Share

191. Bagian 19

last update Last Updated: 2023-05-13 01:02:10

”Remasan Sepuluh Jari Jin...!” desis Patumpangan menyebut ilmu lawan yang menciderainya. Tiba-tiba seperti kalap Patumpangan berteriak keras. Lalu tangan kirinya laksana kilat menghantam berulang kali ke depan.

"Bukkk! Bukkkk! Bukkkk!"

Tubuh Pasedayu terangkat sampai tiga kali berturut-turut begitu jotosan Patumpangan mendarat susul menyusul di dadanya.

"Puaskan hatimu Patumpangan! Pukul terus sesukamu!” kata Pasedayu sambil menyeringai buruk.

"Bukkk! Bukkk! Bukkkk!"

Kembali Patumpangan menghujani tubuh lawan dengan pukulan-pukulan keras. Kembali sosok Pasedayu terangkat ke udara bahkan kini dari mulutnya kelihatan ada darah mengucur. Tapi dia masih saja menyeringai.

"Cukup Patumpangan!” Tiba-tiba Pasedayu berteriak. Tangannya kiri kanan berkelebat ke sekujur tubuh lawan, mulai dari kepala sampai ke dada.

Kraaakk...kraaakkk... kraaakk!

Suara patah dan hancurnya tulang terdengar mengerikan berulang kali.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ksatria Pengembara Season 2   191. Bagian 20

    Daging kakinya tampak terkelupas merah. ”Jahanam! Berani kau menciderai diriku!” teriak Pasedayu. Dia hantamkan tangan kanannya. Lepaskan satu pukulan tangan kosong. Si kakek cepat menyingkir ketika melihat satu sinar kuning berkiblat menyambarnya. Sambil mengelak dia gerakan cambuk apinya."Wusss! Taaarrrrr!"Nyala api panjang menembus kiblatan cahaya kuning. Saat itu juga cahaya kuning bertabur berantakan dengan mengeluarkan suara letusan keras!Tangan kiri si kakek bergetar keras. Cambuk api yang dipegangnya mental ke udara. Dia cepat menguasai senjata itu sementara Pasedayu terjajar sampai tiga langkah. Mukanya pucat. Tangan kanannya seperti kaku. ”Kakek itu mampu menghancurkan Pukulan Tangan Dewa Warna Kuning.” Diam-diam Pasedayu menjadi kecut. “Akan kucoba dengan Pukulan Tangan Dewa Warna Biru yang paling hebat!"Pasedayu lalu kerahkan tenaga dalam ke tangan kanan dan tanpa menunggu lebih lama dia segera menghantam. Si

    Last Updated : 2023-05-13
  • Ksatria Pengembara Season 2   191. Bagian 21

    Jika saja Pasedayu tidak menelan Jimat Hati Dewa, pada saat cambuk api melilit dan disentakkan dari lehernya, pastilah leher itu akan hancur putus dan kepalanya akan menggelinding di tanah! Namun yang terjadi justru sebaliknya. Cambuk api keluarkan suara "dess... desss... desss” Berulang kali disertai kepulan asap seolah diguyur air. Lalu kelihatan bagaimana cambuk itu terputus-putus menjadi beberapa bagian. Begitu si kakek melompat kaget, dia lihat dan dapatkan cambuk apinya telah berubah kembali menjadi sebatang tongkat yang kini panjangnya hanya tinggal dua jengkal!"Kakek yang mengaku Wakil Para Dewa! Takdir telah berbalik menentukan lain! Hari ini kau terpaksa serahkan nyawamu padaku!” Pasedayu maju mendekat sambil tertawa bergelak."Kau akan terkutuk seumur-umur jika berani membunuhku!” kata si kakek seraya melemparkan potongan tongkatnya ke arah Pasedayu. Benda berapi ini melesat menyambar ke tenggorokan Pasedayu.Sekali Pasedayu mengang

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   191. Bagian 22

    "Suamiku, sebenarnya sejak beberapa waktu belakangan ini muncul banyak kekhawatiran dalam diriku. Aku sering mimpi buruk tentang dirimu, tentang Keempat anak kita. Mereka.”"Ruhpingitan, orang di Negeri Jin ini menyebut mimpi adalah rampai bunganya tidur. Buruk atau baiknya yang akan terjadi adalah suratan Para Dewa di atas langit.”"Justru aku juga telah beberapa kali kedatangan Dewa dalam mimpiku Hai Pasedayu. Sepertinya ada yang tidak disenangi Para Dewa terhadap kita sekeluarga.”Pasedayu tersenyum namun diam-diam dia teringat pada kejadian belasan tahun silam ketika dia berkelahi dengan Wakil Para Dewa dan berhasil menciderai kakek itu. Walau hatinya mendadak tidak enak, pada istrinya Pasedayu tetap saja berkata lembut dan menghibur.“Sudahlah Ruhpingitan, aku akan berangkat sekarang. Tenangkan hatimu. Lihat anak-anak kita. Mereka tidur nyenyak, mereka gemuk-gemuk semua tanda sehat. Dan lihat tanda bunga dalam lingkaran yang a

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Jin Muka Seribu

    PASEDAYU duduk terbungkuk-bungkuk di tanah yang becek. Sekujur tubuhnya terutama di sebelah belakang mendenyut sakit Mukanya pucat dan pandangan matanya sayu. Kalau saja dia bisa meminta rasanya saat itu dia lebih suka memilih mati. Perlahan-lahan dia turunkan tangan kanan yang sejak tadi dipergunakan untuk menopang keningnya. Memandang ke depan dia hanya melihat tanah rata yang disana-sini masih digenangi air. Pasedayu sampai di tempat itu malam tadi. Dan kini matahari menjelang tenggelam. Berarti hampir satu hari penuh dia terduduk di situ, didera oleh rasa sakit di sekujur tubuh serta perasaan hancur di dalam hati. Otaknya seperti mau gila menghadapi kenyataan ini."Rata semua.... Rumahku, lenyap tak berbekas. Para Dewa. Hai tunjukkan padaku dimana mereka berada. Mengapa kau jatuhkan cobaan maha berat ini padaku! Anak istriku... Ruhpingitan, anak-anakku.... Apakah mereka masih hidup? Dimana mereka sekarang?” Tenggorokan Pasedayu turun naik. Dadanya terasa sesak. Mata

    Last Updated : 2023-05-14
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 2

    "Hai makhluk di puncak batu karang tempat arus berputar! Jika kau mengikuti petunjukku, kau tak perlu harus menunggu sampai sepuluh tahun lagi! Sebelum sang surya tenggelam hari ini, kau sudah boleh meninggalkan pulau karang!"Makhluk di atas batu karang tersentak kaget. Dia mendongak ke atas. Di antara silaunya Matahari Terik dia melihat ada sebuah benda berwarna merah melayang turun dari sebelah utara. Belum sempat dia berkejap, benda ini tahu-tahu sudah sampai di hadapannya! Kejut si makhluk aneh bukan alang kepalang!Sosok yang tegak di depannya saat itu adalah sosok seorang kakek yang keadaannya sungguh mengerikan. Sekujur badannya dikobari nyala api. Namun sosok sebelah kanan yaitu bagian bahu sampai ke pinggang hanya merupakan satu lobang besar menggidikkan. Makhluk berlumut di atas batu bisa melihat isi dada dan perut serta genangan darah di dalamnya. ”Makhluk api yang sosokmu hanya tinggal sebelah! Siapa kau adanya! Apa maksud ucapanmu tadi?!" Yang

    Last Updated : 2023-05-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 3

    "Kau bisa menghancurkan, tapi apakah kau sanggup mengembalikan debu karang itu ke bentuknya semula?”bertanya kakek api Pamanyala."Aku tidak mengerti...” jawab makhluk berlumut.”Kau tidak mengerti! Ha... ha... ha! Lihat apa yang aku lakukan!”Kakek api ulurkan tangan kanannya lalu disapukan ke tanah. Debu hancuran batu karang yang tadi dipukul makhluk berlumut membubung ke udara, menyatu kembali secara aneh. Si kakek gerakan tangan kanannya dua kali, kali ketiga dia seperti memukul ke arah lobang di depan makhluk berlumut."Wuuttt! Seetttt! Setttt!Bluuupppp!"Lobang besar akibat hantaman pukulan tadi kini tertutup oleh gumpalan debu, rata tak berbekas seperti keadaan semula! Pabahala hanya bisa leletkan lidah menyaksikan kejadian itu. Kakek api menyeringai lebar lalu berkata."Sungguh hebat ilmu pukulan Menghancur Karang Membentuk Debu yang kau perlihatkan padaku. Hai, bukankah itu nama pukulan yang barusan kau Perli

    Last Updated : 2023-05-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 4

    Tidak terasa si makhluk berlumut usap mukanya sebelah depan dan gosok-gosok kepalanya sebelah belakang. Pamanyala tertawa. ”Belum, kepalamu masih belum berubah Hai Pabahala. Kepalamu masih tetap memiliki satu wajah. Ha... ha. ha! Sekarang dengar apa yang harus kau lakukan begitu berada di Negeri Jin. Pertama sekali kau harus mencari makhluk sakti bernama Jin Tangan Seribu. Dia memiliki beberapa ilmu kesaktian. Satu yang paling hebat adalah ilmu pukulan bernama Tangan Jin Tanpa Suara. Kau harus merampas ilmu itu dari tangannya. Dengan akal kejimu kau harus menundukkan Jin Tangan Seribu karena saat ini dialah yang paling tinggi ilmu kepandaiannya. Selesai urusanmu dengan Jin Tangan Seribu kau harus mencari seorang berjuluk Jin Lumpur Hijau. Makhluk ini diam di satu tempat bernama Kubangan Palumpur. Dari dia kau harus merampas ilmu kesaktian bernama Jin Hijau Penjungkir Roh. Bilamana dua tugas itu sudah kau selesaikan maka kau harus pergi ke sa

    Last Updated : 2023-05-15
  • Ksatria Pengembara Season 2   192. Bagian 5

    "Pasedayu, dendamku puluhan tahun silam akan segera terbalaskan! Kau tidak pernah tahu siapa sebenarnya yang mencelakai dirimu! Kau akan hidup sengsara terkutuk seumur-umur! Celakalah kau Pasedayu!"Kakek yang tubuhnya geroak dan terbungkus nyala api itu tertawa panjang dan puas. Namun tawanya mendadak sontak lenyap ketika di langit ada cahaya putih disusul suara mengiang di kedua telinganya."Pamanyala, Wakil Para Dewa di Negeri Jin. Kami memang menginginkan hukuman dijatuhkan atas diri Pasedayu. Namun bukan dengan cara seperti yang telah kau kerjakan. Pelaksanaan hukuman bukan berarti membakar dan menebar dendam. Apa lagi kau sadar penuh siapa adanya Pasedayu dan siapa pula adanya makhluk berlumut yang kau beri nama Pabahala itu!"Si kakek api menatap ke langit. Lalu rapatkan dua tangan dan letakkan di atas kening. Lututnya ditekuk sedikit"Hai Junjungan Dari Atas Langit, mohon maaf kalau aku telah keliru bertindak. Namun bukan maksud hati membakar dan

    Last Updated : 2023-05-16

Latest chapter

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 17

    Setelah melihat Jejaka Emas memahami maksud perkataannya, Bintang segera melangkah ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Berjarak 3 tombak dari Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, Bintang menghentikan langkahnya.“Tidak ada yang kalah juga tidak ada yang menang dalam sebuah peperangan. Lebih baik kita berdamai dan hidup berdampingan Ayah Mertua” ucap Bintang dengan menyebut Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sebagai ayah mertuanya. Tentu saja kenyataan itu tak bisa Bintang pungkiri. Walau bagaimana, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal adalah ayah mertua baginya.Tatapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal masih terlihat dingin kearahnya, dan terdengar suara beratnya. “Kenapa kau menolak untuk menjadi penguasa dunia, Bintang? Bukankah itu keinginan semua laki-laki didunia ini! Tahta dan Kekuasaan?!”Bintang menggeleng, lalu berkata, “Aku lebih suka kedamaian. Buat apa meraih kekuasaan, kalau hidup selalu tidak tenang” Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terdiam saat mendengar kata-kata Bintang.Binta

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 16

    Semua terdiam!Sunyi!Tak ada satu suarapun yang terdengar, kecuali desau angin!Sementara itu, keadaan semua orang yang tadinya terpaku, kini sudah bisa bergerak, masing-masing saling menatap satu sama lain, lalu mengedarkan pandangan mereka ke arah sekitar. Apa yang baru saja terjadi, berasa seperti mimpi.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal pun masih terpaku berdiri ditempatnya, memandangi jari manis tangan kanannya yang sudah kosong, tidak ada lagi Cincin Sulaiman yang biasa terpatri.Di pihak Jejaka Emas, Bintang lebih dulu tersadar dengan keadaan yang terjadi. Masih terlihat keringat dingin di sekujur tubuh Bintang. Rasa sakit yang baru saja dialami oleh Bintang bukan sekedar dalam angan-angan, tapi Bintang benar-benar dapat merasakan bagaimana tubuhnya terhempas dengan keras ke sebuah alam, dimana di alam itu, berbagai macam orang dengan segala macam siksaannya. Bintang benar-benar merasakan kesakitan yang amat sangat yang membuat tubuhnya seperti ditusuk oleh ribuan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 15

    “Bangunlah kalian berdua!” kembali suara lembut tapi tegas itu terdengar menyapa keduanya, hampir bersamaan Bintang dan Jejaka Emas memalingkan wajah mereka kearah depan. Wajah keduanya berubah. Berjarak hanya beberapa tombak dihadapan mereka, terlihat sosok seorang laki-laki tua berwajah agung dan teduh. Mengenakan pakaian putih disekujur tubuhnya. Senyumnya terlihat begitu agung dan teduh. Bintang dan Jejaka Emas terkejut, karena tadi, tidak ada seorangpun yang ada ditempat itu selain mereka berdua.Lelaki tua berparas agung itu terlihat duduk diatas sebuah batu putih yang bila diperhatikan dengan seksama. Batu itu tidaklah menyentuh tanah, alias mengapung diudara.“Kemari!” Terdengar suara lembut dan tegas kembali menyapa Bintang dan Jejaka Emas. Walau keduanya tak melihat bibir lelaki tua itu bergerak, tapi Bintang dan Jejaka Emas yakin, kalau lelaki tua itulah yang menyuruh mereka.Lagi-lagi Bintang dan Jejaka Emas diliputi keheranan, karena tubuh mereka tiba-tiba saja bangkit be

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 14

    Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat geram saat melihat tak satupun dari pihak lawan yang mau bersikap setia kepadanya. “Kalian semua rupanya benar-benar ingin mati, jangan katakan kalau aku tidak memberikan kalian kesempatan...” ucap Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal berpaling kearah seluruh pasukannya yang ada dibelakangnya.“Bunuh mereka semua!”Satu perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah cukup untuk membuat pasukannya bergerak kedepan dengan senjata terhunus. Siap untuk membunuh lawan-lawan mereka yang sudah tak berdaya ditempatnya.Mendengar perintah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal, membuat pucat wajah-wajah dari pihak lawannya. Sebagian mengeluarkan keringat dingin membayangkan kematian yang akan segera mendatangi mereka, sementara sebagian lagi tampak mampu bersikap tenang dan sudah siap menerima nasib, karena memang sejak awal pertempuran, mereka sudah siap untuk mati. Ada satu hal yang setidaknya membuat mereka mati dengan tenan

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 13

    Sementara itu dipihak Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal juga ikut bingung melihat kejadian itu, Bintang yang kini tampak tengah diperebutkan oleh ke-4 wanita cantik. Di benak mereka terbersit pikiran, ‘Apa mereka tidak menyadari kalau saat ini tengah berperang’. Hal ini membuat semua orang geleng-geleng kepala melihatnya.Sementara itu, Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal terlihat menatap ke arah Bintang dengan tatapan dingin. Lalu Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal maju beberapa langkah kedepan. Seketika keadaan riuh ditempat itu langsung berhenti. Hening. Bahkan keributan kecil diantara Bintang dengan ke-4 gadisnya juga ikut terhenti dan kini mereka ikut menatap kearah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tak ada yang bersuara, semua perhatian tertuju langsung ke arah Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal.Tiba-tiba saja dari pihak seberang, sesosok tubuh melangkah kehadapan Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal. Dia adalah Jejaka Emas. Jejaka Emas memang sangat kesal melihat keberuntungan Bintang yang dike

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 12

    “Hai! Utusan Dewa. Kami akan menghentikan peperangan ini bila Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal sudah terkalahkan, tapi bila tidak. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa!” Raja Munaliq Dari Timur memberikan jawaban diiringi anggukan oleh kedua raja jin lainnya, juga para prajurit yang berada dibawah kendali mereka.Apa yang dikatakan oleh Raja Munaliq Dari Timur memang tidak salah. Selama Maharaja Jin Thathamghi Yam Yal tidak bisa dikalahkan, maka kemenangan akan selalu menjadi milik mereka. Bahkan Sang Hyang Guru Dewa sendiripun tak akan bisa berbuat apa-apa.Kini balik Una Lyn yang terlihat terdiam ditempatnya. Jejaka Emas yang melihat hal itu, segera beranjak maju untuk memberikan tanggapannya.Bleegaarrr!Sebuah suara keras ledakan terdengar keras membahana di tempat itu, begitu kerasnya sampai membuat tempat itu bergetar laksana digoncang gempa skala sedang. Ada yang jatuh terduduk karena tak kuat menahan getaran yang terjadi, tapi masih banyak pula y

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 11

    Una Lyn sendiri terlihat melakukan salto beberapa kali diudara hingga akhirnya berhasil mendarat dengan mulus ditanah, sedangkan Ifrit juga mampu mendaratkan kedua kakinya ditanah, setelah terseret cukup jauh kebelakang. Darah terlihat merembes dimulut keduanya, sebagai tanda luka dalam yang mereka derita.Seakan tak ingin membuat waktu percuma, Una Lyn terlihat langsung mengangkat tangannya yang tengah memegang pedang naga emas keatas.Wusshh..!Bayangan seekor naga emas melesat keluar dari hulu pedang ditangan Una Lyn. Sementara itu di ujung sana, Ifrit pun terlihat tak ingin tinggla diam.Dugghh!Tongkat ditangannya dihentakkan ke tanah.Wusshh..! Wusshh..! Wusshh..!Banyak sosok bayangan hitam yang keluar dari kepala tongkat dan sosok-sosok bayangan hitam itu tampak membentuk wujud-wujud jin yang tak terhitung jumlahnya yang hampir memenuhi langit. Di tempatnya, Una Lyn cukup terkejut melihat pamer kesaktian yang diperlihatkan oleh Ifrit. Ternyata Ifrit mampu mengeluarkan banyak j

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 10

    Dughh! Seiring dengan itu Ifrit menghentakkan tongkat ditangannya ke bawah.Werrrr...! gelombang energi terpancar keluar dari tubuh Ifrit yang langsung menyapu seluruh tempat itu. Terjadi keanehan! Pemandangan mencengangkan terjadi. Waktu seolah berhenti, bangsa jin yang tengah bertempur satu sama lain, terdiam seperti patung. Semuanya berhenti bergerak, bukan saja yang ada di tanah, tapi juga yang ada diudara ikut berhenti bergerak.Baik bangsa manusia, bangsa jin, maupun para dewa-dewi, bahkan Jejaka Emas pun ikut berdiri mematung ditempatnya berada. Terlihat perubahan diwajah semua orang, termasuk Jejaka Emas yang berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dirinya agar bisa kembali bergerak, tapi sejauh ini hanya gerakan yang sangat lamban yang terlihat. Tak ada yang mampu menggerakan tubuh mereka. Sementara itu, di pihak Ifrit, mereka semua tahu, kalau ini adalah salah satu kemampuan Ifrit yang bisa menghentikan waktu.Di depan sana, terlihat Ifrit tersenyum sinis melihat ke arah Jej

  • Ksatria Pengembara Season 2   218. Bagian 9

    Jejaka Emas tak memberi kesempatan sedikitpun bagi Ifrit untuk menghela nafas. Serangan gelang dewanya terus menghantam sosok Ifrit.Sosok Ifrit yang melayang diatas tanah, terus terdesak mundur. Entah sudah belasan ataupun berpuluh-puluh kali serangan gelang dewa menghantam sosoknya, tapi walaupun terdesak. Ifrit sedikitpun tidak terlihat terluka.Jejaka Emas yang melihat hal itu, harus mengakui kekuatan dan kekebalan tubuh Ifrit, tapi anehnya seraya terus melesatkan serangan gelang-gelang dewanya, Jejaka Emas justru tertawa-tawa. Hal ini dikarenakan sosok Ifrit yang terkena serangan beruntun gelang dewanya dari berbagai arah, membuat tubuh Ifrit yang melayang diudara itu tampak terdorong ke kanan, ke kiri, ke belakang dan kedepan, Ifrit seperti tengah berjoget atau bergoyang dangdut. Hal ini pula yang membuat Jejaka Emas kemudian tertawa tergelak-gelak. Bangsa Jin yang ada ditempat itupun bingung dan heran, kenapa Jejaka Emas bertarung sambil tergelak-gelak sendiri.Ifrit terus dig

DMCA.com Protection Status