Share

191. Bagian 18

LELAKI yang membekal parang terbuat dari batu biru di tangan kanannya itu hentikan lari di ujung jurang.

Memandang ke bawah sesaat dia jadi tercekat. ”Jurang batu. Dalam sekali! Celaka! Tak mungkin kuterjuni.” Dia silangkan parang di depan dada lalu berpaling ke belakang. Belum selesai dia membuat gerakan tiba-tiba sesosok tubuh melayang di udara, membuat gerakan berjumpalitan dua kali. Di lain kejap sosok ini sudah tegak di hadapannya dengan muka menyeringai garang dan membersitkan nafas menyapu panas sampai ke permukaan wajahnya.

"Patumpangan! Tempat larimu sudah putus! Kau hanya punya tiga pilihan! Mampus bunuh diri menerjuni jurang! Mati di tanganku atau menyerahkan Jimat Hati Dewa padaku!"

Orang yang memegang parang biru mendengus lalu meludah ke tanah. ”Selama Parang Langit Biru masih berada di tanganku, jangan kau berani mencari mati Hai Pasedayu!"

Pasedayu si muka garang tertawa bergelak. ”Parang Langit Biru hanya ciptaan a

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status