Share

184. Bagian 12

Mendengar kata-kata Si Bayu, mau tak mau Arya memandang ke arah yang ditunjuk. Anak perempuan yang ditunjuk Bayu ternyata adalah seorang anak kecil yang tubuhnya penuh koreng dan ingusnya mengambang turun naik di atas bibirnya!

Arya mengomel panjang pendek sedang Bayu dan Bintang tertawa gelak-gelak.

Penutup kocek tiba-tiba jatuh ke bawah. Tiga orang jatuh terhempas jatuh. Bintang cepat berdiri dan berusaha mendorong penutup kocek ke atas. Dia tahu sesuatu yang hebat bakal terjadi.

“Duelcarok! Duelcarok!” Kembali orang banyak di seputar tanah lapang berteriak-teriak sambil mengacung-acungkan tangan atau benda apa saja yang mereka pegang.

Di ujung tanah lapang besar di hadapan Maithatarun, di atas sebuah kursi batu duduklah seorang pemuda berwajah kebiru-biruan. Di kepalanya ada sebuah destar terbuat dari kulit kayu berwarna merah dan berukir-ukir gambar kepala harimau bersilang tombak. Destar itu adalah destar kebesaran milik Kepala Kota Jin.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status