Share

184. Bagian 7

Di dalam kocek jerami kering, Bintang dan dua kawannya mendengar jelas bentakan-bentakan itu. Dengan susah payah mereka menggeser penutup kocek lalu mengintai.

“Celaka, naga-naganya akan terjadi perkelahian hebat!” kata Bayu. “Kalau sampai tendangan atau senjata lawan mengenai kocek ini, kita bisa medel semua!”

“Kalau begitu biar aku keluar saja dan merosot lewat kaki celana Maithatarun!” kata Arya.

“Mati hidup kita tetap dalam kocek ini! Berada di luar mungkin lebih besar bahayanya!” kata Bintang lalu menarik daun telinga lebar Arya.

-o0o-

Lelaki di sebelah depan yang mengenakan destar tinggi warna hitam terbuat dari sejenis kulit kayu meludah ke tanah. “Dasar manusia bodoh! Setelah membunuh keponakanku kau masih bisa berkata tidak mencari lantai terjungkat! Menuduh kami memfitnah!”

“Hai! Pasalut, Lamanda, Ruhrinjani istri yang kucintai! Perihnya

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status