Share

191. Bagian 22

"Suamiku, sebenarnya sejak beberapa waktu belakangan ini muncul banyak kekhawatiran dalam diriku. Aku sering mimpi buruk tentang dirimu, tentang Keempat anak kita. Mereka.”

"Ruhpingitan, orang di Negeri Jin ini menyebut mimpi adalah rampai bunganya tidur. Buruk atau baiknya yang akan terjadi adalah suratan Para Dewa di atas langit.”

"Justru aku juga telah beberapa kali kedatangan Dewa dalam mimpiku Hai Pasedayu. Sepertinya ada yang tidak disenangi Para Dewa terhadap kita sekeluarga.”

Pasedayu tersenyum namun diam-diam dia teringat pada kejadian belasan tahun silam ketika dia berkelahi dengan Wakil Para Dewa dan berhasil menciderai kakek itu. Walau hatinya mendadak tidak enak, pada istrinya Pasedayu tetap saja berkata lembut dan menghibur.

“Sudahlah Ruhpingitan, aku akan berangkat sekarang. Tenangkan hatimu. Lihat anak-anak kita. Mereka tidur nyenyak, mereka gemuk-gemuk semua tanda sehat. Dan lihat tanda bunga dalam lingkaran yang a

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status