "Jin Muka Seribu! Sungguh sial nasibmu! Maksud hati mencari Dewi, tak tahunya hanya datang mencari mati!"Rahang Jin Muka Seribu menggembung. Gerahamnya mengeluarkan suara bergemeretakan. ”Pemuda asing! Jangan bicara sombong di hadapan Raja Diraja Segala Jin, penguasa tunggal Istana Surga Dunia! Aku memang sudah lama mencarimu! Hari ini jangan harap kau bisa lolos dari kematian! Jangan mimpi bisa kembali hidup-hidup ke negeri asalmu!” Setelah membentak Jin Muka Seribu masih sempat berpikir apa sebenarnya yang telah terjadi dan dimana beradanya Dewi Awan Putih. Hal yang sama juga menjadi tanda tanya di diri Pahidungbesar sementara Pasulingmaut seperti biasanya unjukkan sikap tidak acuh. Hal ini membuat kemarahan Jin Muka Seribu menjadi tambah menggelegak. Dia berpaling pada Pahidungbesar dan berkata. ”Kalian yang punya pekerjaan! Kalian yang bertanggung jawab! Lekas bunuh pemuda asing itu! Dan tunjukkan padaku dimana Dewi Awan Putih!"Pahidungbesar tak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 8

    "Sialan benar!”kata Bintang memaki dalam hati. ”Bagaimana aku mengetahui kakek ini Jin Sinting asli yang baik atau Jin Sinting palsu yang jahat! Dulu Jin Sinting yang asli telah merampas payung serta tambur itu dari Si Jin Sinting palsu. Jin Sinting palsu adalah kakak kembar yang asli. Tapi sekarang kakek itu muncul membawa payung dan tambur seperti milik Jin Sinting. Apakah dia yang asli atau yang palsu tapi berhasil mendapatkan atau membuat sendiri payung daun dan tambur itu?!” Bintang coba mengingat-ingat. ”Antara dua kakek sinting kembar itu memang sulit dibedakan. Mulutnya sama-sama tonggos, mata sama belok dan hidung sama pesek. Lalu pantat juga sama-sama hitam burik! Bahkan suaranya tidak beda sedikitpun. Suara... suara... Aku ingat sekarang. Jin Sinting yang asli tidak bisa menyebut namaku dengan lempang. Dia tidak bisa menyebut Bintang seolah lidahnya kelu melafatkan huruf ‘ng’. Selain itu dia suka cegukan seperti anak kecil. Walau aku ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 9

    Tapi gilanya ternyata apa yang dilakukan Betina Bercula hanyalah meraba bagian tubuh di bawah pusar Bintang lalu melompat menjauh. Sambii tertawa cekikikan dia usapkan tangannya yang barusan meraba ke hidungnya sendiri!"Banci kurang ajar!” rutuk Bintang marah sekali dan merinding kuduknya. Sambil kerahkan tenaga dalam ke tangan kanan dia melompat dan menghantam ke arah Si Betina Bercula. Namun saat itu pula Pahidungbesar yang dihardik oleh Jin Muka Seribu berkelebat dari samping menghadangnya. Dari atas dukungannya Pasulingmaut bergumam keras lalu babatkan suling tengkoraknya. Asap hitam mengepul menyambar ke kepala Bintang!-o0o-KITA ceritakan sedikit bagaimana Ruhcinta sampai berada di tempat itu. Sesaat setelah Dewi Awan Putih dibawa kabur oleh Pahidungbesar, Ruhcinta yang tengah melanjutkan perjalanan sambil melakukan penyelidikan tentang asal usul dirinya sampai di tempat berlangsungnya perkelahian. Hatinya gembira karena d

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 10

    Ternyata Zeus membawa Ruhcinta ke lereng bukit dimana terletak sumur melintang. Bagaimanapun cerdiknya awan putih itu namun tak mungkin baginya untuk memberi tahu bahwa Dewi Awan Putih ada di dalam goa itu. Awan itu hanya hinggap di lereng batu yang terdekat sambil sesekali keluarkan suara halus. Karena terlindung oleh satu batu besar Ruhcinta tidak dapat melihat mulut goa. Selagi dia berpikir-pikir coba mengertikan petunjuk apa yang berusaha diberikan oleh awan putih itu, tiba-tiba di bawah sana dilihatnya Bintang berlari mendaki lereng bukit berbatu-batu. Saking gembiranya gadis ini hendak berseru memanggil sang pendekar. Namun maksudnya dibatalkan ketika di salah satu lamping bukit sebelah barat dia melihat satu sosok hitam mendekam memperhatikan. Ketika dia memandang ke jurusan itu, orang di balik batu segera menyelinap menghilang."Pasti itu orang yang mengikutiku sejak beberapa hari ini...” kata Ruhcinta dalam hati. Setelah berpikir sejenak gadis ini akhirnya menu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 11

    Bintang geleng-geleng kepala lalu tertawa. Dalam hati dia membatin. ”Mungkin gadis ini cemburu kalau aku menyentuh Dewi Awan Putih.” Memikir begitu maka Bintang berkata. ”Ruhcinta, hanya ada satu cara untuk membebaskan Dewi Awan Putih dari sirapan Ilmu Menjirat Urat. Yaitu menotok uratnya yang kelihatan biru itu.”Paras Ruhcinta mendadak tambah merah. Gadis ini palingkan mukanya ke jurusan lain.“Walah, apalagi yang salah ini. ?” pikir Bintang. Begitu dia ingat meledak tawanya.”Mengapa kau tertawa?”tanya Ruhcinta heran."Aku melihat wajahmu merah sampai ke telinga. Aku tahu sebabnya. Kau mungkin menganggap aku kurang ajar. Bukankah totok di negeri ini berarti payudara perempuan? Ha... ha... ha.”"Kau! Kalau sudah tahu mengapa masih menyebut?!” tanya Ruhcinta merengut. Tapi mulutnya mengembang, bibirnya bergetar lalu tawanya menyembur tak tertahankan lagi. Karena malu gadis ini akhirnya tu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18

Bab terbaru

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status