Dikamarnya Tatyana terlihat menunggu dengan gelisah. “Sial! dimana mereka?” tanya Tatyana seraya berjalan berputar-putar dengan gelisah dikamar itu, terlihat jelas kegelisahan diwajahnya. “Katanya sebentar. Tapi ini udah hampir 2 jam lebih” batin Tatyana lagi menggerutu.
Tok! Tok! Tok!
Terdengar suara ketukan dipintu kamar, membuat Tatyana menghentikan kegelisahannya, dengan cepat Tatyana berjalan kearah pintu dan membukanya. Tapi wajah Tatyana kembali kecewa karena yang berdiri dipintu bukan orang yang ditunggunya, tapi seorang wanita yang terlihat tengah membawa makanan ditangannya.
“Miss Jessie meminta kami mengantarkan makanan untuk nona” ucap wanita itu lagi. Tatyana hanya mengangguk dan hanya membiarkan saja wanita itu meletakkan makanannya diatas meja.
“Dimana Miss Jessie?” tanya Tatyana lagi cepat.
“Maaf nona. Saya juga tidak tau” ucap wanita itu lagi seraya menjura hormat, lalu be
Bintang dan Tatyana diajak oleh Miss Jessie menuju kesebuah kamar.Tok!! Tok!! Tok!!Miss Jessie mengetuk kamar tersebut.“Masuk!” terdengar suara dari dalamnya.Kreaakkk!Miss Jessie membuka pintu kamar itu dan melangkah masuk, Bintang dan Tatyana mengikutinya dari belakang. Begitu berada didalam, harum semerbak langsung mengusik hidung mereka, Tatyana tampak mengagumi keadaan kamar tersebut, jauh lebih besar dan lebih megah dari kamar Miss Jessie.Di dalam kamar terlihat sebuah peraduan besar yang dikelilingi oleh sebuah tirai putih yang transparan sehingga semua isi yang ada dibalik tirai itu cukup terlihat. Miss Jessie mengajak Bintang dan Tatyana untuk berdiri didepan tirai peraduan tersebut.Kreeeettttttt!!Tirai yang menutupi peraduan tampak mulai bergeser, dan terlihatlah sesosok tubuh yang berada dibalik tirai tersebut.Sesosok wanita berwajah khas erofa yang memiliki kecantikan yang cukup memukau, b
Bintang memacu kudanya dengan sangat cepat. Jarak Istana Timur dan tempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim memang cukup jauh, memakan waktu berhari-hari perjalanan bila menggunakan kuda. Tanpa mengenal lelahnya, Bintang terus memacu kudanya berlari seperti orang yang kesetanan.“Sarah. Tunggu aku!” ucap Bintang terlihat begitu sangat cemas. Ini pertama kalinya kita melihat kecemasan yang begitu sangat didiri Bintang.Dhuer!!Sebuah guntur besar menggelegar dengan dahsyatnya, begitu kerasnya sampai-sampai Bintang harus menghentikan lari kudanya, sejenak Bintang menatap kearah langit, kening Bintang berkerut, heran.“Aneh... Malam begini terang, bintang-bintangpun banyak bertaburan dan bulanpun masih bersinar terang, tapi kenapa ada guntur!” batin Bintang heran dengan kejadian tersebut.Dhuer!! Dhuer!! Dhuer!! Dhuer!!Kembali Bintang dikejutkan dengan guntur yang menggelegar secara beruntun. Dan entah kenapa perasaan Bint
DHUER !!!Guntur menggelegar dengan dahsyatnya di kaki langit, membelah malam yang gelap, walaupun sebenarnya guntur itu terlihat tak wajar, karena bulan yang masih bersinar dengan terang, Bintang-Bintangpun masih bertaburan dengan ramainya menemani sang bulan, tidak ada tanda-tanda akan turun hujan, tapi keadaan alam terlihat begitu menyeramkan, seakan alam tengah murka.Sementara itu ditempat kediaman Gubernur Al-Musta'sim, tepatnya disebuah gubuk balai pengobatan. Dimana didepan pintu balai pengobatan tersebut terlihat sosok Gubernur Al-Musta'sim dan para komandan pasukannya tengah berdiri, sepertinya mereka tengah menunggu sesuatu.Di dalam balai pengobatan sendiri, terdapat sebuah ranjang pesakitan, dimana diatasnya tampak sosok Sarah yang sudah terlihat sangat lemah. Didekatnya tampak pula sosok seorang anak laki-laki yang baru berusia 5 tahunan yang tengah menangis memeluknya. Dia tak lain adalah Bruce, sedangkan dipinggiran tempat tidur tampak pula seora
Beberapa hari kemudian...Gubernur Al-Musta'sim tengah memimpin suatu pertemuan saat tiba-tiba saja seorang prajurit datang menghadap.“Ada apa?” tanya Gubernur Al-Musta'sim. Dan terlihat wajah prajurit itu terlihat pucat hingga mengherankan Gubernur Al-Musta'sim dan para komandan pasukannya yang ada diruangan tersebut.“T..Tu...Tuan Bintang telah kembali gubernur” ucap prajurit itu lagi dengan gugup. Kali ini justru wajah Gubernur Al-Musta'sim dan para komandan pasukannya yang berubah pucat mendengar nama Bintang disebutkan oleh prajurit tersebut.“Ba...bagaimana ini gubernur?” tanya salah satu komandan kepada Gubernur Al-Musta'sim dengan wajah yang juga pucat.Di saat mereka semua dilanda kebingungan, tiba-tiba saja salah seorang prajurit datang lagi menghadap dan menjura hormat.“Ada apa?” tanya Gubernur Al-Musta'sim cepat.“Tu..tu..tuan...tuan Bintang sudah masuk dan sedang men
Sementara itu, ditaman selatan yang tadi dikatakan oleh Gubernur Al-Musta'sim, terlihat sosok anak kecil berusia 5 tahunan tengah berlatih kuda-kuda dasar beladiri, anak kecil itu tak lain adalah Bruce. Walaupun masih berusia anak-anak, tapi Bruce terlihat dengan serius berlatih.Di dekatnya, terlihat sosok Putri Sheeva yang cantik jelita tengah mengawasinya, sepertinya Putri Sheeva yang tengah melatih dan membimbing Bruce untuk berlatih.Saat Bintang tiba ditempat itu, wajah Putri Sheeva terlihat berubah.“Bruce” terdengar suara lembut Putri Sheeva yang membuat Bruce membuka kedua matanya yang terpejam.“Ada apa kak Sheeva?” tanya Bruce lagi. Putri Sheeva tak menjawab tapi memberikan tanda kepada Bruce untuk melihat kebelakang. Bruce segera menolehkan pandangannya kearah belakang.“AAA...AYAH!” ucap Bruce dengan suara gugup. Tak menunggu lagi, Brucepun segera berlari kearah Bintang dan begitu sudah berada dekat
Kotaraja timur terlihat masih ramai seperti biasanya, berbagai aktivitas ekonomi masih terlihat ramai disana sini. Sementara itu di kamar yang menjadi tempat menginap Tatyana dan Bintang. Terlihat dua sosok gadis jelita yang tengah menikmati makan siang mereka. Salah satunya terlihat cukup lahap menyantap makanannya. Yang satu bertubuh kecil semok montok berambut merah, dan yang satu bertubuh besar semok montok. “Begini rasanya makan di penginapan mewah seperti ini” ucap sosok gadis berambut merah. “Apa kau tidak pernah menginap disini Jessie?” tanya gadis bertubuh besar menyebut nama gadis berambut merah dengan sebutan Jessie alias Miss Jessie. “Belum pernah Tatyana ... Buang-buang uang saja” ucap Jessie kepada sosok gadis dihadapannya yang rupanya adalah Tatyana. “Apa tidak ada tamu yang pernah mengajakmu kemari?” tanya Tatyana. Jessie tampak hanya diam saja mendengar pertanyaan itu. “Oh maaf.. Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu” ucap Tat
Beberapa hari kemudian, saat matahari baru saja tenggelam di ufuk barat. Tatyana dikejutkan dengan kedatangan Bintang yang secara tiba-tiba.“Ayo kita ke Istana Surga sekarang Tatyana” ucap Bintang yang baru saja datang.“Sekarang tuan?” tanya Tatyana“Ya sekarang. Ayo!” ucap Bintang seraya melangkah terlebih dahulu, mau tak mau Tatyana dengan buru-buru segera menutup pintu kamarnya dan segera menyusul kearah Bintang.Begitu memasuki Istana Surga yang memang belum lagi beraktifitas karena hari yang masih terlalu awal. Matahari yang baru saja tenggelam masih menampakkan mega-mega merahnya yang indah diufuk barat.Mami mucikari yang melihat kedatangan Bintang dan Tatyana hanya tersenyum dan membiarkan saja Bintang dan Tatyana naik keatas untuk menuju ke kamar Miss Jessie. Mami mucikari sudah mengenal Tatyana karena memang sudah sering ke Istana Surga untuk menemui Miss Jessie.Tok.
Tirai yang menutupi peraduan tampak mulai bergeser, dan terlihatlah sosok Miss Lynn dari dibalik tirai tersebut. Lagi-lagi Miss Lynn tampak tidak mengenakan pewarna pemerah bibir yang biasanya dikenakan oleh para wanita, tapi kecantikan wajahnya sudah cukup membuat Bintang mengaguminya. Miss Lynn tampak mengenakan pakaian lingerie berwarna merah dan dibalut gaun putih seperti kemarin. Putih dan mulusnya kulit Miss Lynn membuat urat nadi didalam tubuhnya terlihat jelas dari balik kulit tubuhnya yang indah, Miss Lynn tampak bangkit duduk di peraduannya dan tampak menatap sekujur sosok Bintang yang berdiri penuh wibawa dihadapannya, Bintang sendiri juga kini tengah menatap sosok indah dan Miss Lynn. Entah sengaja atau tidak, Miss Lynn tampak membuka gaun putihnya sehingga terlihatlah lingerie merah yang dikenakannya sangatlah rendah sekali, sehingga belahan dadanya terlihat dengan jelas oleh Bintang dan ini membuat Bintang harus meneguk ludahnya berkali-kali. Tapi sepertinya hal ini me