Share

184. Bagian 18

Belalang raksasa tundukkan kepala ke bawah lalu menggeleng pertanda dia mengerti dan menjawab ucapan tuan penunggangnya.

"Kau sahabatku yang setia Paehijau. Mudah-mudahan Para Dewa dan Dewi menolong kita hingga kita bisa selamat sampai ke puncak Patimerapi...”

Baru saja perempuan ini selesai berucap tiba-tiba terdengar suara tangisan bayi. Astaga. Ternyata dalam bungkusan yang didukungnya di tangan kiri, ada sosok seorang orok yang masih merah karena baru berusia 40 hari. Perempuan ini cepat menimang-nimang bayi daam bedungan.

"Anakku Ramatahati, berhentilah menangis. Sebentar lagl kau akan bertemu dengan bapakmu. Sebentar lagi kau akan menjadi anak yang syah. Punya Ibu dan punya ayah!" Perempuan itu terus menimang-nimang si bayi hingga akhirnya berhenti menangis. Sesaat dia mendongak ke atas, berusaha menembus tebaran kabut yang menutupi pemandangan. Jauh di atas sana men- julang tinggi puncak Gunung Patimerapi yang dari kawahnya selalu mengepul asap pana

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status